MELIHAT SENTUHAN INFRASTRUKTUR DI DESA PINGGIRAN

Meretas Batas, Bersolek dari Keterisolasian

Feature | Rabu, 27 November 2013 - 11:31 WIB

Meretas Batas, Bersolek dari Keterisolasian
Warga Desa Balak, Kabupaten Inhil sudah bisa menikmati pembangunan jalan yang dibangun dengan sistem rigid pavement atau beton. Foto: marrio kisaz/riau pos

Desa pinggiran sering terabaikan. Desa pinggiran terisolasi dan desa pinggiran miskin infrastruktur. Ungkapan-ungkapan tersebut perlahan-lahan mulai dijawab Pemerintah Provinsi Riau.

Laporan Marrio Kisaz, Mandah

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Desa Bolak, Kecamatan Mandah, Kabupaten Inhil merupakan salah satu cerminan desa pinggiran Riau yang sudah mulai tersentuh infrastruktur perlahan, namun pasti satu persatu permasalahan infrastruktur di kawasan pesisir tersebut mulai terjawab.

Mulai dari infrastruktur jalan, jembatan, turap, drainase, sarana ibadah hingga akses umum lainnya mulai menghiasi kawasan pinggiran Kabupaten Indragiri Hilir itu. Masyarakat pun mulai merasa menjadi bagian dari daerah kaya yang dikenal  bernama Riau.

Untuk sampai ke Desa Bolak, Kecamatan Mandah harus ditempuh dengan perjalanan laut menggunakan speedboat memakan waktu dua jam dari ibukota Inhil, Tembilahan. Bahkan, jika menggunakan boat pancong (speedboat kecil) atau kapal, memerlukan waktu tiga sampai empat jam.

Hamparan laut lepas dan pemandangan pepohonan bakau akan menjadi teman menyisiri kawasan pinggiran tersebut. Kondisi cuaca dan hentakan ombak juga menjadi tantangan dan memberikan adrenalin tersendiri bagi yang melaluinya.

Perjalanan menuju Desa Bolak belum selesai dari jalur laut. Setibanya di Dermaga Kecamatan Mandah, perjalanan harus dilanjutkan menggunaan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh hampir 30 menit.

Dalam perjalanan ini Riau Pos, Sabtu (23/11) melihat sisi positif dari pengembangan infrastruktur di desa pinggiran. Akses transportasi yang dibangun sudah mulai menerapkan bersifat permanen dengan sistem rigid pavement atau beton.

Jalan yang mulus tanpa dihiasi lubang-lubang dapat dirasakan dari atas sepeda motor. Belakangan, diketahui akses jalan tersebut adalah jalan provinsi yang akan dibangun sampai ke ibukota Inhil dan menuju Kabupaten Pelalawan.  Salah seorang warga, Atan (44) mengaku senang dengan pembangunan jalan, jembatan dan turap tersebut. Menurut pria berkulit agak gelap itu, daerahnya tidak lagi menjadi daerah terpencil seperti beberapa tahun yang lalu.

‘’Alhamdulillah, sekarang jalan sudah dibangun dan bagus. Padahal kalau dulu di sini hujan dan becek dan tidak dapat dilalui. Apalagi di sana sudah dibangun turap di pinggiran sungai,’’ papar pria yang berprofesi sebagai petani kelapa sawit.

Pria yang berkulit gelap itu berharap rencana pengembangan akses jalan menuju Tembilahan dapat segera terealisasi. Sehingga, jasa pelayanan dan rentang kendali yang sebelumnya terkendala karena jalur laut dapat diminimalisir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau SF Hariyanto kepada Riau Pos mengatakan, pengembangan infrastruktur di wilayah pesisir merupakan salah satu program prioritas. Ini dilakukan agar tidak adalagi masyarakat yang merasa terisolasi.

‘’Infrastruktur di desa pinggiran merupakan cerminan komitmen daerah dalam pemerataan pembangunan. Diharapkan dapat meretas batas dan menjawab permasalahan keterisolasian di daerah pinggiran,’’ imbuhnya.

Dia tidak menampik, infrastruktur di desa pinggiran sering menjadi ‘’anak tiri’’ dalam permasalahan daerah. Namun hal tersebut sudah mulai ditangani secara berkelanjutan. Seperti pembangunan jalan yang dapat menjadi alternatif menuju pusat ibukota tanpa melalui jalur laut.

Saat ditanyakan mengenai konsep pengembangan dengan sistem rigid pavement yang merata di daerah, dia mengatakan konsep tersebut dilakukan untuk pertimbangan ketahanan dan kualitas jalan.

Pertimbangan lain adalah konstruksi tanah di Riau yang relatif rawan sehingga kerusakan jalan sangat cepat terjadi.

Penerapan konsep rigid tersebut sudah berjalan mencapai 115 kilometer di Bumi Melayu Lancang Kuning.

Lokasinya sendiri diakui Hariyanto untuk jalan rigid sudah dikerjakan seperti di Peranap, Inhu dan daerah Dumai termasuk Kuansing.

‘’Kami berharap pengembangan infrastruktur di Desa Bolak Mandah ini dapat menjadi percontohan dan bukti daerah pinggiran tidak lagi terisolir dan terpinggirkan. Kita terus menginventarisirnya, mudah-mudahan seluruh masyarakat pinggiran bangga menjadi masyarakat Provinsi Riau karena infrastrukturnya,’’ tutur Hariyanto.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook