Matahari di ufuk barat sudah nyaris tak terlihat. Namun, ribuan penonton belum beranjak dari di Tepian Narosa Telukkuantan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Betapa tidak, di hari terakhir Ahad (27/8) merupakan penentu jalur peraih juara Pacu Jalur Tradisional Kuansing 2023.
Laporan KASMEDI, Rengat
Antusias penonton terlihat serius ketika memasuki putaran final. Apalagi yang tampil di final jalur milik kabupaten bersaudara yakni Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Apalagi, keduanya jalur yang masuk final tergolong pendatang baru di tahun 2023 ini.
Kedua jalur tersebut adalah Jalur Tuah Keramat Bukit Embun CV Cucu Mutia Bersaudara Dodi Irawan Bakaghojo dari Desa Gumanti, Kecamatan Peranap, Kabupaten Inhu berhadapan dengan Jalur Cakaran Garuda Muda KONI Riau dari Desa Sungai Pinang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuansing.
Mata penonton tidak lengah. Bahkan, sorak sorai penonton masing-masing pendukung saling dukung. Tepuk tangan dan teriakan histeris ribuan pendukung Jalur Tuah Keramat Bukit Embun membahana setelah dewan hakim membacakan keputusannya. Pada partai final tersebut dimenangkan oleh Jalur Tuah Keramat Bukit Embun Inhu.
Gelar ini merupakan yang perdana bagi Jalur Tuah Keramat Bukit Embun yang baru berusia tiga tahun sekaligus estafet yang diterima dari Jalur Tuah Keramat Sialang Soko Bhayangkara Polsek Peranap Desa Setako Raya, Kecamatan Peranap juga dari Kabupaten Inhu. Ya, tahun lalu, Jalur Tuah Keramat Sialang Soko Bhayangkara Polsek Peranap merajai Tepian Narosa Telukkuantan dan meraih Piala Bergilir Menteri Pariwisata Republik Indonesia.
Kegembiraan masyarakat Kecamatan Peranap Inhu tidak selesai usai pelaksanaan pacu jalur. Senin (28/8) ribuan masyarakat ikut mengarak Piala Bergilir Menteri Pariwisata Republik Indonesia dari Telukkuantan menuju Desa Gumanti dengan pengawalan pihak kepolisian.
Ketua Jalur Tuah Keramat Bukit Embun, Pindo Candra ketika konfirmasi Riau Pos mengatakan dua pekan jelang mengikuti pacu jalur di Tepian Narosa Telukkuantan, mereka latihan setiap hari. “Kami paling menekankan disipilin dan kekompakan. Bahkan, kami menolak atlet yang terkontaminasi penyalahgunaan narkoba,” ucap Pindo Candra.
Jalur Tuah Keramat Bukit Embun mulai dimiliki Desa Gumanti sejak tahun 2022 lalu. Namun selama dua tahun tidak bisa memasuki gelanggang akibat pandemi Covid-19. Atlet Jalur Tuah Keramat Bukit Embun baru merasakan ikut Pacu Jalur di Tepian Narosa pada tahun 2022.
Kemudian berlanjut pada akhir tahun 2022 di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuansing. Bahkan pada tahun 2023, berlanjut di Pangean Kecamatan Pangean dan Baserah Kecamatan Kuantan Hilir. Di empat lokasi itu mereka hanya mampu berada di peringkat 3.
Dengan pengalaman di empat lokasi itu, Pindo Candra menerapkan disiplin, mulai dari latihan hingga tidak terlibat narkoba. Dari disiplin yang diterapkan dikemas dengan kekompakan antaratlet, masyarakat, pemerintahan dan pemangku kepentingan lainnya yang ada di desa.
Selain disiplin dan kekompakan, keberhasilan mereka juga tak terlepas dari dukungan doa bersama hingga didukung sponsor yakni dari Dodi Irawan Bakaghojo. “Hadiah di Baserah berupa lembu, sudah kami potong untuk makan dan doa bersama. Kemudian sisa hadiah disedekahkan kepada anak yatim dan Pondok Pesantren Alhusnah Indragiri Peranap,” ungkapnya.
Untuk hadiah juara di Tepian Narosa ini belum disepakati penggunaannya. Pindo Candra lebih memilih rapat bersama untuk membuat keputusan. “Hadiah ini tergantung kemauan atlet maupun masyarakat hingga pemerintahan desa,” kata Pindo.(das)