HOOKAH atau shisha sudah jadi tren anak muda masa kini. Di sejumlah kafe dan restoran shisha sudah tersedia, mengisap shisha memang punya sensasi berbeda, seperti mengisap rokok dengan rasa yang beragam.
Shisha dianggap lebih ramah daripada mengisap rokok, penikmatnya pun dari berbagai kalangan. Remaja dan dewasa, pria dan perempuan. Mengisap shisha biasanya dilakukan berkelompok, satu tabung shisha biasa diisap oleh tiga hingga lima orang.
Shisha, sebenarnya adalah cara merokok ala masyarakat Timur Tengah, dengan menggunakan sebuah kendi yang berisi air dengan selang panjang.“Gaya hidup sekarang kan lebih modern, tak hanya bagi pria, wanita juga banyak yang mengisap shisha,” kata Riza Rustiani yang senang mengisap shisha.
Menurutnya, shisha bagian dari hobi. Soal efeknya, seringkali tidak terlalu dipedulikan, yang pasti lebih ramah dari rokok. Shisha dan rokok rupanya punya kemiripan, keduanya berdampak pada kesehatan.
Kabid Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (PKM) Dinas Kesehatan Kota Bogor, Nanik Widayani mengatakan, kebiasaan mengisap shisha didorong oleh gaya hidup, dan kepercayaan bahwa merokok dengan jenis ini lebih diterima secara sosial, daripada rokok pada umumnya.
“Bagi para perokok mengisap shisha jauh lebih aman ketimbang rokok biasa, karena ada filter dari pipa dan penggunaan air yang dapat menghilangkan racun,” terangnya.
Padahal, kata dia, asap dari tembakau di dalam shisha, meski ada sensasi beragam rasa, seperti apel, stroberi, madu atau mint, akan mempertahankan semua karsinogen dalam asap rokok dan menambah lebih banyak karbon monoksida, serta ektrakarsinogen dari penggunaan bara api, yang digunakan untuk menyimpan nikotin agar tetap mengalir.
Pengguna shisha akan mengisap 100 sampai 200 kali lebih banyak volume asap, ketimbang sebatang rokok. Menurutnya, ada kesalahan persepsi tentang merokok dengan shisha. “Banyak orang yang menganggap bahwa rokok ini lebih aman ketimbang rokok batangan, padahal keduanya memiliki risiko kesehatan yang sama,” pungkasnya.(ram/c/jpnn)