DI BALIK MUNDURNYA HR MAMBANG MIT DARI KETUA DPD PARTAI DEMOKRAT RIAU

”Ini Ujian, Ini Rencana Tuhan, Ikuti Saja’’

Feature | Jumat, 31 Mei 2013 - 11:40 WIB

Laporan DIDIK HERWANTO, Pekanbaru herwantodidik@riaupos.co

 

Raut wajahnya tetap ceria. Tidak tergambar sedikitpun gurat kesedihan apalagi kekecewaan, meski ia baru saja ‘’dicampakkan’’ dari partai yang sudah ia besarkan selama 2,5 tahun lebih.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Baginya, apa yang baru saja terjadi merupakan takdir Tuhan dan tidak ada yang perlu disesali dan disedihkan.

‘’Ini ujian. Ini rencana Tuhan. Ikuti saja. Kan harta dan jabatan itu cuma titipan Allah SWT,’’ ucap Mambang Mit sambil tersenyum lepas saat ditemui Riau Pos, Kamis (30/5).

Memang, keputusan HR Mambang Mit mundur dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Riau mengejutkan banyak pihak.

Namun yang lebih mengejutkan lagi, ia tetap tegar dengan mengantarkan ‘’rivalnya’’ mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau sebagai Bakal Calon Gubernur Riau dari partai yang mengusung slogan ‘’Bersih, Cerdas, dan Santun’’ itu. Ia mematahkan prediksi banyak kalangan bahwa ia akan membuat gaduh politik jelang penutupan pendaftaran bakal Cagub dan Cawagub Riau.

Menurut mantan Sekdaprov Riau ini, kalaupun ada yang membuatnya sedih saat ini bukan karena ia dicampakkan dari partai berlambang mercy itu, melainkan karena berpisah dengan para kader dan pengurus yang sudah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.

Di mata Mambang Mit, Partai Demokrat adalah sebuah rumah besar yang di dalamnya tinggal sebuah keluarga. Layaknya sebuah keluarga tentu masing-masing individu memiliki ikatan batin yang sangat kuat, memiliki hubungan emosional yang sangat luar biasa. Inilah yang jadi pertimbangan terberat sebelum ia memutuskan keluar, Selasa (28/5) lalu.

Saat ditanya mengapa ia begitu tegar dan patuh, bahkan sempat mendaftarkan pasangan yang direkomendasikan Majels Tinggi Partai Demokrat, Achmad-Masrul Kasmy ke KPU? Mambang menjawabnya dengan sederhana. Bahwa, itu merupakan tanggung jawab moral selaku Ketua DPD dan kader utama Partai Demokrat.

‘’Apapun yang menjadi keputusan pimpinan akan saya laksanakan, sekalipun pada kenyataanya itu merugikan saya. Saya betul-betul mengilhami apa yang dikatakan Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

‘’Seluruh kader Demokrat harus berpolitik secara Bersih, Cerdas dan Santun,’’ ujar Mambang Mit yang akrab disapa Ayah MM ini.

Meski banyak kalangan menilai itu sebagai tindakan yang tidak rasional, tapi Ayah MM memiliki pandangan yang berbeda. Baginya, politik, jalan ceritanya selalu dinamis. Jika ada yang menganggapnya tidak rasional itu wajar, karena menurutnya inilah yang membedakan antara cerita fiksi dan kisah nyata.

‘’Cerita fiksi selalu masuk akal, karena sutradaranya manusia sedangkan kisah nyata sutradaranya Tuhan. Jadi wajar kalau kita manusia ini tidak memahami. Saya percaya Allah SWT punya rencana lain buat saya. Jadi saya berserah diri saja kepadanya,’’ ujar Mambang seraya mengacungkan telunjuk ke atas.

Ia juga tidak ingin karena ambisinya justru akan merugikan orang lain. Karena keinginannya kader Demokrat kemudian terpecah belah, bahkan sampai menimbulkan kegaduhan dan keresahan di masyarakat. Makanya, ia lebih memilih untuk nerimo (menerima) ketimbang menentang dengan menghalalkan segala cara.

‘’Sungguh tidak terbersit sedikitpun dibenak saya untuk menggagalkan pencalonan Pak Achmad,’’ ungkap Mambang dengan mimik serius.

Tudingan Terima Kompensasi

Sementara menanggapi tudingan ia telah menerima sesuatu dari berbagai pihak di balik patuhnya ia menjalankan perintah DPP, Mambang membantahnya dengan keras. Wajahnya tampak serius, ia melepas kacamatanya dan berkata.

‘’Kompensasi apa, saya tidak meminta apapun, saya hanya minta dan berpesan agar sepeninggal saya partai ini terus dibesarkan. Itu saja!’’ ujarnya.

Baginya apa yang sudah ia keluarkan baik materi maupun tenaga sudah ia ikhlaskan, sudah ia niatkan sebagai nilai ibadah. Meskipun demikian, diakuinya banyak bisikan dari orang-orang yang menaruh simpati terhadapnya untuk melakukan hal yang mengarah ke sana.

‘’Banyak sekali yang membisiki saya macam-macam, tapi itu saya tolak mentah-mentah, karena ini prinsip hidup saya, apa yang sudah saya keluarkan tidak akan saya minta kembali,’’ ungkapnya.

Bahkan menurutnya, saat meneken surat pengajuan pencalonan yang dibawa Achmad dan Masrul, ia lakukan di hadapan publik, tepat di hadapan Ketua KPU Riau. Padahal sebelumnya yang bersangkutan telah menghubunginya beberapa kali untuk meminta tanda tanga, sejak Senin (27/5) malam hingga Selasa (28/5) pagi.

Tapi, Mambang Mit sengaja tidak menandatanganinya karena ia ingin bersikap transparan. Kalau pada saat itu surat pengajuan tersebut ia tandatangani tidak di hadapan publik, mungkin spekulasinya akan semakin liar.

Kemudian lebih jauh saat ditanya perihal penilaian banyak kalangan yang menganggapnya belum matang dalam berpolitik. Mambang justru kembali bertanya, apa itu politik? Menurutnya, mereka yang memiliki anggapan seperti itu justru tidak paham makna politik itu sendiri. Karena di matanya, politik itu memiliki definisi sebagai sarana untuk mencapai tujuan bersama dengan cara yang baik. Untuk itu dalam menilai persoalan ini ia mengajak untuk melihat politik dengan kacamata politik yang baik.

‘’Apa karena saya tidak berbuat kotor dan cenderung pasrah lalu saya dinilai tidak matang dalam berpolitik?’’ tanya Mambang Mit.

Orang-orang yang beranggapan seperti itu, menurut Mambang Mit, karena mereka terbiasa memulai segala sesuatunya dengan niat yang tidak baik.

Kalaupun ia mau, dari dulu sebenarnya ia mampu melakukan hal tersebut. Karena ia seorang Ketua DPD, kewenangannya dapat memungkinkan itu semua terjadi. Tapi Mambang Mit kembali pada prinsip hidupnya, tidak ingin menzalimi orang lain.

‘’Karena apa yang kita tanam itu pulalah yang akan dituai di kemudian hari,’’ katanya.(***)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook