OPERASI STEAMFLOOD PRODUKSI 9 JUTA BARREL FLUIDA PER HARI

’’Si Hitam’’ Meliuk Membelah Perut Bumi

Feature | Rabu, 30 Agustus 2023 - 10:04 WIB

’’Si Hitam’’ Meliuk Membelah Perut Bumi
Dua pekerja PHR memantau aktivitas mesin pembangkit uap (boiler) di lapangan minyak Duri, Kamis (24/8/2023). Uap air yang dihasilkan boiler ini diinjeksikan ke dalam perut bumi untuk mendorong minyak-minyak yang tersimpan dan membeku di reservoir naik ke permukaan. (HENNY ELYATI/RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


Untuk meningkatkan produksi dan memperpanjang umur lapangan minyak yang sudah tua, diperlukan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang canggih, seperti di lapangan minyak Duri yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) wilayah kontrak (WK) Rokan dengan daerah operasi seluas lebih kurang 6.200 km2 meliputi tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Laporan HENNY ELYATI, Duri


MINYAK yang dihasilkan dari Lapangan Duri ini merupakan minyak berat/kental sehingga untuk bisa mengambil minyak dari reservoir diterapkan teknologi steamflood (injeksi uap) untuk meningkatkan perolehan minyak. Ini adalah salah satu pengembangan steamflood terbesar di dunia dan injeksi air terbesar di Asia Tenggara yang memiliki dua jenis tipe minyak Sumatran Light Crude (lapangan Minas) dan Duri Crude (lapangan Duri).

Kamis (24/8), Riau Pos bersama puluhan wartawan di Riau berkesempatan melihat lebih dekat bagaimana proses dan cara kerja teknologi EOR ini di Duri. Kami diajak mengunjungi Central Gathering Station 10, Duri Steamflood (CGS 10 DSF) melihat pemanfaatan dan daur ulang air terproduksi dalam sistem injeksi uap (steamflood) yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.

Fasilitas di CGS 10 ini juga merupakan yang terbesar untuk lapangan Duri dengan mengolah 200 ribu barel fluida per hari dan produksi minyak sekitar 19 ribu barel per hari.

Team Manager Steam Station Joko Laksono menjelaskan, operasi steamflood (injeksi uap) yang ada di Duri merupakan operasi steamflood terbesar di dunia, yakni mampu menghasilkan uap hingga 370 MBSWPD. Minyak yang dihasilkan dari lapangan Duri merupakan minyak berat bersifat kental seperti lilin dan memiliki viskositas atau hambatan aliran yang sangat tinggi, sehingga sulit untuk diekstraksi. Upaya yang dilakukan untuk mendorongnya ke permukaan memerlukan temperatur dan tekanan yang dihasilkan dari injeksi uap ke perut bumi.

‘’Di Duri, uap diinjeksikan di dekat dasar reservoir melalui sumur injeksi. Uap naik menuju bagian atas reservoir. Uap tersebut memindahkan panas ke minyak berat yang dingin, mengurangi viskositas dan membuatnya lebih mobile sehingga mengalir ke sumur produksi,’’ ujar Joko.

Ditambahkan Advisor Operation Yudi Suherdi, saat minyak disedot ke permukaan bumi, disebut fluida. Fluida itu terdiri dari minyak, air, pasir dan gas. Fluida ini dimasukkan ke fasilitas treatmen yang namanya ke central gathering station (CGS) semacam tempat pengumpul. Lalu di sana diolah untuk dipisahkan antara minyak, pasir, gas dan air. Setelah dipisah maka air lah yang jadi bahan baku di steam station ini.

‘’Setelah pemisahan itu ada 36.000 barel air yang dihasilkan per hari atau setara dengan 23 ton per jam.  Air tersebut menjadi bahan baku di steam station ini. Fungsi steam station ini untuk mengubah fase air ini menjadi fase uap,’’ jelas Yudi.

Setelah menjadi uap kemudian diinjeksikan kembali ke perut bumi dengan tujuan utamanya adalah reservoir. Reservoir adalah bebatuan di kedalaman tanah yang memiliki sifat fisis tempat cadangan minyak yang tersimpan di lubang-lubang bebatuan. Untuk mengeluarkannya, uap yang dihasilkan steamflood station lalu diinjeksikan dengan tujuan mendorong minyak-minyak yang tersimpan dan membeku di reservoir naik ke permukaan.

‘’Air yang diolah sudah mendekati standar air minim. Karena itu PHR menjamin air yang dimasukkan ke dalam perut bumi bisa dijamin aman bagi lingkungan,’’ tegas Joko.

Formasinya adalah tujuh sumur berdekatan (enam sumur produksi dan satu sumur injeksi uap yang akan mengalir ke sumur-sumur produksi. Ada sekitar 700 sumur pantau yang berfungsi untuk memantau temperatur bebatuan dan minyak yang ada di sekitar sumur operasi.

Untuk memisahkan air, minyak dan pasir dibutuhkan waktu berkisar antara 6-8 jam. Sementara gas beracun yang dihasilkan dibakar agar racun terurai dan tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Untuk menghasilkan uap, PHR memiliki 54 mesin pembangit uap (boiler) yang berada di dua lokasi yakni CSS 5T: 10 mesin dan CSS 6: 44 mesin dengan tingkat kepanasannya 200-300 derajat celsius. Saat ini ada 860 sumur injeksi di Duri.

‘’Satu boiler berkapasitas 3.600 barel air per hari atau 23 ton per jam,’’ tegasnya.

Fasilitas Digital & Innovation Center (DICE)

Di era revolusi 4.0 semua sektor melakukan inovasi digital, tidak terkecuali sektor migas. Penerapan teknologi digital berdampak sangat signifikan terhadap kinerja produksi minyak di Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). PHR pun membangun fasilitas digital dan innovation center (DICE).

Seperti dijelaskan EVP Upstream Bussines PHR WK Rokan Edwil Suzandi. Peningkatan produksi WK Rokan didukung oleh beberapa faktor utama yakni kegiatan pengeboran sumur-sumur produksi minyak yang baru, upaya menahan laju penurunan produksi alamiah (natural decline), dan menjaga keandalan fasilitas operasi produksi. Faktor-faktor tersebut juga sangat ditunjang oleh penerapan teknologi digital yang masif di WK Rokan.

‘’Data yang dikumpulkan setiap hari di gudang data (data warehouse) dapat dikorelasikan dengan data lain dan diubah menjadi informasi yang bermanfaat,’’ ujar Edwil.

Teknologi kecerdasan buatan ini dimanfaatkan, antara lain, untuk pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis dengan mempertimbangkan peluang produksi kerugian yang paling rendah sehingga menghasilkan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien, identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal, analisa dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal, serta pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak. Pemanfaatan teknologi seperti ini tentu sangat efisien sumber daya dan waktu jika dibandingkan dengan cara manual.

Data yang terekam juga dapat digunakan untuk menyusun prioritisasi pekerjaan kritikal dan perawatan sumur serta peralatan. Salah satu contoh hasilnya, total siklus jadwal waktu rig perawatan rutin dan pengerjaan ulang sumur (workover) turun sehingga biaya operasi lebih efisien.

Dalam upaya pencapaian target pengeboran, PHR berhasil melakukan efisiensi waktu yang lebih cepat. Keberhasilan tersebut dicapai melalui beberapa terobosan di lapangan, antara lain, memanfaatkan rig pengeboran (drilling rig) sekaligus untuk pekerjaan komplesi, melakukan defensive drilling dengan mengatur drilling parameter di daerah yang berpotensi kehilangan sirkulasi, meningkatkan keandalan peralatan pemboran, dan merencanakan seluruh rangkaian kegiatan secara matang sehingga durasi kegiatan pengeboran lebih efisien, termasuk proses pengadaan barang dan jasa.

‘’Target dan kerja keras PHR merupakan bagian dari upaya pencapaian target produksi minyak yang dicanangkan pemerintah pusat, yakni 1 juta BOPD (barrel oil per day) pada 2030 mendatang. PHR berhasil menyumbang 26 persen dari total produksi nasional,’’ tegas Edwil.

PHR WK Rokan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung ketahanan energi nasional serta perekonomian nasional dan daerah melalui kegiatan operasi yang masif dan agresif.

Pada Juli-Agustus ini menjadi tren positif bagi peningkatan produksi PHR. Biasanya di rata-rata kisaran 168 barel per hari, naik di Juli-Agustus mencapai 172 bph. Pencapaian ini membuat WK Rokan menjadi WK dengan produksi tertinggi nomor 1 se-Indonesia. Ini merupakan capaian tertinggi Blok Rokan sejak alih kelola dari Chevron ke PHR. Produksi saat ini lebih kurang168 MBOPD.

Tercatat sudah hampir 800 sumur pengembangan sejak alih kelola dua tahun lalu yang berhasil dibor dengan menggunakan 80-an rig untuk pengeboran maupun work over. 28 rig pemboran untuk mendukung 448 sumur pengembangan dan explorasi. 53 rig WOWS untuk mendukung 18.567 job kegiatan WOWS.

Jumlah rig yang digunakan di WK Rokan adalah terbanyak di Indonesia. Waktu kerja pun semakin efektif dan efisien. Kalau sebelumnya dalam satu bulan hanya menghasilkan belasan sumur kini meningkat. Per bulan 40 hingga 50 sumur pengembangan berhasil di bor. Ini sesuai dengan prioritas WK Rokan, yakni pertama menjaga produksi dan kedua meningkatkan produksi.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mendukung implementasi teknologi mutakhir dalam industri migas di Indonesia seiring tantangan industri 4.0 di era digital yang menuntut transformasi teknologi dalam setiap aktivitas bisnis.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, keberadaan teknologi sangat penting untuk kelangsungan industri migas. Seperti contoh, ketika proses pengeboran minyak dilakukan dengan bantuan teknologi digital, maka jumlah minyak yang dihasilkan dapat diukur secara akurat. Begitu pula dengan kegiatan seismik. Dengan bantuan teknologi, maka jumlah cadangan minyak yang terdapat di dalam sumur dapat diprediksi secara pasti.

“Harapannya implementasi teknologi berbasis digital dapat membuat biaya dari pelaku industri migas dapat berkurang serendah mungkin,” ungkap Dwi.

Selain membuat biaya eksplorasi, produksi, dan distribusi migas berkurang, kehadiran teknologi berbasis digital juga membuat kegiatan migas dapat diawasi secara menyeluruh dan terintegrasi. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook