Cegah Caesar Tak Perlu, Dunia Hemat Rp21 M

Gaya Hidup | Minggu, 25 Maret 2012 - 07:36 WIB

Cegah  Caesar Tak Perlu, Dunia Hemat Rp21 M

JAKARTA (RP) - Kini, banyak perempuan hamil di seluruh dunia melakukan operasi caesar yang sebenarnya tak perlu. Studi menemukan, menghentikan bedah caesar yang tak perlu di seluruh dunia bisa menghemat 2,3 juta dolar AS atau Rp21,045 miliar per tahun.

Beberapa negara diketahui memiliki angka bedah caesar yang tinggi dan alasan yang diberi pun beragam, seperti tingkat kelahiran kembar yang meningkat sehingga perlu dilakukan bedah caesar. Namun para ahli telah sepakat, tingkat bedah caesar di AS dan banyak negara lain terlalu tinggi sejak tahun 1990-an. Saat ini memang tak ada angka pasti, tapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan, angka bedah caesar di atas 15 persen sudah tergolong tinggi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam studi terbaru, para peneliti menemukan sekitar 69 negara memiliki angka bedah caesar di atas 15 persen dan sekitar 54 negara memiliki angka bedah caesar yang kurang dari 10 persen (hanya jika benar-benar diperlukan secara medis).

Setelah menghitung biaya, didapatkan jika negara dengan angka caesar tinggi bisa diturunkan menjadi 15 persen, inilah yang bisa menghemat biaya hingga angka disebut di atas. Hasil studi ini dilaporkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology.

‘’Biaya adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan, Tapi ada alasan lain untuk membatasi caesar, karena prosedur ini hanya untuk kasus-kasus tertentu yang memang terbaik untuk ibu dan bayinya,’’ ujar Dr George Macones, ketua Committee on Obstetric Practice for the American College of Obstetricians and Gynecologists, seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/3).

Dr Macones menuturkan, meski prosedur ini umumnya aman, tapi operasi besar di daerah perut tetap berisiko seperti infeksi atau kehilangan darah yang terlalu banyak, serta bisa meningkatkan masalah tertentu pada kehamilan berikutnya seperti kelainan pada plasenta. Hal lain yang diungkapkan Dr Macones adalah sejumlah faktor mendorong jumlah bedah caesar meningkat, seperti untuk menghindari rasa sakit saat persalinan, menghindari persalinan yang lama, dokter kandungan lebih cepat melakukannya dan menghindari tuntutan jika ada sesuatu yang salah selama persalinan.

‘’Saya pikir hal yang paling penting adalah mencoba hindari bedah caesar pada anak pertama dan melakukannya jika memang benar-benar diperlukan. Salah satu caranya adalah membatasi induksi hanya pada kasus yang memang diperlukan,’’ ujar Dr Macones.(berbagai sumber/nhk)

Ini Faktanya:

  1. Tingkat bedah caesar di AS dan banyak negara lain terlalu tinggi sejak 1990-an.
  2. Angka bedah caesar di atas 15 persen sudah tergolong tinggi.
  3. Sekitar 69 negara memiliki angka bedah caesar di atas 15 persen dan sekitar 54 negara memiliki angka bedah caesar yang kurang dari 10 persen.
  4. Operasi besar di daerah perut tetap berisiko seperti infeksi atau kehilangan darah yang terlalu banyak, serta meningkatkan masalah tertentu pada kehamilan berikutnya seperti kelainan pada plasenta.
  5. Jumlah bedah caesar meningkat akibat faktor menghindari rasa sakit saat persalinan, menghindari persalinan yang lama, dokter kandungan lebih cepat melakukannya
  6. dan menghindari tuntutan jika ada
  7. sesuatu yang salah selama persalinan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook