Laporan SYUKRI DATASAN, Bengkalis syukri_datasan@riaupos.co
Sambaran petir yang menimpa satu keluarga Kecamatan Mandau, Bengkalis, Jumat (27/9) lalu masih menyisakan kenangan pahit.
Meninggalnya Mariadi (62) dalam musibah itu menjadi kisah pilu. Tak hanya bagi keluarga yang ditinggal, tapi juga warga setempat.
Luka mendalam masih terasa di rumah duka di Jalan Sukaramai RT 1 RW 5, Dusun Sumber Makmur, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Sabtu (28/9). Peristiwa naas yang terjadi Jumat (27/9) sekitar pukul 19.00 WIB itu tak pernah diduga akan merenggut nyawa Mariadi (62).
Tak banyak keterangan yang berhasil dikorek dari mulut Parmin (28), menantu korban. Hingga kemarin, dia bersama keluarga dan sanak famili serta handai taulan masih dilanda kepiluan mendalam akibat kejadian yang tak terduga itu.
Betapa pahitnya kenangan tentang kisah itu akan terus membekas di hati mereka.
‘’Kejadian ini tak kami sangka sama sekali. Saat sedang duduk-duduk di ruang tengah rumah, tiba-tiba kami terpelanting dihantam petir. Bapak langsung meninggal. Tubuh beliau mengalami luka bakar. Anak saya juga kena sedikit. Tapi tak parah,’’ kata Parmin sang menantu, Sabtu (28/9).
Dia berharap, kejadian serupa tak akan terjadi lagi. Baik menimpa keluarganya maupun warga lain. Diceritakan Parmin, saat kejadian, hujan deras disertai angin dan petir menggelegar menimpa kawasan setempat.
Menurutnya, saat petir menyambar, listrik sudah padam. Mereka sekeluarga duduk-duduk tak berapa jauh dari televisi. Parmin tak tahu persis lewat mana petir itu merambat. Faktanya, tak ada bagian rumah yang rusak akibat hantaman petir tersebut.
Berbagai spekulasi pun muncul terkait musibah ini. Ada yang menduga, petir merambat lewat jaringan kabel listrik lalu menjalar ke instalasi dalam rumah. Bisa jadi sengatan petir itu merambat lewat cok kabel listrik menuju pesawat televisi.
Bahkan ada yang menduga, korban Mariadi tersambar petir yang mungkin merambat melalui dinding rumah semi-permanen yang basah akibat hujan.
‘’Bisa jadi sambaran petir merambat lewat dinding rumah yang basah. Ini hanya dugaan saja. Persisnya kami tak tahu. Terlepas dari apapun penyebabnya, kami minta warga semakin berhati-hati. Kalau hujan turun disertai kilat dan petir, agar semua cok listrik dicabut. Kabarnya, saat petir menimpa, listrik ke televisi di rumah korban masih terpasang. Bisa jadi pula lewat situ sambaran petirnya,’’ kata Kades Petani, Rianto SH.
Ada pula yang menduga-duga lalu mengkambinghitamkan jaringan listrik PLN di kawasan setempat.
“Mungkin saja ini disebabkan kurangnya grounding jaringan listrik menuju pemukiman masyarakat setempat. Kami minta agar PLN mengecek ulang jaringan distribusinya ke kawasan itu,’’ kata seorang warga yang tak mau disebut namanya.***