CERITA WARGA SEKITAR TRAGEDI PENIKAMAN KARYAWATI TOSERBA

Seperti Film Horor, Mata Melotot, Pisau di Tangan Berlumuran Darah

Feature | Selasa, 26 Juli 2022 - 11:20 WIB

Seperti Film Horor, Mata Melotot, Pisau di Tangan Berlumuran Darah
Toserba Jalan Dharma Bakti Pekanbaru, tempat kejadian tragedi penikaman 5 wanita oleh sesama karyawati yang menyebabkan satu orang tewas pada Ahad (24/7/2022). (HENDRAWAN KARIMAN/RIAUPOS.CO)

Teriakan minta tolong dengan suara tersengal terdengar dari lantai 2 toserba di Jalan Dharma Bakti, Payung Sekaki, Pekanbaru sekitar pukul 01.55 WIB Ahad (24/7/2022) dini hari. Dada, seorang pedagang yang sedang berkemas ingin pulang, terkejut mendengar suara itu. Dirinya langsung mendekati asal suara itu.

Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)



TAPI yang dilihatnya adalah suasana horor. Yang menjerit minta tolong sudah berlumuran darah. Ada yang berhasil lari, lalu membuka pintu bagian depan di lantai bawah sambil memegangi perut yang berlumuran darah. Ada yang terdesak, lalu memilih keluar dari jendela ruko empat pintu berlantai 3 tersebut, kemudian melompat dari ketinggian sekitar 2,5 meter.

''Saya kira ada maling kan, jadi teriak-teriak gitulah minta tolong. Sudah banyak aja yang datang, sebagian ada yang mengepung dari belakang. Terus, tiba-tiba ada yang terjun dari lantai 2 berlumuran darah,'' kata Dada.

Ketika melihat salah seorang korban nekat terjun itu, Dada bertanya-tanya, kok nekat sampai terjun dengan wajah begitu ketakutan. Ternyata, korban diserang oleh sesama rekan kerjanya sendiri. Seorang pekerja yang baru masuk kerja di toko tersebut berinisial ES (18) menyerang rekannya sendiri dengan sebilah pisau dapur.

Sementara itu, warga lainnya bernama Riri, ketika suara teriakan itu muncul, dirinya baru pulang dari membeli rokok di warung kecil yang buka sampai dini hari, tidak jauh dari toserba tersebut.

Begitu melihat kondisi mencekam disertai suara lengkingan wanita dari dalam ruko, Riri memilih tidak mendekati lokasi. Dirinya memilih berlari ke toko-toko yang berada di sekitar toserba untuk membangunkan warga.

''Saya langsung lari ke toko-toko minta tolong. Yang pertama keluar itu yang melompat dari lantai 2, dari situlah saya tahu mereka teriak minta tolong karena mau dibunuh, jadi saya panggil warga yang lain. Ini bukan maling, ada sesuatu yang tidak beres,'' kata Riri yang buka dagangan sehari-hari sampai pukul 01.30 dini hari WIB .

Wanita yang melompat dari lantai 3 itu tidak mengalami patah kaki, tapi dia juga terluka. Dari pernyataan wanita itulah, baik Dada dan Riri tahu bahwa itu adalah aksi penyerangan dengan senjata tajam. Pelaku dan korban adalah sesama karyawati yang tinggal di dalam ruko toserba tersebut.

Setelah warga banyak berkumpul, salah seorang korban berinisial JST berhasil mendobrak pintu depan ruko dan berlari keluar. Lalu disusul beberapa korban lainnya yang kesemuanya sudah berlumuran darah.

Pada momen itulah pelaku terlihat dari luar. Ketika turun dari tangga ruko inilah kondisi dari dalam ruko benar-benar menegangkan. Seperti adegan di film horor, ES disebut seperti kerasukan setan. Menurut beberapa warga, ES memang terlihat seperti orang kesurupan.

Ketika berada di tangga, dirinya menatap tajam dengan mata sudah kemerah-merahan. Tangannya penuh darah itu terlihat dari cahaya remang-remang . Saat pelaku sudah berada di lantai dasar dan di tangannya tidak terlihat pisau, melainkan hanya lumuran darah. Pada momen itulah warga menyergapnya bersama-sama.

''Aku sakit hati, mereka yang membunuhku,'' ungkap pelaku masih sambil berdiri dengan mata melotot dan tangan berlumuran darah, seperti diceritakan warga.

Teriakan yang tidak jelas arah dan maksudnya itu beberapa kali diulang pelaku sebelum diamankan oleh warga sekitar.

''Ngeri, waktu pintu itu terbuka, di situlah dia nampak berdiri. Matanya melotot, kedua tangannya darah semua. Di situlah dia ditangkap. Pas diangkat keluar, dia udah pingsan-pingsan, seperti orang kerasukan,'' cerita Dada mengingat-ingat kembali momen pelaku terlihat dari luar ruko.

Berdasarkan cerita korban begitu keluar dari ruko, pelaku pada malam sebelum kejadian memang terlihat membawa pisau masuk ke dalam kamar. Pisau itu merupakan pisau yang sehari-hari mereka gunakan untuk memotong bawang.

Menurut warga sekitar, termasuk sepengetahuan Dada dan Riri, mereka
yang menjadi korban maupun pelaku adalah karyawati yang terbilang baru. Hingga belum banyak yang mengenal mereka. Begitu para korban berhasil keluar, mereka pun langsung dibawa pergi hingga warga sekitar tidak banyak mendapat informasi.

Sepengetahuan beberapa warga, dari enam yang tinggal di dalam toserba tersebut saat tragedi itu terjadi, hanya dua karyawati yang hitungannya berpengalaman di Toserba Era 58 Jalan Dharma Bakti tersebut. Sisanya merupakan karyawati baru atau pindahan dari Toserba Era 58 cabang lain.

Informasi yang berhasil dihimpun Riaupos.co, adapun lima karyawati
yang menjadi korban penyerangan ES adalah T yang dinyatakan meninggal dunia usai kejadian dengan luka di leher dan perut. Lalu LP yang mengalami luka di bagian perut dan dada kiri, JST mengalami luka tusuk di bagian bahu sebelah kanan.

Kemudian IN mengalami luka tusuk di bagian punggung dan dada sebelah
kiri dan SS yang mengalami luka gores di bagian kening. Para korban yang mengalami luka ringan dan luka berat sempat dirawat, kemudian dinyatakan rawat jalan. Hanya saja, tidak ada warga sekitar yang mengetahui kontak maupun alamat para korban ini.

Hingga Selasa (26/7/2022) pagi ini, ruko tersebut masih dipasang garis polisi. Tidak ada aktivitas sama sekali di luar dan di dalam ruko tersebut. Bahkan tidak ada kendaraan parkir di halaman ruko tersebut sejak malam harinya.

Hingga tulisan ini diturunkan, Polresta Pekanbaru yang mengambil alih penanganan lasus ini dari Polsek Payung Sekaki belum memberikan informasi terbaru pengembangan penyelidikan.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan sebelumnya beralasan, pelaku masih menjalani pemeriksaan kesehatan.

''Diduga pelaku masih perawatan di rumah sakit dan pemeriksaan kesehatan,'' ungkapnya.


Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook