DARI PEKAN HARI PUISI INDONESIA DI JAKARTA (2-HABIS)

Lahir di Riau, Bermula di Indonesia

Feature | Rabu, 31 Juli 2013 - 10:17 WIB

 Lahir di Riau, Bermula di Indonesia
HARI PUISI: Inisiator Hari Puisi Indonesia, Rida K Liamsi memberikan sambutan pada malam puncak Hari Puisi Indonesia di TIM Jakarta, Selasa (30/7/2013) malam. Foto: M Fathra Nazrul Islam/Riau Pos

Laporan KUNNI MASROHANTI, Jakarta kunnimasrohanti@riaupos.co

Seluruh penyair ternama Indonesia berkumpul di Gedung Kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, tadi malam, Selasa (30/7).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di sinilah Hari Puisi Indonesia pertama diperingati. Hari bersejarah ini digagas orang Riau. Lahir di Riau. Dideklarasikan di Riau dan bermula di Indonesia: semua tentang puisi.

Waktu tepat menunjukkan pukul 20.30 WIB. Gong pertama tanda waktu dimulainya acara telah berbunyi. Para undangan dan penonton memasuki ruangan. Tidak lama kemudian gong kedua berbunyi sebagai tanda acara dimulai.

Ruangan terang samar-samar. Ratusan kursi yang ada, tak satu pun kosong. Penuh. Semua berisi; di bagian depan panggung, sisi kanan dan kiri panggung, baik lantai 1 dan 2.

Semua penuh. Bahkan sebagian melantai di beberapa sisi ruang yang masih kosong. Sesekali, tempias cahaya lampu dari arah panggung sampai ke arah penonton. Terlihatlah wajah-wajah penuh antusias dan semangat.

Mereka adalah para penyair besar Indonesia: Sutardji Calzoum Bachri, Leon Agusta, Rida K Liamsi, Abdul Hadi WM, KH Zawawi Imron, Agus R Sarjono, Asrizal Nur, Jamal D Rahman, Fatin Hamama dan Ahmadun Y Herfanda.

Hadir juga 20 penyair ternama yang malam sebelumnya membacakan puisi dalam ‘’Tadarus Puisi Indonesia’’. Ditambah lagi undangan istimewa khusus pejabat dari Riau, yakni, Drs H Syamsuar MSi (Bupati Siak). Sementara, Drs H Ahmad MSi (Bupati Rohan Hulu) dan HA Burhanuddin (Ketua DPRD Balik Papan) yang juga diundang, tidak hadir.

Peringatan Hari Puisi Indonesia yang diwarnai dengan berbagai anugerah bagi pencinta puisi, yakni anugerah bagi pemenang lomba baca puisi, kritik puisi dan buku puisi terbaik, disajikan dengan kecanggihan teknologi terkini.

Asrizal Nur, penyair dan Ketua Penyelenggara bersama Yayasan Panggung Melayu (YPM) yang dipimpinnya, menghadirkan animasi video mapping dalam setiap sesinya.

Peringatan Hari Puisi Indonesia tidak akan pernah ada jika tidak ada inisiator. Inisiator kreatif itu adalah Rida K Liamsi. Rida yang juga Chairman Riau Pos, tidak hanya inisiator, tapi juga pendukung penuh terlaksananya kegiatan tersebut. Dia dan Indo Pos akan berjuang keras melaksanakan berbagai kegiatan di Hari Puisi.

‘’Insya Allah Indo Pos akan tetap mendukung kegiatan Hari Puisi Indonesia, sekuat tenaga, sebisa mungkin, sampai habis-habisan. Indo Pos juga akan menyediakan satu halaman penuh untuk puisi dengan nama halaman Hari Puisi,’’ kata Rida.

Rida adalah orang pertama yang memikirkan, menggagas dan mengutarakan tentang perlunya peringatan Hari Puisi Indonesia. Rida pun menyampaikan apa yang dipikirkannya itu kepada rekannya Agus R Sarjono. Waktu itu, keduanya sedang berada di Vietnam menghadiri Festival Asia Pasifik dalam rangka Hari Puisi Vietnam ke-11.

Gagasan Rida kemudian disampaikan Agus R Sarjono kepada penyair Asrizal Nur, Ahmadun Y Herfanda, kritikus Maman S Mahayana, dan Ketua Dewan Kesenian Riau (DKR) Kazzaini KS saat mereka menghadiri acara sastra di Hankuk University Korea Selatan.

Keinginan dan gagasan Rida terus dimatangkan sampai muncul gagasan untuk mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia di Riau. Tepat tanggal 24 November 2012 di Anjungan Seni Idrus Tintin, hari bersejarah itu dideklarasikan.

Deklarasi ditandai dengan pembacaan teks Hari Puisi Indonesia oleh para penyair Indonesia. Saat itu juga disepekati, bahwa Hari Puisi Indonesia diperingati setiap tanggal 26 Juli yakni hari lahirnya Chairil Anwar.

Seluruh proses deklari Hari Puisi Indonesia yang lahir di Riau dan bermula dengan peringatan pertama di Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia itu, disuguhkan kembali kepada seluruh hadirin.

Semua masih terekam rapi dan ditayangkan di layar putih yang menutupi artistik panggung.

‘’Hari Puisi Indonesia dilaksanakan di Riau sebagai bentuk penghargaan  atas sumbangsihnya akan Bahasa Melayu untuk Indonesia agar kita semua pandai berbahasa Indonesia,’’ kata Asrizal Nur. Berbagai suguhan lain seperti tari, musik, lagu Mars Hari Puisi Indonesia (Sanggar Semenanjung) dan musikalisasi (Sanggar Matahari) juga disuguhkan.

Jika 10 penyair tersohor bergantian membacakan puisinya, maka penyair lain juga berksempatan naik ke atas panggung. Secara bergantian mereka membacakan nominator dan pemenang lomba baca puisi dan buku terbaik layaknya anugerah bergengsi lainnya di Indonesia.

Sutardji Calzoum Bachri yang membacakan pidato kebudayaannya, membuat ruang tempat acara itu makin bergema. ‘’Puisi bisa menjadi bibir sejarah dan akan membuahkan sejarah,’’ sebut Tardji.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook