JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Masalah dan stres meningkat selama pandemi Covid-19. Kondisi ini menyebabkan orang-orang khususnya pasangan merasa bosan berada di rumah saja. Akhirnya perselingkuhan rentan terjadi.
Bahkan survei menunjukkan, sebagian orang tega kembali ke masa lalu. Mereka jatuh ke dalam pelukan mantan. Bahkan ketika mereka sudah menjalin hubungan yang berkomitmen.
Dilansir dari Body and Soul, menurut situs kencan Ashley Madison, yang melayani orang-orang menikah yang berselingkuh, lebih dari 17 ribu orang mendaftar di seluruh dunia setiap hari selama penguncian. Pada Juli, sebuah laporan berjudul Infidelity In The Time Of Covid-19, oleh psikolog AS Kristina Coop Gordon dan Erica A Mitchell, diterbitkan dalam jurnal akademik yang ditinjau oleh rekan sejawat.
Temuan mereka mengungkapkan bahwa pasangan terlibat dalam perselingkuhan sebagai akibat terjebak dalam jarak dekat, dan tanpa pelarian dari pekerjaan dan interaksi sosial. Faktanya, sebuah survei menemukan bahwa sebanyak 13 persen orang menghubungi mantan selama pandemi.
“Seorang mantan dapat kembali pada pikiran di masa lalu di mana mereka ingat mantan dan merasakan kebebasan,” jelas psikolog klinis dan kolumnis Body and Soul, Jo Lamble.
“Perasaan kangen terhadap seorang mantan dapat dengan cepat muncul kembali dan itu dapat membuat bersemangat. Sayangnya potensi perselingkuhan bisa muncul yang dapat mengarah pada jalan kehancuran pernikahan,” tukasnya.
Para ahli mengatakan hal itu juga merupakan pandemi mendorong orang menghidupkan kembali hubungan dengan mantan. Psikolog yang berbasis di Melbourne Meg Foreman mengatakan seseorang dapat mencari hubungan dengan mantan pasangan karena kerinduan.
“Mereka mengenal dengan baik dan merasa aman bersama mantan. Jadi ketika mereka tidak bahagia dalam hubungan saat ini, seseorang bisa melupakan kenangan buruk bersama mantan. Justru hal-hal indah yang akan diingat,” jelas Meg Foreman.
Perilaku ini diyakini Lamble sebagai aksi sampingan selama pandemi 10 bulan terakhir. “Banyak pasangan yang bosan selama Covid-19 karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama daripada sebelumnya,” katanya.
Psikolog Meg Foreman menasihati agar pasangan introspeksi diri. Dan jika mengetahui pasangan berselingkuh, lebih baik membahas alasan di balik perselingkuhan, sehingga akan mencegah perilaku yang sama di kemudian hari.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman