MELIHAT USAHA PETANI CABAI DI DESA TEBING SARI, TAPUNG

Kebun Sawit Diubah Menjadi Ladang Cabai

Feature | Senin, 27 Mei 2013 - 09:36 WIB

Kebun Sawit Diubah Menjadi Ladang Cabai
Kebun kelapa sawit di Desa Tebing Lestari Kecamatan Tapung Hilir yang diubah menjadi kebun cabai, baru-baru ini. Foto: rina diantihasan/riau pos

Memiliki kebun kelapa sawit menjadi idaman setiap petani di Kampar, karena harganya menggiurkan. Tanaman sawit ini menjadi primodona perekonian tak hanya di Kampar bahkan di Riau, maka tak heran, areal persawahan dan hutan baya ditanami dengan tanaman sawit.

Laporan RINA DIANTI HASAN, Bangkinang

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Namun itu tidak berlaku bagi Toto Pranolo, pohon sawit di kebunnya justru ditebang, dan digantikan dengan tanaman cabai, karena baginya menanam cabai ternyata jauh lebih menjanjikan.

Toto Pranolo bercerita, ketika ia baru pulang dari Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata Kubang Raya, Siak Hulu tahun lalu, ia langsung mempraktikkan ilmu menanam cabai di lahan seluas 20x20 meter di Dusun III Desa Tebing Lestari itu. Toto berhasil. Selain dapat untung lumayan, lelaki ini bisa langsung mengembalikan semua modal dana bergulir yang dipinjamkan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar sebesar Rp25 juta, sebelum jatuh tempo.

‘’Saya langsung kepikiran untuk bertanam cabai di lahan yang lebih luas lagi. Tapi bingung. Lahan kosong yang lebih luas sudah tidak ada. Iseng-iseng saya cerita ke perangkat desa. Alhamdulillah, bersambut. Pemerintah desa mau meminjamkan satu hektare lahan yang masih ada tanaman kelapa sawitnya,’’ cerita Toto di kawasan jalan poros Desa Tebing Lestari, beberapa waktu lalu.

Kaswijan, Kaur Keuangan Desa Tebing Lestari mengamini omongan Toto. ‘’Ada sejumlah pertimbangan yang membikin kebun sawit di seberang kantor desa itu kami sulap jadi kebun cabai. Pertama, kami ingin memenuhi kebutuhan pokok warga desa, khususnya cabai. Terus kami juga ingin menggelorakan program Bupati Kampar yang mengajak masyarakat kembali ke pertanian. Dan yang paling penting lagi, kami ingin masyarakat desa tidak selalu bergantung kepada hasil sawit,’’ kata Kaswijan.

Sawit yang ditebangi itu kata Kaswijan masih produktif. Masih bisa menghasilkan duit bersih Rp1 juta per bulan. Dapat restu desa, lahan itu kemudian digarap oleh Toto bersama dua rekannya sesama alumni P4S. ‘’Masing-masing kami bikin kelompok sendiri. Satu kelompok 10 orang,’’ katanya.

Mendengar kebun sawit disulap jadi kebun cabai, Jumiran, salah seorang alumni P4S juga tergiur. Dia pun ikut-ikutan menebangi kebun sawit miliknya, yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari lahan desa itu. Kebun yang masih menghasilkan uang bersih Rp500 ribu per bulan itu, seluas setengah hektare. Bersama Toto cs, Jumiran mengajukan pinjaman modal bergulir ke Pemerintah Kabupaten Kampar. Kelompok Toto mendapatkan Rp50 juta, sementara Jumiran dan dua kelompok lainnya kebagian masing-masing Rp25 juta. Kini, cabai-cabai milik empat kelompok ini sudah berumur antara 2-4 pekan.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook