JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Usai melahirkan, perjuangan seorang ibu masih terus berlanjut. Salah satunya memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk sang buah hati. Per 4 Februari 2022, Direktorat Gizi Masyarakat, mencatat bahwa sebanyak 1.287.130 dari 1.845.367 atau 69,7 persen bayi berusia kurang dari 6 bulan telah menerima ASI Eksklusif.
Persentase ini sudah cukup meningkat dibandingkan data dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 66,1 persen. Namun, untuk mendapatkan ASI yang berkualitas dan berlimpah diperlukan pula usaha yang kuat. Seperti istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, hindari stres hingga sering melakukan Direct Breastfeeding (DBF) dan pumping.
Selain usaha tersebut, tak segan para ibu juga mengkonsumsi ASI Booster sebagai bagian dari ikhtiar. ASI Booster biasanya bisa berupa makanan, minuman hingga berbentuk suplemen yang dipercaya bisa meningkatkan produksi ASI. Banyaknya produk ASI Booster di pasaran, tentunya para ibu harus memilih dengan teliti. Mulai dari izin BPOM, kandungannya hingga kehalalannya. Ini harus dilakukan karena ASI merupakan sumber nutrisi utama yang siap penuhi semua kebutuhan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan si kecil.
Diungkapkan Agnes Widjaja, founder MamaBear ASI booster, seluruh nutrisi yang terkandung dalam ASI berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Sehingga sumber makanan ibu harus jelas bergizi. Terlebih pada beberapa kasus, tubuh bayi menunjukkan reaksi negatif setelah mendapatkan asupan ASI. Reaksi yang timbul ini dapat disebabkan oleh alergi terhadap kandungan dalam makanan yang dikonsumsi sang ibu.
Untuk itu, makanan ASI Booster ini baiknya terbuat dari bahan alami kaya nutrisi dengan kandungan less sugar, gluten-free, dairy-free, dan egg-free.
“Hal ini menjadi penting karena alergi yang terjadi pada bayi, biasanya membuat ibu-Ibu takut untuk kembali menyusui bayinya, bahkan menyalahkan kandungan dalam ASI,” ujar dalam peluncuran ‘Kookie Bites’ yang berkolaborasi dengan Yovita Lesmana baru-baru ini.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman