JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Puasa Ramadan menjadi tantangan bagi pasien diabetes. Tekad di dalam hati tentu tetap ingin berpuasa, namun di sisi lain juga harus mengatur kadar gula darahnya tetap stabil dan aman demi kesehatan. Lantas bagaimana menyiasati puasa bagi pasien diabetes?
Selama berpuasa, pasien diabetes harus mengubah pola makan dengan tetap mengontrol kadar gula darah, serta menggunakan insulin secara tepat. Sebab jika salah tatalaksana bisa membuat pasien diabetes mengalami hipoglikemia
Hipoglikemia (kadar gula darah drop) dan risiko dehidrasi adalah tantangan pasien diabetes. Di saat menahan lapar dan haus dalam berpuasa, penderita diabetes tipe 2 memiliki resiko terjadinya hipoglikemi. Ketika berbuka puasa mereka terpapar resiko meningkatnya kadar gula darah.
Dalam laman British Nutrition Foundation disebutkan banyak penelitian telah dilakukan pada implikasi kesehatan puasa bagi orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Memang ada risiko dehidrasi dan hipoglikemia, bagi mereka yang mengidap diabetes lalu berpuasa.
Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Hardinsyah menjelaskan, pasien diabetes boleh berpuasa asal dengan kadar gula darah terkontrol dan aman diintervensi dengan obat. Sebab jika gula darahnya masih di bawah 200, kata dia, umumnya cenderung aman untuk berpuasa.
“Gula darah masih terkendali atau pra diabetes, masih aman dan bisa lebih stabil saat berpuasa. Misalnya masih 160-180 masih oke,” kata Prof Hardinsyah kepada JawaPos.com baru-baru ini
Tapi jika gula darah sudah sangat tinggi seperti di atas 400-600 maka disarankan tidak berpuasa. Sehingga itu tergantung pada kondisi masing-masing pasien.
“Tentunya berkonsultasi dengan dokter dulu ya,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH. Pasien diabetes dengan gula darah tak terkontrol tidak boleh berpuasa.
“Pasien kencing manis di mana gula darahnya belum terkontrol atau kalau pun terkontrol tetapi dengan kebutuhan insulin masih tinggi lebih dari 40 U per hari,” jelas dr. Ari.
Pasien diabetes tipe 2 diminta untuk tidak terlalu mengubah drastis pola makan. Disarankan untuk mendapatkan asupan karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat sederhana saat berbuka.
Selain itu, mereka juga wajib menghindari makanan siap saji, gorengan, serta makanan dan minuman bergula serta selalu patuh pada kalori yang boleh dikonsumsi. Pasien juga dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter agar mengetahui solusi terbaik baik dari segi pola makan dan pengobatan selama berpuasa.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman