REFLEKSI DUA TAHUN KEPEMIMPINAN FIRDAUS-AYAT

Persoalan Banjir Masih Jadi PR Pemko

Feature | Kamis, 30 Januari 2014 - 10:15 WIB

Persoalan Banjir Masih Jadi PR Pemko
Foto: Teguh Prihatna/Riau Pos

Tepat 26 Januri 2012 lalu, pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT dan Ayat Cahyadi SSi secara resmi dilantik oleh Gubernur Riau. Kini pasangan dengan slogan menuju Pekanbaru Kota Metropolis Madani ini sudah genap dua tahun memimpin Kota Bertuah. Bagaimana perkembangan Pekanbaru sejak dipimpin mereka?

Laporan : ADRIAN EKO DESRILIANTO, Pekanbaru

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski awal 2012 Pekanbaru dihadapkan berbagai permasalahan, namun dengan upaya pembenahan yang dilakukan, prestasi di dulang pada dua tahun kepemimpinan pasangan Firdaus Ayat.

Dimulai dengan kembalinya Adipura, WTN dan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Beberapa pemaparan dengan konsep smart city, green city dan kota layak hidup disampaikan dengan tujuan akhir menjadikan Pekanbaru Metropolis Madani.

Terlihat dengan adanya wacana pembangunan fly over di Simpang SKA, Jembatan Siak IV, serta kebijakan lainnya.

Pelayanan yang menjadi titik reformasi pasangan yang diusung Partai Demokrat dan PKS ini juga sudah berangsur. Salah satunya adalah bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) yang kini menjadi angkutan masal favorit masyarakat.

Cukup dengan Rp3 ribu sudah bisa keliling Kota Bertuah ini. Beberapa wacana besar dengan konsep juga dipaparkan secara umum kepada beberapa kalangan yang ‘dianggap’ memiliki kepentingan.

Kompleks perkantoran pemerintahan baru, KIT, pasar induk, pasar kargo, PLTU Tenayanraya dan beberapa superblok di ‘mimpi’ New Pekanbaru. Namun itu masih konsep dan wacana yang pengerjaannya harus dilakukan dalam jangka waktu yang tidak sedikit.

‘’Selama dua tahun ini Pekanbaru masih nyaman menjadi ‘penumpang’. Padahal sudah satu dasawarsa kita menikmati apa yang dibangun Pemprov. Kita tidak bisa menutup mata, karena itu fakta. Baik Herman Abdullah-Erizal Muluk dan Firdaus Ayat masih tetap sama.

Firdaus masih terkesan meneruskan apa yang sudah ada kemarin, bukan menciptakan sesuatu yang menonjol,’’ terang pengamat kebijakan pemerintah, Andi Yusran kepada Riau Pos, Selasa (28/1) di Pekanbaru.

Pernyataan dosen salah satu universitas di Pekanbaru ini tidak tanpa alasan. Dia sendiri melihat belum ada kebijakan populer yang dilakukan Firdaus Ayat untuk mencapai tujuan Pekanbaru Metropolis Madani ini.

Bahkan, Andi dengan tegas menyatakan Firdaus-Ayat wajib menciptakan janji mereka tersebut dalam jangka waktu lima tahun. Jika itu tidak tercapai, artinya Firdaus-Ayat gagal menjadi pemimpin Pekanbaru.

Beberapa evaluasi yang penting disikapi di Pekanbaru adalah persoalan kemacetan. Belum ada gebrakan berarti untuk itu, bahkan TMP sendiri hanya kecil yang mampu mengurai kemacetan.  

Dicontohkannya di wilayah Tampan, kondisi transportasi masih menjadi PR besar Pemko Pekanbaru, di mana tingkat mobilitas dan interkonesi jalan masih amburadul.

 Tidak hanya itu, banjir juga jadi masalah besar yang tidak kunjung tuntas. Parahnya, kondisi banjir beberapa tahun belakangan justru lebih parah dibandingkan sebelumnya.

Hebatnya, pembangunan drainase mengikuti ketinggian dari jalan. Akibatnya banjir tidak akan bisa tertahan dan merendam wilayahnya. Sementara itu, dia juga berharap pernyataan menggusur bisa diganti dengan mengeser.

 Menggusur itu dia nilai tidak solusi karena tidak ada tempat mengalihkan ekonomi masyarakat. Sementara mengeser itu berarti memindahkan lokasi tempat ekonomi masyarakat yang lebih baik.

Hal yang paling perlu diperbaiki itu adalah sisi penanganan birokrasi yang merupakan enginering untuk pelayanan.

Wali Kota Pekanbaru, H Firdaus ST MT menyatakan ini adalah penilaian. Namun dia juga berharap tidak menutup mata dengan beberapa perubahan yang positif selama ini, di luar dari penghargaan dari pusat.

Selain itu, dia juga mengakui tidak mudah merubah kebiasaan seperti membalik telapak tangan.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook