Saat Bedah Plastik Jadi Pilihan

Gaya Hidup | Minggu, 08 September 2013 - 07:03 WIB

Saat Bedah Plastik Jadi Pilihan
Foto: visualphotos.com

SUDAH tidak menjadi rahasia lagi jika bedah plastik atau sering disebut  operasi plastik saat ini menjadi tempat pelarian bagi orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan keadaan fisiknya.  Di Indonesia tercatat banyak artis-artis yang sudah melakukan operasi plastik ini untuk mempercantik dirinya.

Sedot lemak, operasi hidung, dagu dan sebagainya. Lalu apakah operasi plastik itu mengerikan dan tidak boleh dilakukan? Menurut dr Ferdinand Sp BP, seorang ahli bedah plastik di Pekanbaru, operasi plastik secara disiplin ilmu membuat orang lebih baik.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Bedah plastik atau operasi plastik itu digunakan untuk memperbaiki, jadi tidak berbahaya selagi dilakukan oleh dokter ahli, dan telah menjalani pendidikan khusus di bidang tersebut,’’ ungkapnya.

Menurut sejarahnya, bedah plastik awalnya digunakan pasca perang dunia I dan perang dunia II. Ketika itu banyak sekali korban perang yang kondisinya sangat mengenaskan, penampilannya seperti monster tapi masih hidup. Bedah plastik kemudian mulai diujicobakan untuk menolong orang-orang cacat perang tersebut untuk memperbaiki penampilannya.

Percobaan itu berhasil, semakin hari semakin sedikit orang-orang cacat yang perlu diperbaiki, saat itulah fungsi bedah plastik yang digunakan untuk memperbaiki tadi bergeser menjadi plasticos yang artinya membentuk. Mulai saat itu banyak orang-orang yang merasa tidak bahagia dengan keadaan fisiknya merubah bagian-bagian yang mereka anggap menggangu tersebut.

Untuk mengakomodasi masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan tentang bedah plastik, Yulmizen, Kabag Humas Rumah Sakit Syafira mengatakan  pihaknya akan mengadakan seminar khusus yang bertema Pahat Tubuh, Oktober mendatang. Dalam seminar tersebut akan dipaparkan mengenai seperti apa bedah plastik itu, apa manfaatnya dan akan diperlihatkan hasil-hasil bedah plastik. Sehingga dengan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat tidak salah langkah sebelum mengambil tindakan bedah plastik.

‘’Fungsi Rumah Sakit selain sebagai tempat pengobatan juga memiliki fungsi representatif, jadi selain mengobati kita juga berupaya untuk mencegah,’’ kata Yulmizen.

Bedah plastik semakin lama semakin familiar, namun bukan berarti bisa melakukan bedah plastik tanpa prosedur yang jelas.

‘’Trend tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan, tanyalah kepada orang yang berkompeten dan benar-benar mengerti sebelum melakukan bedah plastik,’’ pesan dr Ferdinand.(*)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook