Laporan Diar Candra, Surabaya
Kelantan FA termasuk tim kuat di kancah Malaysia Super League (MSL). Musim kompetisi 2011 ini bahkan The Red Warriors mampu menjadi kampiun.
Tak heran beberapa nama penggawa Kelantan FA menjadi penghuni timnas Malaysia. Salah satu nama yang paling bersinar adalah sang kiper.
Dengan tampilan maskulin dan potongan rambut spike, pemain yang satu ini pantas menjadi idola. Apalagi keramahannya membuat kaum hawa pasti betah saat mengajaknya ngobrol.
Bahkan ketika ditemui di Hotel Garden Palace, Surabaya, Selasa (27/12) lalu dia tanpa sungkan berpose ketika dimintai foto oleh beberapa penggemar wanitanya.
Itulah sosok kiper Kelantan FA Khairul Fahmi Che Mat. Penjaga gawang berusia 22 tahun itu memang sosok bersahabat ketika di luar lapangan.
Namun karakter itu langsung sirna begitu Fahmi turun di lapangan. Dengan garang dan sigap, pemain berzodiak Capricorn itu bakal menghalau semua bola yang mengarah ke gawangnya.
“Saya terinspirasi dua tokoh idola saya dalam menjadi sosok kiper yang seperti ini,” kata Fahmi kemarin. Duo karakter kiper yang jadi idola Fahmi adalah Oliver Kahn dan Gianluigi Buffon. Wajah sangar Kahn menurut Fahmi adalah teror tersendiri untuk para bomber.
Untuk menapaki status kiper timnas Malaysia seperti sekarang, putra pasangan Che Mat Husin-Bidah Ibrahim mengaku bekerja keras.
Salah satunya yang dilakukannya adalah menambah jam ekstra ketika latihan sejak masih berusia 15 tahun. Dua jam sebelum latihan, Fahmi pasti berlatih skipping untuk meningkatkan daya lompatnya.
Soal karir, Fahmi termasuk sosok kiper yang beruntung. Dalam mengasah kemampuannya Fahmi pernah menimba ilmu sampai daratan Eropa. Tepatnya di salah satu klub Belanda, PSV Eindhoven.
Selama enam bulan pada 2007, Fahmi mendalami latihan di PSV. “Saya bisa ke sana karena rekomendasi Rene Alberts (Robert “Rene” Alberts, mantan pelatih Arema Malang),” tutur Fahmi.
Postur Fahmi memang tak terlampau tinggi untuk kategori kiper. Anak keempat dari lima bersaudara itu hanya bertinggi badan 171 sentimeter.
Dibandingkan dengan kiper Kelantan FA lainnya, Syazwan Yusof (183 sentimeter) atau Mohd Syahrizan Ismail (175 sentimeter) Fahmi terlihat lebih kecil.
Namun postur yang kurang tinggi bukan membuat Fahmi minder bersaing dengan kiper lainnya. Kekurangan tersebut malah memacu penggemar masakan tom yam tersebut semangat. “Meski saya pendek, saya punya lompatan yang tinggi,” aku Fahmi.
Di sisi lain, Fahmi mengakui menghormati para pemain timnas Indonesia. Dua kali dalam turnamen yang berbeda, Piala AFF 2010 dan SEA Games XXVI/2011 lalu, Fahmi menghadapi tim Merah Putih di partai puncak. Dan dua kali pula, pendukung klub Bayern Muenchen serta Barcelona itu menang.
“Ada pemain timnas Indonesia yang saya kira terbaik dari pertemuan kami yakni Okto (Oktavianus Maniani, red). Speed dan kelincahannya luar biasa,” ucap Fahmi.
Menjelang laga melawan Persebaya, Fahmi menyebut penasaran dengan talenta Andik Vermansyah yang disebutkan diminati klub-klub Eropa macam Benfica, FC Porto, atau pun Novara. “Saya tak sabar menanti kami beradu di lapangan,” ujar Fahmi lagi.(ko/jpnn)