KALEIDOSKOP OLAHRAGA RIAU 2013

Modal Awal Menyongsong PON XIX Jabar

Feature | Selasa, 31 Desember 2013 - 07:22 WIB

Laporan ILHAM YASIR, Pekanbaru ilhamyasir@riaupos.co

Torehan 60 emas, 25 perak dan 20 perunggu yang diraih atlet Riau baik junior dan senior di berbagai iven nasional dan internasional selama 2013, bisa menjadi modal awal menyongsong Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016 mendatang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski pada 2013 tidak ada ajang multiiven olahraga tingkat nasional, namun bukan berarti miskin prestasi bagi atlet Riau. Berbagai iven diikuti atlet Riau baik tingkat regional, nasional, hingga internasional.

Sepanjang 2013, atlet Riau mengumpulkan total medali 60 emas, 25 perak dan 20 perunggu di berbagai iven yang diikuti baik di tingkat, wilayah, nasional maupun internasional di nomor perorangan maupun beregu. Medali tersebut diraih atlet senior maupun junior.

Ini bisa menjadi modal awal bagi Riau untuk menghadapi PON XIX 2016 di Jawa Barat. Beberapa cabor pada tahun ini mampu membuktikan keberhasilan pembinaan yang dijalankan sepanjang 2013 seperti Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Riau yang berhasil membawa pulang dua medali emas pada Kejuaraan Dunia yang digelar di Tanjung Pinang pada November lalu.

Tidak hanya itu, atlet dayung Riau juga menyumbangkan prestasi bagi Indonesia di SEA Games Myanmar 2013. Eka Octarorianus berhasil menyumbangkan tiga medali emas, tiga perak dan empat perunggu yang diperoleh dari nomor perorangan dan beregu. Selain itu, ada Maizir yang juga meraih emas di iven di tingkat regional.

Sementara PABBSI Riau selama 2013 menyumbangkan sembilan medali emas, 12 perak dan empat perak. Cabang olahraga menembak  juga menyumbangkan enam medali emas dan satu perak.

Cabang olahraga bela diri, taekwondo juga berhasil meraih prestasi yang cukup membanggakan Riau. Taekwondoin (sebutan atlet taekwondo) Aulia Ramadhan juga menyumbang medali emas pada Kejuaraan Dunia yang digelar di Bali Oktober lalu.

Prestasi tersebut juga diikuti beberapa cabor lain yang tidak mau kalah menyumbangkan prestasi bagi Bumi Lancang Kuning. Dengan prestasi yang diraih atlet Riau tersebut maka dipandang pantas KONI Riau sebagai pembina olahraga memberikan apresiasi berupa uang pembinaan sebesar Rp1.585.500.000 untuk 151 atlet dan 69 pelatih yang berprestasi berbagai tingkat, mulai dari tingkat wilayah hingga internasional.

‘’Memang kalau dilihat prestasi tahun ini, tidak sama dengan tahun lalu. Namun hasil ini membuktikan bahwa atlet Riau, tidak tidur setelah PON, namun tetap berprestasi,’’ ujar Demisioner Plt Ketua Umum KONI Riau, Yuherman Yusuf.  

Potret olahraga di Riau sepanjang 2013 juga diwarnai pertukaran ketua umum induk organsiasi olahraga di Riau, KONI Riau. Emrizal Pakis dipilih secara aklamasi untuk memimpin KONI Riau periode 2013-2017 pada Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Riau yang digelar 5-7 Desember lalu di Hotel Grand Central Pekanbaru. Ia menggantikan Yuherman Yusuf selaku Plt Ketua Umum KONI Riau periode 2009-2013.

Emrizal akan dilantik pada Januari 2014 mendatang. Emrizal siap untuk memajukan dan komitmen membangun, bahkan mengacangkan program pembinaan prestasi olahraga di Riau ke depannya, terutama menghadapi PON XIX 2016 Jawa Barat.

‘’Di PON Riau 2012, kita berada di peringkat enam dengan 43 emas, 39 perak dan 51 perunggu. Ini perlu kerja keras untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih ini, apalagi kita tidak tuan rumah,’’ ujarnya.

Menurut mantan Plt Kadispora Riau ini, untuk mempertahankan prestasi tersebut perlu adanya kerja sama dengan pihak-pihak terkait.

‘’Kalau kita ingin membangun prestasi yang baik tentunya tidak bisa bekerja sendiri dan harus kerja tim. Atlet itu dilahirkan melalui Pengprov dan daerah-daerah. Bahkan lebih kecil lagi klub-klub,’’ ujarnya.

‘’Ini yang harus kita lakukan penguatan, apalagi kita sudah punya modal sisa PON yang lalu yakni meninggalkan venue-venue yang layak untuk dijadikan tempat latihan dengan fasilitas dan prasarana yang ada. Kita manfaatkan sebaik-baiknya,’’ jelas Asisten II Setdaprov Riau ini.

Ditambahkannya, yang tidak kalah penting adalah Riau memiliki SMA Olahraga yang mendidik atlet-atlet muda. Pemprov Riau ada Dispora yang membina atlet pelajar.

Dinas pendidikan, yang disetiap sekolahnya memiliki guru olahraga, inilah yang seharusnya disinergikan dengan KONI Riau dalam pembinaan.

‘’Bahkan kalau bisa kita menjaring bibit dari daerah-daerah yang tidak terjaring dalam Kejurda atau iven-iven yang lainnya bisa terpantau,’’ tambah pria kelahiran Rengat, Indragiri Hulu ini.

Selain itu, atlet pelajar yang dibina Dispora Riau juga meraih prestasi yang cukup membanggakan di tingkat nasional. Pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XII di Jakarta, Riau berada di peringkat enam dengan 10 emas, 12 perak dan 18 perunggu.

Memang hasil ini menurun dibandingkan dengan Popnas XI di Riau 2011. Kala itu Riau berada di peringkat ketiga dengan 30 emas, 27 perak dan 24 perunggu.

‘’Hasil Popnas lalu akan menjadi bahan evaluasi bagi Dispora Riau untuk berbenah menghadapi Popnas XII 2015 mendatang. Harus bisa lebih baik lagi dari tahun ini,’’ sebut Kadispora Riau, Edi Satria.

Selain itu atlet binaan Dispora Riau, baik yang berada di program Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) juga berhasil meraih prestasi cukup gemilang di tingkat nasional.

Seperti cabor dayung, pelatih Muhammad Amin mencatat cabor binaanya menjadi cabor paling banyak meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Sepanjang 2013 cabor dayung mengumpulkan 19 medali emas, 17 perak dan tiga perunggu. Medali tersebut diraih dari beberapa iven yang diikuti atlet PPLP Dayung Riau, seperti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) antar PPLP, Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), dan Kejuaraan Internasional.

‘’Kita akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap memberikan prestasi yang membanggakan bagi Riau, di ajang tingkat nasional,’’ ujar pria yang juga PNS Dispora Riau ini.

Selain dayung, cabor tinju dan gulat juga menjadi cabor yang mengalami peningkatan prestasi sepanjang 2013.

‘’Tinju selama 2013 meraih 14 medali emas, sembilan perak dan 10 perunggu, memang tidak seluruhnya kejuaraan tingkat nasional, ada juga kejurda dan lainnya.

Sementara gulat enam emas, dua perak, kalau dibanding tahun lalu mengalami peningkatan cukup baik, tahun lalu tiga emas, tiga perak, dan tiga perunggu, dibebergai iven,’’ ujar Kepala UPT Pelatihan Dispora Riau, H Akhyar MPd.

Pemerhati olahraga Riau, Amiruddin menyebutkan, agar pembinaan prestasi bisa berjalan lancar dan baik, harus ada koordinasi antarbidang dan pendekatan ke KONI kabupaten/kota merupakan hal yang harus dibenahi.

Dijelaskannya, dengan adanya koordinasi dengan seluruh pemangku olahraga di Riau akan lebih mempermudah tugas dan jalannya roda organisasi.

‘’Karena yang membina atlet itu masing-masing daerah, mereka bernaung di bawah KONI kabupaten/kota juga. Jadi KONI Riau harus menyelaraskan diri dari semua aspek yang membangun prestasi olahraga Riau,’’ ujar Ketua Harian PSTI Riau itu.

KONI Riau ke depan memiliki pekerjaan yang cukup berat mempersiapkan diri untuk PON XIX 2016 di Jawa Barat.

Untuk itu semua cabang harus memfokuskan diri untuk mengejar ketertinggalan pada PON sebelumnya di Riau pada 2012 lalu. Tingkatkan hubungan baik dengan KONI kabupaten/kota, semua akan lebih mudah nantinya.    

Sayang, prestasi bagus olahraga Riau di tingkat amatir berbanding terbalik di profesional. Buktinya, PSPS yang sejak beberapa musim tampil di Indonesia Super League (ISL) yang merupakan kasta kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia, tahun ini degradasi ke Divisi Utama. Ini setelah PSPS menduduki posisi juru kunci di klasemen akhir ISL 2012/2013.(*3/das/esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook