INHIL (RIAUPOS.CO) - Berbicara soal Batik, di Indragiri Hilir (Inhil) ternyata juga miliki beragam aneka kreasi hasil olahan tenunan yang cukup membanggakan, salah satunya Batik Sri Tanjung yang beralamat di jalan Tanjung Harapan Kota Tembilahan, Minggu (27/11).
Canting, alat membatik.
Batik Sri Tanjung rasanya sangat tidak asing di telinga, karena di tempat ini memiliki aneka ragam tenunan batik khas inhil yang di ciptakan diantaranya yakni dengan motif Kelapa yang merupakan ikon dari negeri hamparan kelapa dunia. Tak cukup sampai disitu, motif kelapa sendiri menjadi best seller dalam penjualan yang di raihnya.
Hal ini dikatakan langsung oleh Hadi Sumarno yang merupakan sang pemilik dari Batik Sri Tanjung.
Pengrajin tengah membatik di Batik Sri Tanjung, Jalan Tanjung Harapan, Kota Tembilahan, Inhil.
"Alhamdulillah untuk motif khas Inhil sendiri adalah motif kelapa yang menjadi best seller sangat banyak peminat," Ungkapnya kepada awak media.
Lanjutnya kembali, dalam sehari apabila mengerjkannya dengan berkelompok itu bisa sampai 10 lembar perhari,dalam sebulan bahkan sampai 60 helai.
Hadi Sumarno, pemilik dari Batik Sri Tanjung memperlihatkan hasil kain batiknya yang terletak di Jalan Tanjung Harapan, Kota Tembilahan, Inhil.
Apabila dilakukan dengan sendirian bisa sampai 5 hari karna prosesnya yang cukup panjang.
"Untuk harga dari Batiknya itu berkisar 200 ribu untuk 2 meter dan lebarnya 1 meter," Jelasnya.
Hadi Sumarno, pemilik dari Batik Sri Tanjung yang terletak di Jalan Tanjung Harapan, Kota Tembilahan, Inhil.
Tambahnya, saat ini motif "Bukit Condong" yang gemar di pesan oleh masyarakat dikarenakan lagi viral,dilain itu juga ada motif "Tari Japin" Biasa requesan dari konsumen yang ada di Pekanbaru.
"Banyak yang request bukit condong Ibuk-ibuk Dharma Wanita, warna oren sendiri menggambarkan suasana sore di nuansa Sunsetnya, sedangkan warna biru itu awannya. Itulah awalnya alasan warna utamanya," paparnya.
Untuk tema, itu konsumen boleh menentukan seusai keinginan dengan lakukan beberapa tahapan revisi agar sesuai keinginan.
Dalam proses pengerjaanya itu, kalo hujan susah kendalanya karna mengganggu pengeringan bahan dasar di batik.
Untuk diketahui, Hadi Sumarno yang pernah mengikuti pelatihan di Dekranas di kota Jogja tahun 2013 tersebut kini terus berkembang dan telah banyak mendapatkan pengalaman dan juga penghargaan yang ia raih. ***
Laporan: Indra Efendi