KETIKA LEGENDA SEPAKBOLA DUNIA BERBAGI ILMU

Tato Materazzi Rusak Konsentrasi

Feature | Minggu, 26 Februari 2012 - 07:02 WIB

Tato Materazzi Rusak Konsentrasi
Pemain tim Europe and Friends, Robert Pires (kiri), Fabio Cannavaro, Edgar Davids dan Marco Materazzi, merayakan kemenangannya saat bertanding dalam laga Starbol di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (25/2/2012). (Foto: HENDRA EKA/JPNN)

Masa keemasan Fabio Cannavaro, Marco Materazzi, Robert Pires, Edgar Davids, Denilson dan Djalminha memang telah berlalu. Namun, mereka masih punya skill bermain bola yang mumpuni.

Laporan MUHAMMAD AMJAD, Jakarta

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

PADA masa jayanya, siapa tak kenal dengan Fabio Cannavaro. Dialah il capitano Timnas Italia saat menjadi jawara Piala Dunia 2006. Cannavaro adalah salah seorang pemain belakang paling tangguh pada zamannya.

Materazzi, meski dikenal bengal, pemain ini boleh dibilang sebagai ‘’bintang kemenangan’’ Italia saat mengalahkan Prancis pada final Piala Dunia 2006 di Jerman. Berkat Materazzi-lah Prancis harus kehilangan sang maestro Zinedine Zidane. Zizou (sapaan akrab Zidane) diusir keluar dari lapangan setelah terhasut ucapan Materazzi dan menanduk dada bek Italia itu.

Bagaimana Pires, Davids, Denilson dan Djalminha? Mereka pernah menggapai sukses di era masing-masing. Pires menorehkan prestasi manis bersama Prancis di Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Denilson bahkan pernah mencatatkan diri sebagai pemain termahal dunia.

Karena itu, sungguh beruntung anak-anak yang Sabtu (24/2) mengikuti football clinic bersama para bintang tersebut di Gelora Bung Karno Jakarta. Mereka berkesempatan langsung belajar bermain bola dari ahlinya.

‘’Saya senang bisa main dengan mereka. Saya pernah tahu pemain-pemain itu walau sekarang sudah tak ngetop lagi,’’ kata Kinnara, salah seorang peserta klinik sepakbola asal SMP Global Mandiri Cibubur, Jakarta Timur.

Latihan bersama para bintang itu dimulai tepat pukul 17.00. Suasananya rileks. Anak-anak peserta klinik tak canggung menghadapi para bintang itu. Satu per satu materi yang diberi pun dilahap dengan cepat.

Sesi dibagi jadi tiga kelompok. Di sisi utara, Pires menjadi mentor bersama Materazzi. Di tengah, Djalminha dan Denilson bekerja sama memberi arahan. Sedang sisi selatan jadi ruang latih untuk Davids (eks gelandang Timnas Belanda) dan Cannavaro.

Rangkaian kegiatan itu rupanya tak bisa dijalani dengan serius oleh para mantan bintang sepakbola dunia tersebut. Terbukti, saat masa klinik memasuki menit ke-20, Djalminha dan Denilson mulai membiarkan anak didik yang dilatihnya berlatih sendiri.

Dua pemain asal Brazil itu malah asyik bermain sepakbola sendiri. Mereka berkali-kali mempertontonkan keahliannya dalam melakukan juggling dan passing.

Yang dilakukan Denilson dan Djalminha ternyata menarik Pires. Mantan bintang Arsenal itu pun tergoda. Dia meninggalkan anak didiknya untuk bergabung dengan Denilson dan Djalminha. Tak pelak, agenda klinik ‘’terganggu’’. Anak-anak peserta berhenti berlatih. Mereka menonton para mentor pamer keahlian sambil sesekali meniru-niru gerakan yang diperagakan Denilson, Djalminha dan Pires.

Suasananya benar-benar cair. Dalam sebuah momen, Materazzi tampak kesulitan untuk memberi instruksi. Beberapa kali dia harus mengulang arahan karena anak-anak tak mendengarkan instruksinya. Mereka malah sibuk melihat tato yang ada di tangan Matrix, julukan Materazzi. Tak hanya melihat, beberapa di antara mereka bahkan juga sempat menunjuk-nunjuk.

M Farrel, salah seorang anak yang berlatih bersama Materazzi, mengaku bingung melihat gambar yang ada di tangan eks pemain Inter Milan tersebut. ‘’Tangan om yang tinggi itu digambarin dan ditulisin. Banyak lagi,’’ ucap bocah sembilan tahun itu dengan polosnya.

Sabtu (25/2) malam adalah aksi sesungguhnya Cannavaro dkk. Mereka menjalani pertandingan dengan konsep showbol di Istora Senayan Jakarta. Dalam laga bertajuk Starbol Indonesia yang memainkan permainan mirip futsal dengan durasi waktu 2x30 menit tadi malam, berakhir dengan skor 10-4 untuk kemenangan Tim Eropa.(*/c9/ca/jpnn)   









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook