Hari Raya Usai, Batuk Menyerang

Gaya Hidup | Minggu, 26 Agustus 2012 - 10:12 WIB

Laporan RINALTI OESMAN, Pekanbaru    rinalti-oesman@riaupos.co

Makanan dan minuman manis selalu disukai setiap anak. Saat hari raya, mereka seakan berpesta menikmati aneka kudapan dan minuman manis disertai es, yang pada hari biasa mungkin dibatasi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Akibatnya, banyak anak yang menderita batuk serta pilek begitu hari raya usai. Benarkah, makanan dan minuman manis menjadi penyebab batuk dan pilek?

Padahal menurut penelitian, penyebab batuk bukanlah makanan dan minuman manis. Namun, kuman sering berkembang pada makanan dan minuman yang manis.

Sehingga anak yang mengonsumsinya gampang batuk.

Demikian juga dengan minuman dingin, sebab air es sebenarnya tidaklah menyebabkan pilek atau batuk, asal tidak manis.

Terkait batuk dan pilek pada anak, Kepala Instalasi Neonatus RSUD Riau dr Dewi Robinar SpA IBCLC mengatakan sebagian besar penyebab batuk pada anak adalah infeksi pada saluran pernapasan atas.

Untuk itu, diperlukan lingkungan yang sehat dan bersih agar anak terhindar dari batuk dan pilek.  

Jika batuk tidak berhenti setelah beberapa hari, bunda sebaiknya membawa anak ke dokter untuk mendapat penanggulangan yang tepat.

Banyak orangtua beranggapan, obat bebas di pasaran boleh dipakai dengan bebas. Padahal, meski banyak obat pereda batuk dan pilek digolongkan sebagai obat bebas, tetap saja pemakaian sembarangan dapat menimbulkan bahaya.

Fungsi pernapasan dan pencernaan anak juga berbeda dengan orang dewasa, sehingga obat batuk pilek yang beredar di pasaran tidak efektif bagi bayi Batita.

Untuk anak berusia di atas dua tahun, bunda harus tetap berhati-hati memilih obat batuk pilek yang beredar di pasaran. Tidak semua komposisi obat tersebut aman untuk anak.

Jika diberikan dengan dosis rendah mungkin efeknya tidak terlalu berbahaya. Namun jika dosisnya di atas yang dianjurkan, maka dapat berakibat fatal.

Beberapa obat memang terkadang memberi efek menyembuhkan. Setelah diminum, hidung anak terasa kering alias tidak pilek  lagi. Orangtua langsung senang karena menganggap pilek anak telah sembuh.

Padahal, lendir tersebut bisa saja cuma tertekan dan menggumpal di saluran pernapasan.

Lendir itu dapat menjadi media pertumbuhan kuman yang kemudian masuk ke paru-paru dan menyebabkan radang paru. Sedangkan jika naik ke kuping bisa menyebabkan congekan.

Jadi, semua lendir yang merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap penyakit seharusnya dikeluarkan dengan cara-cara yang tepat, bukan ditahan atau ditekan.

Beberapa obat pilek juga dapat menggumpalkan lendir di tenggorokan. Kejadian ini dapat memperparah asma anak.

Karenanya, mintalah saran pada dokter, terutama jika usia anak kurang dari dua tahun.

Sebenarny, tidak ada obat yang efektif mengatasi gangguan batuk pilek. Yang ada hanya meringankan gejalanya.

 Jadi, lebih baik lakukan dulu cara-cara yang aman. Di antaranya, berikan banyak minum.

Cairan yang banyak dapat melegakan saluran pernapasan anak. Selain membantu membersihkan lendir bagi anak yang sedang batuk.

Orangtua dapat menyuguhkan air mineral atau jus,  juga menghindangkan sup ayam sebagai menu makan.

Minta anak untuk beristirahat. Hentikan sementara aktivitas sekolah atau bermain selama batuk pilek. Ini untuk mencegah penularan batuk pilek kepada anak lain, disamping membuat daya tahan tubuh anak meningkat.

Selain itu, pastikan udara di kamar atau rumah bersih. Lembapkan udara di kamar anak dengan cara menyediakan ember berisi air panas agar uapnya menyebar.

Uap air dapat mengencerkan dan membantu mengeluarkan lendir.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook