JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Setiap pasangan suami istri, lazimnya mendambakan kehadiran sang buah hati. Tetapi ternyata banyak juga pasangan suami istri yang kesulitan untuk hamil dan mendapatkan keturunan. Celakanya mereka kerap mendapatkan informasi yang salah soal kesuburan dan kehamilan.
Fenomena tersebut diungkapkan CEO Morula Indonesia Dr dr Ivan Rizal Sini SpOG. ’’Kita melihat sekitar 10-15 persen dari seluruh pasangan yang ingin memiliki keturunan, mengalami kesulitan untuk hamil,’’ katanya dalam peresmian Morula IVF Tangerang di RS Mentari Kabupaten Tangerang pada Ahad (27/8).
Ivan juga prihatin karena pasangan yang sulit mendapatkan keturunan, kerap mendapatkan informasi yang salah atau kurang akurat. Menurut dia pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan, perlu mendapatkan pendampingan dari tenaga kesehatan yang tepat. Sehingga bisa memperbesar peluang untuk memperoleh keturunan.
Dia mengatakan faktor kesuburan terkait dengan kualitas sperma dan sel telur. Khusus untuk sperma, Ivan mengatakan berkontribusi 45 persen pada permasalahan kesuburan.’’Yang konsul perempuannya, padahal masalahnya ada di lakinya,’’ jelasnya. Tetapi dalam perkembangannya saat ini, terjadi perubahan paradigma.
Ivan mengatakan banyak pihak laki-laki yang berinisiatif konsultasi ke dokter. Dia menjelaskan gaya hidup bisa menjadi kombinasi faktor pemicu kualitas sperma. Gaya hidup yang negatif seperti merokok, tidur kurang, olahraga minim, dan stress bisa menjadi kombinasi faktor pemicu kesuburan sperma pada laki-laki.
Menurut Ivan teknologi di bidang bayi tabung saat ini sudah semakin berkembang. Diantaranya adalah teknologi yang bisa melihat kondisi sperma dengan pembesaran atau zoom 6.000 kali.
’’Sehingga bisa mengetahui sel sperma yang kepalanya bocel-bocel atau ekornya jelek,’’ katanya. Dengan teknologi tersebut, sel sperma yang jelek bisa disortir. Sehingga bisa memperbesar peluang keberhasilan dari proses bayi tabung atau sejenisnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman