Anak Nakal, Salah Siapa?

Gaya Hidup | Minggu, 01 Desember 2013 - 05:58 WIB

Anak Nakal, Salah Siapa?
Tawuran pelajar yang kebanyakan diawali dengan pergaulan yang salah oleh anak. Foto: radarbolmong.com

Beragamnya kasus kenakalan anak-anak yang terjadi saat ini mulai mengkhawatirkan banyak orangtua. Apalagi belakangan makin banyak anak-anak yang terlibat dalam kasus kriminal seperti tawuran yang berujung kematian, maupun pembajakan kendaraan umum oleh siswa sekolah menengah!

Laporan RINALTI OESMAN, Pekanbaru

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

KURANGNYA perhatian dari orangtua sering dituding menjadi penyebab banyak anak-anak yang melenceng dari jalur yang telah digariskan. Ditambah lingkungan dan pergaulan yang salah, menyebabkan anak yang tadinya biasa-biasa saja, tiba-tiba menjadi beringas dan lepas kendali.

Ketua Ikatan Wanita Pengusaha (Iwapi) Pekanbaru Hj Maryenik Yanda mengaku prihatin dengan kondisi sebagian kecil generasi muda yang menurutnya seperti kehilangan arah tersebut. Di tengah makin berkibarnya prestasi anak-anak muda tanah air di berbagai bidang ilmu pengetahuan, masih ada saja yang menceburkan diri dalam kegiatan tak bermanfaat.

Namun dia mengatakan tidak bisa menuding satu pihak saja dalam masalah kenakalan anak-anak, apalagi cuma menyalahkan si anak. Sebab, orangtua masih tetap memiliki peranan yang harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatan anaknya di luar rumah.

‘’Inilah pentingnya komunikasi antara orangtua dan anak. Sesibuk apapun, orangtua harus tetap memantau kegiatan anak-anaknya. Apalagi saat ini alat komunikasi sudah semakin canggih, kita bisa menghubungi anak-anak setiap saat, untuk sekadar menanyakan kegiatannya, atau untuk mengetahui keberadaannya,’’ tutur pengusaha rumah makan khas melayu yang sekarang juga terjun ke kancah politik dengan menjadi Caleg salah satu partai.

Berkaca dari pengalamannya sendiri, Maryenik menerapkan peraturan untuk selalu berada di rumah saat Magrib. Peraturan itu juga diterapkan kepada suami dan anak-anaknya, sehingga mereka selalu mempunyai waktu untuk berbagi cerita dan masalah setiap makan malam. Adanya waktu untuk berbincang dan saling mendengarkan satu sama lain, tidak hanya bisa meningkatkan keharmonisan dalam keluarga, tapi juga bisa mencegah anak untuk bergaul dengan lingkungan yang tidak tepat.

Diakuinya, terkadang ada masa-masa dia atau suami tidak di rumah saat Magrib, demikian juga dengan anak-anak. ‘’Kadang ada urusan yang belum selesai hingga malam, sehingga saya masih di luar rumah, atau suami ada urusan kantor, anak-anak kada-kadang juga memiliki aktivitas yang berlangsung hingga malam di luar rumah, tapi apapun kondisinya, saya selalu mengingatkan untuk memberitahu. Kalau saya tidak di rumah, saya minta tolong suami yang mendampingi anak-anak, begitu juga sebaliknya. Atau anak-anak yang sedang tidak di rumah, kami tetap memantau di mana dan dengan siapa dia pada saat itu,’’ lanjut putri anggota DPD RI Maimanah Umar ini.

Selain komunikasi antara anak dan orangtua, Maryenik juga menyayangkan makin banyaknya tayangan televisi yang tidak mendidik. Terutama cerita-cerita Sinetron yang menurutnya sering menampilkan adegan atau sifat-sifat kasar yang sama sekali tidak patut untuk dicontoh. Apalagi, sebagian besar Sinetron dan acara-acara yang disukai anak-anak ditayangkan saat Magrib. Karenanya, pendampingan saat anak menontot televisi memang merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan.

‘’Anak-anak tidak akan menyadari bahwa apa yang mereka lihat di televisi itu cuma adegan main-main, yang mereka tahu di televisi orang bisa berteriak-teriak pada semua orang, bahkan membentak-bentak orangtua. Jika ini mereka saksikan setiap hari, lama-kelamaan mereka menganggap segala perbuatan itu merupakan hal yang wajar. Hal inilah yang menyebabkan banyak anak-anak yang kemudian menjadi ikut-ikutan tawuran atau menyelesaikan masalah dengan kekerasan, karena setiap saat mereka menyaksikan adegan tersebut melalui televisi, di rumahnya sendiri,’’ ujar Maryenik prihatin.

Bunda, mendidik anak memang tidak gampang. Begitu banyak godaan di luar sana, bahkan dari dalam rumah kita sendiri. Saatnya kita makin waspada dan menyadari betapa pentingnya menjalin komunikasi dengan buah hati kita, sebelum mereka larut dengan lingkungan yang salah. Tunjukan mana yang baik, terutama dengan memberikan contoh, bukan cuma sekadar kata-kata tanpa perbuatan.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook