PONTIANAK (RP) - Menteri Agama, Suryadharma Ali dan Menteri BUMN Dahlan Iskan didaulat menandatangani prasasti Maha Vihara Maitreya Kalbar di Jalan Arteri Supadio, Sungai Raya, Ahad (27/10) sekitar pukul 13.30 WIB.
Saat diminta memberikan kata sambutan, Dahlan Iskan pun bicara dengan Bahasa Mandarin dengan fasihnya.
Aplaus berulang-ulang datang dari lebih seribu umat Buddha yang hadir. Selera humor mantan Dirut PLN itu terasa segar, bahkan Pendeta Wang-Sesepuh umat Buddha Sedunia pun tampak tersenyum senang.
Usai sambutan, Dahlan dipakaikan sebuah arloji bernama ‘’Time is Happiness’’ yang diciptakan oleh Pendeta Wang sendiri. Sesepuh itu menyebut, jam tangan itu sebagai buah dari kerja keras seseorang yang sangat menghargai waktu, time is money. Seperti diketahui, Dahlan adalah penggagas dan motivator dari motto ‘’Kerja, kerja, kerja!’’
Tak hanya arloji kebahagiaan, Ketua Walubi Ir Arif Harsono memberikan cenderamata berupa patung Buddha Tertawa yang melambangkan kebahagiaan dan keikhlasan.
‘’Pak Dahlan itu selalu tampil dengan senyum, selalu tertawa. Selalu akrab dan ramah kepada siapapun, wajah yang membawa rezeki dan kebahagiaan,’’ kata Arif disambut tepuk riuh hadirin.
Kagumi Kesabaran
Sebelum meninggalkan vihara, Dahlan mengaku bangga atas kesabaran Umat Buddha Kalbar dalam membangun tempat ibadah itu.
‘’Ini bangunan yang megah, mereka sabar sekali selama 12 tahun kumpulkan dananya. Namun akhirnya sekarang berdiri megah bangunan tiga lantai Maha Vihara Maittreya Kalbar ini,’’ tuturnya kepada wartawan.
Ditanya makna sambutannya yang disampaikan dalam Bahasa Mandarin, ia mengungkapkan, selain ucapan selamat atas peresmian vihara, ia menyampaikan kekaguman atas kesabaran, keuletan dan keteguhan serta gotong royong yang kuat. Juga teringat saat dirinya menjalani operasi ganti hati di Tianjin, Cina.
‘’Kemudian saya ingat waktu saya sakit, masuk ruang operasi untuk ganti hati, 1.000 umat Buddha berkumpul di Vihara Surabaya. Kemudian mereka bertekad selama saya di ruang operasi mereka berdoa untuk saya tanpa henti dan mereka minta diberitahu kalau operasi sudah selesai. Operasi persis selama sembilan jam waktu itu,’’ kisah Dahlan.
Ada yang unik dan mengharukan saat umat Buddha di Vihara Surabaya itu berdoa. ‘’Di tengah-tengah mereka ada api lilin seperti kena angin ribut.
Dan mereka khawatir kalau operasi saya gagal. Sehingga mereka terus meningkatkan doanya dan pelan-pelan api lilin tenang, tidak lama kemudian mereka dapat telepon dari rumah sakit bahwa operasi saya sudah selesai,’’ ungkap Dahlan.
Sehingga, lanjut pria yang membangun pesantren keluarga di Magetan itu, melalui peristiwa sakit itu dirinya terkesan memiliki hubungan dekat dengan umat Buddha dan umat beragama lainnya.
‘’Saya mempunyai hubungan dekat dengan umat Buddha, saya mengucapkan banyak terima kasih waktu saya dalam keadaan kritis mendoakan saya, demikian juga umat Kristen, dan Islam terus mendoakan saya,’’ ungkapnya.
Dahlan berharap, kepada masyarakat Kalbar pada umumnya, supaya kerukunan antarumat beragama terus tercipta.
‘’Tentu karena umumnya umat Buddha di Kalbar cukup besar, saya harap perdamaian antarumat beragama dapat lebih ditingkatkan lagi,’’ ujarnya.(jpnn)