Jalinan tali yang dirajut sedemikian rupa atau macrame nyatanya bisa menjadi produk-produk cantik yang sesuai dengan trend an gaya hidup masyarakat saat ini. Bukan hanya unik, produk-produk macrame juga bisa di-custom dan memiliki kualitas yang membuatnya layak untuk dilirik.
RIAUPOS.CO - Jika dulu kerajinan macrame identik dengan gantungan atau hiasan dinding, kini kerajian ini merambah ke dunia fashion. Beragam akesoris dan fashion item kini bisa dibuat dari tali-temali. Misalnya gantungan kunci, gelang, sarung bantal, tirai, sandal bahkan tas semuanya bisa dibuat dari rajutan macrame.
Dikatakan oleh salah satu pengrajin macrame di Pekanbaru, Huda Suhada Tanjung (32), belakangan permintaan produk aksesoris dan fashion macrame cukup tinggi seiring dengan tren produk-produk bernuansa estetik yang digemari masyarakat. ‘’Untuk saat ini, yang best seller itu bando, lanyard, dan tas atau sling bag,’’ ujarnya yang sudah aktif memproduksi dan memasarkan produk macrame buatannya sejak tahun 2020 lalu ini.
Baginya membuat produk macrame adalah hal yang menyenangkan. Meski di balik produk-produk cantik itu, ada tantangan yang harus ia hadapi dalam proses pembuatannya. Ya, Ceba, sapaan akrabnya mengaku untuk memproduksi satu produk macrame yang cukup besar, membutuhkan waktu berkisar 2 hingga 3 hari lamanya.
Di samping itu, proses pembuatannya juga cukup rumit karena harus menguasai teknik khusus dan tepat ukuran talinya. ‘’Risiko macrame ini, kalau talinya kependekan, wajib ulang. Kalau nggak, hasilnya nggak akan rapi,’’ terang ibu rumah tangga dengan dua balita ini.
Bahan baku tali untuk membuat macrame juga harus dibeli secara khusus. ‘’Agak kesulitan membeli bahan bakunya. Soalnya apa-apa mesti online. Di sini ada beberapa yang jual. Tapi bukan seperti yang saya mau,’’ sambungnya lagi.
Namun, itu bukan alasan baginya untuk menghentikan hobi yang kini sudah menjadi small business yang ia kembangkan tersebut. Nah, soal harga masih terbilang affordable kok. Untuk gelang, dijual mulai dari Rp 10 ribu dan gantungan rainbow Rp15 ribu saja. Kemudian untuk bando Rp35 ribu, lanyard handphone Rp35 ribu, slingbag macrame Rp150 ribu, sling bag net Rp185 ribu hingga tirai dengan harga sekitar Rp800-850 ribu.
Hingga kini, Huda terus aktif memproduksi aneka rupa macrame. Ia juga menerima custom dari pelanggan. Karena belakangan juga sering ikut bazar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pasar seni, ia juga menyediakan produk-produk ready agar bisa dibeli langsung oleh pengunjung.
Ke depan, owner Bikinan Ceba ini berharap, small business ini bisa terus berkembang.
‘’Saya pengen buka usaha menjual bahan-bahan macrame di Pekanbaru ini. Saya juga ingin mengajarkan ilmunya dan memberdayakan lingkungan sekitar untuk ikut memproduksi,’’ harapnya.
Ceba juga berkeinginan untuk bisa memproduksi produk-prosuk macrame yang berbau Riau agar bisa menjadi ciri khas dari tanah melayu. ‘’Pengen punya produk macrame yang ada berbau Riaunya. Ini memang jadi PR banget buat aku dan ini terus aku pikirkan,’’ tutupnya.***
Laporan: SITI AZURA