Undercover Panti Pijat Plus-plus Di Batam

Gaya Hidup | Sabtu, 13 April 2013 - 11:06 WIB

Undercover Panti Pijat Plus-plus Di Batam

Di Batam, sudah menjadi rahasia umum jika panti pijat juga melayani esek-esek secara sembunyi-sembunyi. Namun, kabarnya, sejumlah tempat pijat malah berani terang-terangan menjadikan pantinya sebagai tempat prostitusi. Bahkan, jasa pijat yang merupakan bisnis utamanya tidak disediakan. Sore beberapa hari lalu, koran ini pun menelusuri kebenaran kabar itu.

Kawasan Nagoya menjadi tujuan kami. Di kawasan ini, tak sulit mencari panti pijat. Di Komplek Ruko Nagoya Centre misalnya, berderet sejumlah panti pijat. Beberapa wanita tukang pijit atau kerap disebut therapist, kadang terlihat berdiri sambil ngobrol di depan pantinya. Sebuah panti yang terletak di Blok B nomor 5 menjadi pilihan koran ini. Dari luar panti ini terlihat biasa saja. Sedikit tertutup dan hanya ada pintu biasa yang sedikit terbuka. Tidak terlalu banyak tulisan di pintu atau di kacanya yang gelap. Di atas pintu, sebuah plang berukuran sekitar satu meter bertuliskan nama panti pijat ini. “New Berry Massage” itulah namanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 Wartawan kami dari Pos Metro Online (Riau Pos Grup) pun melangkah masuk. Begitu masuk, sebuah ruangan kecil berukuran sekitar 3×4 meter menjadi pemandangan pertama. Sebuah meja tepat berada di sisi tengah ruangan. Di belakang meja, seorang pria berperawakan kurus berkulit gelap duduk di balik meja. Ia ditemani seorang pria berkulit putih yang berdiri di depan mejanya sambil mengobrol pelan. Di sisi ruangan, duduk tiga pria di atas sofa dan meja kecil sambil mengobrol. Tepat di depan ketiga pria itu sebuah pintu tanpa daun pintu.

 Hanya gerakan tangan yang mengarah pada pintu menuju sebuah ruangan besar berukuran sekitar 5×7 meter dari pria di balik meja, mengisyaratkan kami untuk masuk ke dalam. Di sisi ruanganan besar itu, membentuk letter U, sofa terbalut kulit sintetik. Di atas sofa, di bawah lampu warna-warni yang sedikit temaram, duduk belasan perempuan dengan dandanan menor dan dan pakain seksi. Usia mereka, antara sekitar 25 hingga 30 tahun. Mata para perempuan yang sengaja dipajang itu langsung tertuju pada koran ini.

 Seorang pria yang mengenakan kaos berkerah warna kuning langsung mendekat. “Mau yang mana?” tawarnya langsung. Koran ini pun menanyakan jasa pijat yang seharusnya disediakan oleh panti yang izinnya untuk jasa pijat ini. Namun, mendengar pertanyaan kami, pria keturunan Tionghoa ini langsung menjawab. “Di sini tak ada pijat. Yang ada short-time sama booking saja,” jawabnya.

Short-time yang ditawarkannya adalah kencan dengan wanita pajangannya dalam waktu singkat. Sedangkan booking dalam waktu yang panjang. Ya, tentu harganya berbeda. Usia dan wajah perempuan pajangannya atau yang biasa disebut “ayam” nya berbeda-beda. “Short-time Rp250, Rp300 dan Rp500 ribu. Booking ada yang Rp600 ribu, Rp800, sama Rp1 juta. Mau yang mana?” kata pria ini sambil menunjuk pada “ayam-ayamnya”.

Untuk jasa short-time, disediakan tempat di lantai atas panti. Tapi tidak untuk booking. Untuk jasa booking, Anda harus membawa “ayam” yang Anda pilih ke hotel yang Anda suka. Usai menjelaskan harga “ayam-ayamnya”, si papi – sebutan bagi germo – mulai mendesak koran ini untuk menentukan pilihan. Mengaku tidak ada yang cocok, koran ini pun meninggalkan panti.

PI Massage

Penelusuran pun berlanjut ke kawasan Jodoh. Di China Town, tak jauh dari DC Mall, di deretan sejumlah panti pijat di komplek ruko, berderet sejumlah panti pijat. POSMETRO pun memiih panti yang akan dimasuki secara acak. “Yang lampunya sedikit remang,” kata seorang awak POSMETRO. Sebuah panti yang cahanya sedikit remang menjadi pilihan. “PI Massage” namanya.

Langkah kaki pun dipercepat karena rasa penasaran. Namun, karena terlalu cepat, seorang awak POSMETRO mengaku dengkulnya gemetaran dan lemes. Tapi itu tak berlangsung lama setelah melangkah masuk ke dalam panti. Tak beda jauh dengan New Berry, di PI Massage juga tidak menyediakan jasa pijat. Hanya jasa seks komersial yang disediakan. Bedanya, di PI tamu yang datang ditemui oleh seorang mami. Mami itu, badannya tambun, kulitnya putih, alisnya dibentuk menggunakan pensil alis. Wanita keturunan Tionghoa ini sangat lihai menawarkan “ayam-ayamnya”.

 Tarif yang ditawarkannya lebih murah dari “ayam-ayam” di New Berry. Di PI untuk jasa short-time, sang mami membandrol “ayamnya” paling murah Rp150 ribu. Untuk booking, paling mahal Rp800 ribu. Dengan alasan yang sama, yaitu tidak ada yang cocok, POSMETRO pun meninggalkan PI Massage. Awak POSMETRO pun kembali menelusuri panti-panti pijat yang berbau prostitusi.(tim rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook