Laporan Makmur Kasim, CEO Riau Pos Group, Makkah
Penambahan daya tampung Masjidil Haram terus dilakukan Kerajaan Arab Saudi. Tujuan akhirnya, memberikan kenyamanan bagi jamaah umrah maupun haji.
Tempat tawaf adalah lokasi yang terpadat di Masjidil Haram. Pada musim haji, semuanya sesak. Mulai pelataran Kakbah, di dalam Masjidil Haram hingga lantai bagian atap.
Tak jarang, kondisi ini juga menyebabkan emosi tinggi saat tawaf.
Saling berdesakan, tak jarang terjadi selisih paham di sini. Inilah yang menjadi salah satu penyebab kenapa Pemerintah Arab Saudi membangun tempat khusus tawaf. Pertumbuhan jamaah umrah atau haji dari berbagai penjuru dunia luar biasa setiap tahunnya.
Bangunan tempat khusus tawaf yang berdiri mengelilingi Kakbah, terletak antara tangga Masjidil Haram dengan Kakbah.
Dari bangunan tempat tawaf ke Kakbah itu masih terdapat pelataran yang lebarnya sekitar 20 meter. Itulah pelataran yang dipakai untuk tawaf sekarang.
Bangunan tersebut dari konstruksi baja. Lebarnya sekitar 11 meter atau setara dengan 9 shaf (baris) ketika salat berjamaah.
Seperti jembatan. Tidak didinding. Tetapi dipasang pagar setinggi pinggang, sehingga tidak menutup seluruh pandangan dari dalam masjid ke arah Kakbah.
Tiangnya terbuat dari besi baja berdiameter 60 Cm. Berdiri seperti susunan gawang, lantainya pun konstruksi baja. Semua pekerjaannya tinggal merakit saja di pelataran Kakbah. Yang dicor dengan semen hanya tapak tiang dan tapak besi skor tiang saja. Pengerjaan pengukuran, pemotongan, bor dan lain dilakukan di luar Masjidil Haram.
Menurut Abdullah bin Syaifullah Zahroni, seorang pengawas proyek yang berkebangsaan Arab Saudi, akhir Ramadan ini diperkirakan sudah selesai terpasang semuanya, dan sudah bisa dipakai untuk tawaf.
Berarti nantinya akan menambah kapasitas jamaah yang tawaf dengan tersedianya tempat baru di pelataran Kakbah sebanyak dua lantai, atau sekitar 5.000 meter persegi.
Secara matematis kalau satu orang memerlukan 0,5 meter tempat tawaf, maka kapasitas tambahan jamaah sekitar 10.000 orang.
Peningkatan kualitas pelayanan terhadap jamaah bukan saja pada penambahan kapasitas tempat, tetapi juga pada kenyamanan.
Semua ruangan baru di Masjidil Haram juga dilengkapi AC, di samping bentuk bangunan dan ruang yang sangat artistik.
Sementara di luar ruangan atau di halaman masjid, juga sudah dilengkapi dengan kipas angin. Siraman embun sangat menyegarkan suasana musim panas saat ini.
Walaupun diberitakan di Indonesia suhu bisa mencapai 52 derajat Celsius, di sekitar Masjidil Haram pada siang hari suhu berkisar 37-40 derajat celsius.
Mungkin yang menjadi sedikit kendala bagi jamaah adalah di perjalanan menjelang ke Masjidil Haram yang terasa panas.
Alhamdulillah saya dan grup yang ikut dengan Muhibbah Travel dari Pekanbaru dapat hotel yang dekat dengan Masjidil Haram, jadi lebih terasa nyaman, karena bisa cepat sampai di masjid.***