Di masa pandemi yang membatasi langkah, tak membuat ibu-ibu muda hilang arah. Belakangan muncul tren ibu-ibu muda berkreasi membuat kerajinan tangan dari rumah. Salah satu di antaranya yang mencuri perhatian ialah kerajinan macrame. Seni menyatukan tali temali ini tengah hits dan cukup menjanjikan dari segi pemasukan.
(RIAUPOS.CO) - Macrame sebenarnya bukanlah hal yang baru. Biasanya kerajinan ini berwujud pajangan dinding (wall hanging), gantungan tanaman (plant hanger), tas, rak dan lainnya. Tapi, belakangan style, teknik, modelnya terus berkembang menjadi macrameweave dan weaving. Kombinasi baru ini yang membuat macrame menjadi kerajinan yang layak untuk diseriusi.
Salah satu wanita yang belakangan memproduksi macrame ialah Rita Rezkila. Ibu muda yang sehari-hari sibuk mengurus rumah tangga ini, menyalurkan hobi keterampilannya dengan membuat macrame. "Saya mulai menekuni ini sejak awal-awal pandemi lalu. Menyalurkan hobi sekaligus mengisi waktu luang," ujarnya.
Untuk membuat kerajinan yang cantik ini, alat dan bahan yang diperlukan antara lain ialah benang-benang lucu dan unik, tali katun, ranting kayu , gunting, sisir, jarum dan lainnya.
Nah, untuk membuat macrame, bahan yang diperlukan hanya tali katun dan ranting kayu. Sementara, untuk macrameweave, dikombinasukan dengan tali dan benang-benang lucu serta unik untuk isian macrameweave-nya.
''Macrameweave adalah teknik baru dalam macrame yaitu kombinasi antara teknik simpul macrame dan teknik-teknik weaving," jelasnya.
Sedangkan teknik weaving sendiri, dijelaskannya ialah menenun. Untuk membuat weaving, diperlukan alat bantu yang dinamakan loom (media membuat weaving, red), jarum, sisir, benang-benang lokal dan benang-benang import.
Tingkat kesulitan dan tantangan dalam proses pembuatan juga berbeda-beda. "Untuk kesulitannya mungkin di bagian ide desain yang akan kita buat. Karena karya yang akan kita buat bener-bener ide dari kita sendiri. Bukan hasil contekkan dari karya orang lain,’’ sambungnya.
Namun, usaha dan originalitas tersebut selalu beriringan dengan hasil yang memuaskan. Terlihat dari karya-karya macramé dan macramewave yang ia hasilkan. Perpaduan warna, bentuk, desain dan hasil akhirnya benar-benar indah dipandang mata.
Customer dikatakannya juga bisa request warna dan model. Sedangkan untuk kisaran harga, ia melepas karyanya ini mulai dari Rp8 ribu hingga Rp1,8 juta per karya. Tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya. "Semakin sulit pola yang diinginkan juga akan mempengaruhi harganya. Termasuk penggunaan barang-barang import, misalnya benang dan lain-lain,’’ jelas Rita.
Dari yang awalnya hanya menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang, nyatanya wanita satu ini berhasil mendapatkan pundi-pundi tambahan dari kerajinan ini. Di samping itu, dekorasi rumahnya pun semakin menarik berkat karya dari tali dan benang yang ia buat ini.
Untuk kamu yang juga tertarik mempelajari cara membuat macrame, Rita berpesan untuk terus belajar dan jangan takut salah.
"Jangan menyerah dan tetap berkarya sampai kamu bisa menemukan style karya kamu sendiri. Hargai hasil karya kamu dengan harga jual yang layak,’’ ujarnya di akhir pembicaraan.***
Laporan: SITI AZURA
Foto: KOLEKSI PRIBADI