Memiliki kemampuan di bidang digital art atau seni digital mampu menjadi modal untuk membuka small business. Selain menarik, digital art kini juga banyak dilirik karena seni yang dihasikan lebih beragam dan sesuai selera para Gen Z. Hasilnya berupa stiker dan stationery juga bisa digunakan untuk menghias ataupun mempercantik benda kesukaan atau dijadikan sebagai koleksi.
RIAUPOS.CO - Dengan modal dan ketertarikan pada digital art itulah, seorang gadis bernama Finny Farahiyah membuka small business yang kini menghasilkan berbagai produk yang lucu nan menggemaskan. Finny memang suka membuat ilustrasi karakter digital. Berbagai karakter original yang digambar secara digital itu kemudian disulapnya menjadi stiker dan stationery yang kini banyak diminati.
‘’Awal saya membuka small business ini karena saya hobi mengoleksi stiker. Lalu muncul ide untuk membuat stiker dengan desain saya sendiri. Saya mulai tertarik dengan art dan craft itu sejak kecil sebenarnya. Namun mulai mencoba untuk memproduksi produk dari hasil karya saya sendiri itu di tahun 2020 ketika itu pandemi. Saya berusaha mencari kesibukan juga selama pandemi dan akhirnya saya bisa membuka usaha ini hingga saat ini,’’ terangnya yang kini menjadi owner dari brand Stictactoe ini.
Selain stiker dan stationeries, Finny kini juga menghasilkan gantungan kunci, notebook, memopad, dan ke depannya akan banyak produk-produk baru lainnya.
‘’Semua produk saya desain dengan cara menggambarnya menggunakan aplikasi ilustrasi digital seperti procreate. Bisa dibilang digital art karena proses membuatnya menggunakan aplikasi digital. Namun, tetap produk yang dihasilkan berupa barang yang bisa digunakan secara live,’’ sambung wanita berhijab ini.
Dalam menghasilkan produk-produk dari hasil gambar digitalnya itu, Finny mengaku tak jarang menghadapi berbagai tantangan. Terlebih ia melibatkan pihak ketiga atau vendor untuk merealisasikan gambarnya menjadi stiker dan produk lainnya.
‘’Challenge-nya dalam pembuatan produk, terkadang produk yang saya inginkan tidak sesuai hasilnya yang diproduksi vendor. Sehingga harus mulai mencari vendor-vendor baru lagi agar kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih bagus dan maksimal. Selain itu untuk membuat satu desain saya perlu waktu yang cukup lama untuk membuatnya agar bisa beda dengan desain milik digital artist lainnya,’’ paparnya lagi.
Saat ini, Finny mengaku memasarkan produknya masih melalui online saja. Namun, dalam momen tertentu ia terkadang juga menjual produknya secara offline, misalnya jika ada pameran atau iven-iven seni. ‘’Untuk saat ini masih online. Tapi jika mau beli offline bisa di saat iven-iven seperti Pekanbaru Art Market yang diadakan di Living World setiap 2 bulan sekali,’’ lanjutnya.
Ia berharap, bisnis kecil yang ia bangun saat ini bisa terus tumbuh ke depan dan didukung oleh berbagai pihak. Terlebih ia juga menawarkan sesuatu yang kreatif, original dan tergolong sebagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
‘’ Harapannya ke depan Stictactoe bisa ada toko offline-nya juga dan semakin berkembang baik di nasional maupun di internasional,’’ ujarnya di akhir wawancara.***
Laporan: SITI AZURA