VERTICAL GARDEN

Hijaukan Rumah dengan Perawatan Sederhana

Gaya Hidup | Senin, 22 Mei 2023 - 18:11 WIB

Hijaukan Rumah dengan Perawatan Sederhana
ILUSTRASI (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Vertical garden menjadi salah satu opsi jika ingin berkebun di lahan sempit. Bisa di indoor maupun outdoor. Perawatannya juga cukup mudah. Hanya, ada perawatan sedikit berbeda bila membuat vertical garden indoor.

Taman vertikal cukup fleksibel diaplikasikan ke bidang mana pun. Syaratnya, bidang vertikal harus cukup kuat untuk menopang berat taman yang bisa berkisar 20–25 kilogram per meter persegi. ”Kami menggunakan sistem yang beda. Jadi, tanaman tidak literally menempel seperti tanaman dolar. Pakai rangka, polycarbonate, dan karpet sebagai media tanam,” kata Rizki Syahrazi dari Vertical Garden Indonesia.


Dia sedikit membocorkan langkah-langkah standar yang biasa dilakukan untuk membuat vertical garden. Pertama, tembok yang akan dijadikan objek tanam harus dilapisi dengan cat waterproof. Tujuannya, tembok tidak lembap. Selanjutnya, memasang rangka, karpet, lantas menanam tanaman. Untuk sistem pengairannya, Rizki menyebutkan bahwa taman vertikal lebih cocok menggunakan sistem perairan otomatis dengan pompa dan timer. ”Alasannya, supaya ketika pemilik tidak punya waktu untuk menyiram, tanaman sudah aman terhidrasi oleh sistem. Pemupukan dan pengairan dilakukan secara otomatis,” terangnya.

Menurut Rizki, tanaman dengan tampilan tropis banyak diminati untuk taman vertikal. Di antaranya, ada scandens green, wali songo, kadaka, dan scindapsus. ”Dan, kebanyakan menyukai konsep natural. Jadi, diblok alami saja tanpa pola,” bebernya.

Tak hanya di lahan outdoor, taman vertikal juga bisa diterapkan di bidang dalam ruangan. Biasanya taman vertikal indoor diterapkan pada sudut mati, sekat antara dapur dan teras belakang, atau spot-spot yang bisa jadi pemanis ruang santai. Hanya, memang untuk indoor ada beberapa step ekstra yang dilakukan. Sebab, tanaman dalam ruangan membutuhkan nutrisi dan pencahayaan yang berbeda dengan outdoor. ”Yang pasti butuh lighting khusus untuk men-support pencahayaan tanaman. Selain itu, media tanam diberi pupuk berbeda dibandingkan outdoor,” urainya.

Instalasi taman vertikal punya beragam range harga, mulai entry level sampai middle up. Rizki mengatakan, biaya total pembuatan vertical garden untuk outdoor berkisar Rp 1,7 juta–Rp 3,5 juta per meter persegi. Sementara untuk indoor, harganya bisa dua kali lipat. ”Indoor lebih mahal karena membutuhkan sistem yang lebih banyak. Selain itu, jumlah tanaman yang ditanam per meter perseginya lebih banyak sehingga harganya lebih tinggi,” ujar Rizki.

Untuk maintenance, karena taman vertikal menggunakan sistem yang simpel dan serbaotomatis, Rizki menyebut perawatan taman cenderung tidak banyak. Pemilik hanya perlu membersihkan dedaunan yang menguning sekitar seminggu sekali serta menambah asupan pupuk pada kontainer sesuai kebutuhan. ”Karena tetap saja, sebaik apa pun sistemnya, in the end ini adalah makhluk hidup yang secara natural akan menua. Tidak bisa 100 persen selamanya hijau, pasti ada daun yang nanti menguning atau cokelat. Itu saja yang perlu di-maintenance,” urainya. 

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook