DARI PEKAN HARI PUISI INDONESIA DI JAKARTA (1)

Ketika Penyair Indonesia Bertarung Kata

Feature | Selasa, 30 Juli 2013 - 11:28 WIB

Laporan KUNNI MASROHANTI, Jakarta kunni_masrohanti@riaupos.co

Hening. Hening yang sangat. Semua terdiam. Diam yang bicara. Ribuan kata membuncah, terkubur penuh terka ketika penyair asal Bali, Putri Swastini membacakan puisi karya Denok Kristianti. Tadarus puisi itupun bermula. Memukau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Putri Swastini langsung bersenandung. Panjang. Berirama. Lalu dengan tenang membacakan sebuah puisi.

Dia adalah penyair pertama yang membacakan tadarus puisi malam tadi, Senin (29/7), yang dilaksanakan sempena Hari Puisi Indonesia yang dikemas dalam Pekan Hari Puisi Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM).

Dua puluh penyair datang dari berbagai daerah. Membacakan puisi dengan gaya yang berbeda. Mereka adalah Dhenok Kristianti (Bali), Isbedy Setiawan (Lampung), Retno Budi Ningsih (Jakarta), Anwar Putra Bayu (Palembang), Haryono Sukiran (Jawa Tengah), Kazzaini Ks Ketua Dewan Kesenian Riau, Marhalim Zaini (Riau), Kuni Masrohanti (Riau), Sosiawan Leak (Solo), Andi Yahya Saputra (Betawi), Hasan Bisri (Jawa Barat), Fikar W Eda (Jawa Barat), Anisa Absal (Jakarta), Mustofa Ismail (Banten), Dad Murniah (Jakarta), Endang Supriadi (Jawa Barat), Zulhamdani (Kalimantan Timur) dan Darwis M Noer (Kalimantan Timur), Endang Supriadi (Jakarta) dan lainnya.

Sebelum tadarus puisi ini dimulai, Asrizal Nur sebagai ketua panitia dari Yayasan Panggung Melayu (YPM), menyampaikan sepatah kata.

‘’20 penyair Indonesia hadir di hadapan kita. Besok malam (malam ini, red) juga akan tampil 10 penyair tersohor sekaligus acara puncak Hari Puisi Indonesia,’’ katanya.

Kata demi kata, kalimat demi kalimat dan puisi demi puisi mengguyur bak hujan lebat digedung berukuran 15x30 meter itu. Terus mengalir tiada henti.

Panggung berukuran 10x10 meter tempat para penyair membacakan puisinya menjadi saksi hujan kata dan gaya yang ditawarkan seluruh penyair. Suasana semakin hidup ketika cahaya lampu menyirami sisi-sisi panggung secara pergantian.

Puluhan penonton pun terangguk, menggeleng dan sesekali menghela nafas panjang. Di antara mereka ada inisiator Hari Puisi Indonesia, H Rida K Liamsi, Maman S Mahayana dan tamu lainnya seperti Raja Isyam Azwar.

Penonton memenuhi semua kursi persis di depan panggung. Sementara, sorak sorai terus mengalir dari semua penonton yang berada di sisi kanan dan kiri lantai 1 dan 2 gedung tersebut saat puisi demi puisi dibacakan.

Ruang dalam gedung ini memang sejak petang sudah dipenuhi kata-kata, bahkan sejak Jumat. Tepatnya saat lomba baca puisi yang diikuti 180 peserta dari seluruh Indonesia dimulai. Petang sejak pukul 15.00 WIB hingga Maghrib kemarin, para sastrawan se-Indonesia mengikuti seminat Hari Puisi yang diselenggarakan panitia di tempat ini.(esi/bersambung)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook