PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Platform penyedia lapangan kerja JDP baru-baru ini mengungkapkan fakta menarik. Menurut survei yang mereka lakukan, para pencari kerja di Amerika Serikat (AS) suka mendandani media sosial (medsos) mereka agar sesegera mungkin mendapatkan pekerjaan.
Survei tersebut secara tidak langsung mengamini bahwa para HRD memperhatikan calon pekerjanya hingga detail yang sedemikian. Belakangan ini memang banyak perusahaan disebut menyeleksi calon pekerjanya sampai kepada aktivitas mereka di medsos.
Sebagaimana dikutip JawaPos.com dari Ubergizmo, Jumat (11/10), dari hal tersebut sangat jelas bahwa kegiatan media sosial individu itu penting. Seseorang dapat menganalisis minat, pendapat, potensi kepribadian mereka, dan lebih banyak lagi hanya dengan melihat aktivitas media sosial mereka.
Jadi, dari survei, sepertinya sebagian besar orang Amerika menyesuaikan kehadiran media sosial mereka hanya untuk mendapatkan peluang yang lebih baik (atau memastikan kesuksesan). Di antara orang-orang yang terlibat dalam survei, sebanyakn 84 persen dari mereka percaya bahwa aktivitas media sosial memengaruhi keputusan perekrutan calon karyawan.
Beberapa dari mereka menyesuaikan aktivitas untuk memastikan pandangan positif. Sementara yang lain hanya menegakkan opsi privasi yang ketat untuk menjadikan aktivitas media sosial mereka lebih privat.
Selain medsos, pencari kerja di AS, sebanyak 9 persen di antaranya bahkan menyembunyikan aktivitas LinkedIn mereka. Di sisi lain, menyembunyikan aktivitas Facebook adalah hal yang paling favorit bagi 45 persen orang yang disurvei.
Facebook adalah platform media sosial terbesar. Jadi mereka lebih suka menyembunyikan aktivitas mereka untuk mencegah pengaruh aktivitas medsos mereka pada keputusan perekrutan.
Tidak hanya sebatas menyembunyikan aktivitas, mayoritas orang membuat akun alternatif di Facebook untuk memisahkan aktivitas nyata dan profesional mereka. Dari hasil survei tersebut, sebetulnya mungkin mereka tidak ingin menyembunyikan aktivitas media sosial mereka.
Hanya saja, banyak orang berpikir bahwa mereka harus menyesuaikan atau menyembunyikan kehadiran media sosial mereka mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik. Termasuk mencegah aktivitas medsos mereka mempengaruhi keputusan perekrutan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman