BAGI wanita, sejauh ini sepatu masih menjadi bagain penting dari penampilan dan kehidupan sehari-hari. Tidak sah rasanya bila seorang wanita hanya memiliki satu atau sepatu. Namun seringkali kaum hawa tergiur pada warna dan bentuk yang cantik saat memilih sepatu, padahal merek, model, dan harga yang mahal bukan kenyamanan.
Harus dipahami bahwa, saat belanja yang lama bermain adalah mata, hati dan kantong bukanlah kaki. Kaki hanya sebentar diberi kesempatan memilih, paling lama 15 menit. Sementara mata dan hati terkadang berjam-jam hanya untuk menentukan sepatu yang mana yang akan dibawa pulang sambil menunggu persetujuan kantong alias budget yang dibawa.
Masalah timbul ketika kaki mulai protes, ini biasanya terjadi setelah sepatu dikenakan seharian setelah membeli. Bahkan, tidak sampai setengah jam kaki sudah menolak untuk disarangkan sepatu yang dibeli itu. Disinilah sebenanya kenyamana dalam memilih sepatu adalah hal utama, karena saat membeli sepatu kakilah yang sebenarnya merasakannya, jadi sangat disarankan agar menomorduakan soal warna, rupa dan harga.
Jaminan kenyamanan sepatu seharusnya menjadi faktor utama saat memilih sepatu. Sangat banyak cara atau tips memilih sepatu yang nyaman untuk kaki dan bisa dipakai berlama-lama.
Awal perkenalan kaki dan sepatu sebaiknya bermula dari bagian tumit dan ujungnya. Peganglah sepatu di bagian tumit dan ujungnya dan pastikan kedua bagian tersebut fleksibel dan tidak keras. Bila keduanya tidak fleksibel dan keras maka biasanya tumit dan jari kaki agar akan mudah lecet.
Sementara untuk sepatu berhak tinggi, biasanya jadi favorit sebagian wanita, pastikan haknya tepat berada di bawah pusat tumit. Sepatupun harus dipakai dan dirasakan berkali-kali dan dicoba keduanya, bisa sedikit berjalan di lokasi tempat membeli itu. Saran ini sendiri diberikan langsung oleh pemilik toko sepatu di kawasan Plaza Sukaramai, Dwi Juwita.
‘’Selama masih di dalam toko kita silakan dicoba, dan biasanya toko sepatu yang bagus itu memang ada lowong yang bisa buat berjalan sedikit dan banyak cermin,’’ ungkap Dwi. Dwi beralasan, penjual tidak mau ambil resiko ketidaknyamanan pasca sepatu dibawa pulang atau sudah dipakai di luar dari tokonya. Mengenai High Hill ini Dwi lebih menekankan kesesuaian sepatu dengan ukuran kaki. Menurutnya Jika haknya terlalu di depan atau di belakang sepatu, pasti selalu ada keluhan dari pelanggannya.
Sementara itu jauh dari New York Suzanne Levine, ahli bedah podiatri (penyakit kaki) menyarankan untuk memilih jenis sepatu yang memiliki bidang palsu. “Misalnya pada sepatu dengan ujung yang runcing. Sepatu ini memiliki bidang luas di bagian datarnya, sehingga ada sisa bidang palsu (kosong) di atasnya. Ini menghindarkan rasa kaku dan nyeri pada jari kaki,” ungkapnya seperti dilansir di laman Institute Beaute.
Bidang palsu sesungguhnya adalah tentang kenyamanan. Beberapa pemakai sepatu bidang palsu ini juga merasa lebih nyaman, sebut saja Annisa Rusydiah yang memang sengaja memilih sepatu yang memiliki kelebihan pada ujungnya itu.
‘’Kalau sepatu itu kan ada lebihnya yang biasanya lancip di depan, aku suka menggerak-gerakkan jari aku di ruang kosong itu jadi lebih enak,’’ (hen/new)