HARI PERTAMA FIRDAUS-AYAT CAHYADI MASUK KANTOR

Salat Dhuha, Rapat Perdana, dan Ziarah Kubur

Feature | Sabtu, 28 Januari 2012 - 07:44 WIB

Salat Dhuha, Rapat Perdana, dan Ziarah Kubur
Hari pertama dinas Wali Kota Pekanbaru, H Firdaus ST MT didampingi Wakil Wali Kota, Ayat Cahyadi SSi mengadakan pertemuan dengan Sekko HM Wardan di ruang kerjanya, Jumat (27/1/2012). (foto:mirshal/riau pos)

PEKANBARU (RP) - Usai dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru, Firdaus ST MT dan Ayat Cahyadi SSi langsung dinas ke Kantor Wali Kota Pekanbaru, Jumat (27/1). Dengan pakaian muslim, mereka datang menyapa para pegawai Pemko Pekanbaru.

Pagi Jumat (27/1) di Kantor Wali Kota Pekanbaru ada pemandangan yang berbeda. Jika sebelumnya yang hadir adalah Syamsurizal selaku penjabat wali kota, kali ini yang hadir adalah Firdaus ST MT, wali kota defenitif.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tidak hanya itu, sebelumnya ruangan Wakil Wali Kota Pekanbaru terlihat kosong, Jumat kemarin justru menjadi ruang yang paling ramai. Pasalnya, wakil wali kota yang dijabat Ayat Cahyadi juga sudah mulai masuk di kantor yang terletak di Jalan Sudirman tersebut.

Tepat pukul 08.30 WIB, sedan Toyota Camry warna hitam bernomor polisi BM 1 A terlihat masuk ke pekarangan Kantor Wali Kota Pekanbaru. Firdaus ST MT dengan mengenakan baju koko berwarna putih dipadu celana panjang hitam langsung keluar dari mobil dinasnya.

Sambil menebar senyum, mantan Kepala Dinas PU Riau ini disambut beberapa kepala bagian di Setdako Pekanbaru yang sudah ditunggu oleh Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi. Setelah menyapa, Firdaus langsung menuju ke ruangan loby kantor yang berada di lantai II.

Ayat Cahyadi sudah tiba sebelumnya, tepat pukul 08.15 WIB, mantan anggota DPRD Riau itu sudah tiba dengan pakaian rapi yang berbusana Melayu warna kuning dikombinasi songket kotak-kotak.

Mereka berdua tidak langsung ke ruangan, karena sedang dibersihkan dan diperbaiki oleh Bagian Umum Setdako Pekanbaru, setelah lama tidak digunakan. Terlihat kesibukan di ruangan wakil wali kota yang sudah kosong sejak ditinggalkan Erizal Muluk.     

Petugas sedang membersihkan toilet, ruangan kerja termasuk memasang lampu ruangan yang putus, hingga mengganti pengharum ruangan.

Begitu tiba di ruang tamu wali kota, Firdaus ST MT langsung mengambil sajadah untuk melaksanakan Salat Dhuha di. Dengan khusyuk, ayah empat anak ini melafazkan ayat-ayat Alquran hingga akhir bacaan doanya.

Sementara itu, di luar ruangan, sudah banyak tamu dan kepala Satker yang menunggu.

Usai salat, Firdaus langsung melakukan rapat mendadak dan memanggil seluruh Kepala Satker di lingkungan Pemko Pekanbaru, bersama Sekretaris Kota di ruangan khusus yang semenjak zaman Wali kota Herman Abdullah memang dijadikan ruang rapat terbatas.

Sempat beberapa kali dia menyeduh teh yang disediakan.

Firdaus dan Ayat mendengarkan penjelasan dari para pembantunya tersebut. Mulai dari persoalan sampah, penyakit DBD yang sempat menjadikan Pekanbaru berstatus KLB, banjir, pendidikan, kesehatan, infrastruktur hingga progres pembahasan APBD 2012 Pekanbaru. Rapat perdana ini berlangsung hingga pukul 11.30 WIB.

Usai rapat, Firdaus dan Ayat sempat menyambut tamu yang sudah menunggu sejak pagi.

Mendekati pukul 11.45 WIB, Firdaus melayani wawancara perdana dengan awak media. Sementara Ayat Cahyadi permisi karena langsung ingin mempersiapkan diri melaksanakan Salat Jumat.

‘’Banyak yang dibicarakan tadi di dalam, tapi untuk umumnya nanti Senin akan kita rapatkan kembali. Topik yang dibahas tentu program Pekanbaru ke depan, seperti masalah banjir, kesehatan, pendidikan, anggaran hingga soal persampahan. Tapi ini baru mencari informasi awal saja sebelum melangkah lebih jauh,’’ terangnya Firdaus.

Setelah wawancara, Firdaus langsung menuju ke Masjid Ar Rahman Pekanbaru untuk menunaikan Salat Jumat. Firdaus berjalan kaki dari kantor menuju masjid yang dibangun pada saat Herman Abdullah menjabat itu.

Jarak antara kantor wali kota dan masjid mencapai 200 meter lebih ditempuhnya di bawah panas terik matahari.

Selama pelaksanaan salat, terlihat Firdaus maupun Ayat Cahyadi berbaur dengan jamaah lainnya. Tidak ada tempat khusus yang disediakan, sehingga pemimpin kota itu memang jelas terlihat berbaur dengan warga lainnya.

Usai dari salat, tanpa diduga puluhan jamaah sudah menunggu untuk sekadar menyalami pemimpin baru Pekanbaru ini.

Tanpa sungkan, keduanya melayani permintaan foto bersama layaknya artis dari para jamaah masjid.

Bahkan, saat mengenakan sepatu Firdaus sempat bercanda bersama anak-anak yang sengaja menggodanya.

Setelah pamit kepada masyarakat dan masuk ke mobil dinas, Firdaus langsung menuju ke rumah untuk bertukar pakaian dan menyempatkan diri ke toko pakaian untuk menjahit pakaian dinasnya.

Pada pukul 16.10 WIB, dia bersama keluarganya melakukan prosesi ziarah kubur ke makan orangtua. Pada pukul 16.02 WIB, rombongan keluarga tiba di Pemakaman Darun Nahdah di Desa Muara Lawas Kecamatan Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar.

Di sana Firdaus dan keluarga langsung menuju ke makam ayahndanya almarhum H Muhammad Datuk Bagindo Sipado dan ibundanya almarhum Hj Rafiah untuk memanjatkan doa.

Usai ziarah, Firdaus menyempatkan diri bertemu dengan Bupati Kampar, H Jefry Noer yang kebetulan berada di Kecamatan Bangkinang Barat untuk membuka turnamen bulu tangkis.

Firdaus juga masih menyempatkan bersilaturahmi ke rumah salah seorang kerabatnya sebelum pulang kembali ke Pekanbaru.

Sementara Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi usai Salat Jumat melaksanakan agenda sendiri. Jika Wali Kota Firdaus melakukan ziarah ke makam orangtuanya di Bangkinang, Kampar.

Sementara Ayat kembali berkumpul dengan keluarga di kediamannya di Jalan Tengku Bey Peputra Indah II G No.193, Simpang Tiga, Pekanbaru.

‘’Saya kembali ke rumah bersama keluarga usai Salat Jumat, ada keluarga yang berangkat pulang setelah pelantikan kemarin,’’ kata Ayat saat di hubungi Riau Pos.

Setelah itu, Ayat menghadiri rapat partai PKS di DPD PKS Pekanbaru, hingga pukul 17.15 WIB. ‘’Tadi rapat dengan PKS juga,’’ singkatnya.

Jelang Maghrib, Ayat kembali ke rumahnya kembali berkumpul bersama keluarga. Di rumah, Ayat juga belum putus dari kunjungan masyarakat sekitar, memberikan selamat dan istirahat santai hingga malam.

Saat ditanya bagaimana perasaan setelah melakukan kedinasan di hari petama? Ayat mengaku biasa, dia bahkan tidak canggung datang ke Kantor Pemko dengan jabatan barunya sebagai Wakil Wali Kota Pekanbaru.  

‘’Saya biasa saja, ini hanya beda tempat jika sebelumnya saya di kantor DPRD, kini di Pemko. Hanya saja saat ini tentu sudah memegang peranan sebagai penyelesai masalah yang kini sangat banyak dan perlu segera diselesaikan,’’ tambahnya lagi.

Namun saat ini yang mendesak yang harus digesa itu adalah pengesahan APBD 2012 Kota Pekanbaru, karena menurutnya di sinilah roh dari penyelesaian persoalan Kota Pekanbaru.

‘’Kita sudah melakukan koordinasi dengan beberapa SKPD, dan mendengarkan langsung dari mereka saat pertemuan bersama Pak Firdaus siang tadi,’’ ujarnya.

Ada yang beda memang dari Ayat, jika sebelumnya dia mengawasi, mengontrol serta sebagai budgeting pemerintah, saat ini malah sebaliknya.

‘’Sekarang justru saya yang diawasi oleh DPRD, kalau sebelumnya saat saya masih di DPRD, saya yang mengawasi pemerintahan,’’ ungkap mantan anggota DPRD Kota Pekanbaru periode.

Pedagang Minta Kenyamanan

Pasca pelantikan wali kota-wakil wali kota terpilih, banyak warga menaruh harap kepemimpinan selama lima tahun ke depan. Seperti halnya para pedagang pasar di Kota Bertuah yang sangat mengharapkan kenyamanan dalam mencari nafkah.

‘’Sudah puluhan tahun berjualan di sini, semoga dengan adanya wali kota sekarang, kami dapat berjualan dengan nyaman dan kembali bersih seperti zaman Pak Herman lagi. Dan pembeli juga banyak yang datang ke dalam,’’ ujar salah seorang pedagang pasar Senapelan.

Sementara, salah seorang pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Senapelan yang berjualan di Jalan Teratai, Ahyar memaparkan harapannya, di mana mata pencahariannya hanya dengan berjualan di trotoar jalan itu saja, karena tidak sanggup membeli toko usai perombakan pasar tersebut beberapa tahun lalu.

‘’Paling tidak izinkanlah kami berjualan di sini, kan tidak mengganggu, kalau pun harus di kejar-kejar Satpol, maka mohon ditunjukkan solusi yang baik untuk berjualan,’’ keluhnya saat ditemui Riau Pos, Jumat (27/1) siang kemarin.

Ditambahkan Ahyar, sejak pertengahan 2011 lalu, sudah jarang mobil kebersihan mengangkut sampah, sehingga di jalanan di sekitar pasar banyak tumpukan sampah.

‘’Padahal kita selalu dipungut untuk itu, dengan adanya wali kota baru ini kami berharap lebih memperhatikan rakyat kecil seperti kami,’’ ujarnya.

Sementara itu, Ajo, pedagang pasar Cik Puan saat ditemui bertutur tentang keluh kesahnya karena kedai yang baru dicicilnya turut terbakar.

‘’Kami minta tak banyak-banyak, ingin nyaman dalam berjualan karena cuma itu pekerjaan kami dalam menafkahi keluarga, sudah kali ketiga saya berjualan di sini dan lagi-lagi terbakar, namun perhatian pemerintah tidak ada, kalaupun wali kota baru dapat menanggapi lewat koran, kami tentu sangat bersyukur,’’ singkatnya polos dengan logat Minang kental ini.

Begitu pun juga pedagang  lainnya, Netty juga berharap agar wali kota baru memperhatikan masyarakat kecil, apalagi kalangan pedagang Pasar Cik Puan yang beberapa waktu lalu terkena musibah kebakaran, karena selama ini Pasar Cik Puan sering terjadi kebakaran.

‘’Bantuan Pemko sangat minim apalagi bantuan untuk pembangunan kembali kios kami sama sekali tidak ada dari Pemko,’’ katanya.

Sementara, Anto, pengojek berharap agar masalah sampah pada pemerintahan wali kota yang baru dapat terselesaikan, begitu juga masalah banjir.

‘’Ya, pada masa kepemimpinan wali kota baru segala permasalahan hendaknya  dapat diselesaikan, terlebih lagi permalahan banjir yang kerap  kali melanda Kota Pekanbaru ketika hujan. Begitu juga, saya juga berharap masalah sampah tidak ada yang berserakan lagi,’’ ungkapnya, kepada Riau Pos, Jumat (27/1) kemarin.

Anto juga berharap, agar permasalahan macet yang sering terjadi juga segera dapat terselesaikan dengan mencarikan jalan keluar, selain itu juga pembangunan jembatan fly over dapat juga terselesaikan dengan cepat.

‘’Sehingga macet di kawasan  Sudirman tersebut, tidak terjadi lagi dan lalu lintas menjadi lancar. Saya juga berharap wali kota lebih memperhatikan masyarakat kecil, karena kebanyakan pejabat hanya berjanji ketika kampanye, namun setelah menjabat mereka malahan tidak ingat,’’ sebutnya.

Lain pula yang diharapkan Yanti salah seorang karyawan swasta. Yanti berharap dengan kepimimpinan wali kota baru ini lebih baik dalam segala bidang.

Misalnya di bidang pendidikan lebih ditingkatkan dan diharapkan kualitas pendidikan di Pekanbaru tidak kalah dibandingkan dengan pendidikan di Jawa, misalnya Jakarta dan Jogjakarta sebagai kota pendidikan.

‘’Saya berharap pendidikan di Pekanbaru dapat disamakan dengan pendidikan di daerah Jawa, walaupun tidak secara keseluruhan namun ditingkatkan,’’ tuturnya.

Selain itu, juga masalah objek-objek wisata. ‘’Masyarakat Pekanbaru harus wisata, tapi sarana wisata minim. Kalau bisa dibuatkanlah lokasi-lokasi wisata yang menarik, sehingga tak harus jauh-jauh ke luar daerah,’’ harapnya. (eko/gus/egp/uci/ali/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook