JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pencinta tas branded mewah pasti berdecak kagum setelah tas langka Himalaya Kelly dari brand Hermès laku terjual di ajang lelang. Tas yang terbuat dari kulit buaya itu memecahkan semua rekor saat dijual di lelang Christie di Hong Kong dengan harga USD 437.330 atau setara lebih dari Rp6 miliar (dengan kurs USD 1=Rp 14.148).
Dikenal sebagai tas terlangka di dunia, Himalaya Kelly berasal dari nama Putri Kelly dari Monaco. Tas jenis ini adalah salah satu yang selalu dicari oleh kolektor.
Dilansir dari Fortune India, sebuah ajang lelang di Hong Kong, Christie, diadakan pada 27 November dan memamerkan beberapa barang yang bisa dikoleksi. Koleksi saat itu termasuk potongan edisi terbatas dari Hermès, Chanel, hingga Louis Vuitton yang ikonik.
Tahun lalu lebih dari 3.500 tas desainer dijual di lelang, meraup USD 32,9 juta (sekitar Rp 466 miliar). Bahkan pandemi masih belum berdampak pada antusiasme para kolektor tas tangan mewah itu.
Penjualan tas tangan desainer terakhir di ajang lelang Christie, yang diadakan di New York pada Juli, mengumpulkan USD 2,26 juta (sekitar Rp 32 miliar), mencapai total tertinggi untuk penjualan tas tangan online di Christie’s. Meskipun Himalaya Kelly dianggap paling populer sebagai tas tangan paling langka di dunia, namun “saudara perempuannya”, tas Himalaya Birkin, tetap diburu penikmat tas. Salah satu tas tersebut dijual seharga USD 388.738 atau setara lebih dari Rp 5 miliar dalam lelang.
Pada 2016, di lelang Christie di Hong Kong, tas Himalaya Birkin, dengan perangkat keras emas putih dan berlian, terjual dengan harga rekor USD 300.168 (Rp 4,2 miliar). Beberapa bulan kemudian, Birkin, bertatahkan 10,23 karat berlian, meraup USD 383.000 (Rp 5,4 miliar).
Setahun kemudian, pada bulan Desember 2018, Christies London menjual tas tangan termahal di lelang Eropa ketika Himalaya Birkin dengan emas putih 18k dan perangkat berlian, yang dibuat oleh Hermes pada tahun 2010. Tas itu dijual seharga USF 296.000, hampir dua kali lipat dari perkiraan harga.
Keunggulan Himalaya Birkin
Jawabannya terletak pada eksklusivitas dan kelangkaannya, yang menjadikannya simbol status untuk orang superkaya. Nama Himalaya tersebut tidak mengacu pada asal mula tas, tetapi lebih pada gradasi warna yang halus.
Warna abu-abu memudar menjadi putih, menyerupai pegunungan Himalaya yang tertutup salju. Proses mewarnai kulit buaya memakan waktu, dan secara eksponensial lebih sulit, karena warna yang cerah membutuhkan keterampilan yang tinggi. Hampir semua Himalaya Birkins diberi aksen dengan emas putih 18 karat dan berlian.
Kelangkaannya juga menambah daya Tarik tas tangan tersebut. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak Himalaya Birkin yang dibuat Hermès, tetapi menurut para ahli jumlahnya kecil. Sumber pasar mengungkapkan bahwa Hermes hanya membuat sekitar 12 ribu Birkin, yang dihargai antara USD 10 ribu (Rp 141,6 juta) hingga dan USD 200 ribu (Rp 2,8 miliar) dalam setahun. Dan tas tersebut umumnya ditawarkan kepada klien top mereka.
Tidak seperti tas lain, Anda tidak bisa masuk ke toko Hermes dan membeli Birkin secara langsung. Anda dimasukkan ke dalam daftar tunggu bisa sampai enam tahun kemudian diundang untuk membelinya. Meskipun demikian, Anda tidak mungkin mendapatkan warna atau model yang Anda sukai.
’’Nilainya telah meningkat dari waktu ke waktu karena potongan-potongannya dibuat dengan cara yang sangat spesifik dan mempertahankan nilainya,’’ kata Kepala penjualan, tas dan aksesori Christie’s Rachel Koffsky.
Semua alasan itu telah menciptakan pasar sekunder untuk Birkins bersedia membayar mahal untuk dapat membeli yang mereka sukai tanpa harus menunggu selamanya.
Menurut Indeks Investasi Mewah Knight Frank, yang diterbitkan oleh raksasa pialang real estat dan peneliti kekayaan Knight Frank, tas tangan adalah investasi yang jauh lebih baik pada daripada seni.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman