INFRASTRUKTUR DI PULAU BENGKALIS

”Biar Berlubang Asal Tak Banjir’’

Feature | Minggu, 25 Maret 2012 - 08:30 WIB

”Biar Berlubang Asal Tak Banjir’’
Jalan menuju Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis rusak parah dan sangat mengganggu pengendara. Padahal jalan ini menjadi urat nadi dalam merangkai satu kampung dengan kampung lainnya di daerah itu. (Foto: gema setara/riau pos)

Jalan dan jembatan menjadi urat nadi utama dalam merangkai satu kampung dengan kampung lainnya di Kabupaten Bengkalis. Puluhan kilometer jalan di pulau itu rusak dengan beragam penyebab. Akibatnya diperlukan waktu yang cukup lama untuk sampai ke tujuan.

Laporan ERWAN SANI, Bengkalis

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

DARI kejauhan mobil pengangkut pasir dan batu dan ribuan batu bata tampak mengepulkan asap  hitam, suara mesin terus meraung namun tetap bergerak dan hanya bergoyang sedikit. Ternyata mobil  pick up tersebut dua bannya terbenam dalam lubang. Hingga beberapa menit Riau Pos tak bisa melintas karena menunggu mobil pick up tersebut keluar dari lubang menganga dan berair tersebut.

Sekitar 30 menit mobil pick up milik Didik warga Kampung Pambang ini baru bisa bergerak dan berjalan karena dalam waktu bersamaan mobil pick up pengangkut pasir tiba dan membantu mengeluarkan mobil tersebut. Bukan mobil itu saja, akan tetapi warga dan pelintas jalan di Kampung Muntai tepatnya di Dusun Penurun ikut turun tangan memberikan bantuan dengan cara mendorong mobil pick up tersebut.  

‘’Macam inilah jalan tempat kami. Setiap hari ada saja mobil terbenam bannya,’’ kata Didik kepada Riau Pos usai membantu mobilnya keluar dari lubang menganga antara jalan beton yang patah. Di lubang tempat terbenam ban mobil tersebut terlihat jelas lubang sedalam 40 centimeter dan patahan batu cor dengan isi pasir dan kerikilnya yang sudah memutih. Kemudian besi angkernya yang bengkok. Selain itu lumpur hitam terkena air hujan memenuhi lubang menganga itu. ‘’Inilah jalan kami lewati setiap hari. Tak ada pilihan jalan lain,’’ tegas Didik.

Menurutnya, lubang menganga di daerah Kampung Penurun tersebut menjadi langganan mobil sangkut.  Jangankan mobil bagus, mobil pick up seperti pengangkat pasir ini juga tersangkut. ‘’Mungkin itu sebabnya pejabat tak mau turun ke sini takut mobilnya tersangkut kat lubang ini,’’ lanjutnya.

Pulau Bengkalis berdasarkan luas wilayahnya hanya 938,4 kilometer persegi. Sayangnya ruas jalan yang bagus dan tidak rusak hanya di seputaran ibukota kabupaten. Sedangkan menuju perkampungan di pinggir pantai Selat Melaka dan Selat Bengkalis rusak parah.

Rabu (21/3) Riau Pos mencoba melintasi ruas jalan poros penghubung ibukota menuju Kecamatan Bantan. Awal perjalanan dari Jalan Bantan terlihat mulus, namun setibanya perbatasan Kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Bantan tepatnya di Bantan Tua ban mobil Grand Max yang dikemudi Abu Kasim mulai berliuk-liuk menghindari lubang.

Setelah itu beberapa kilometer ruas jalan agak bagus hingga tiba di kantor Camat Bantan di Selat Baru. Ruas jalan lebar lima meter ini seakan tak bersahabat, ketika melintasi Kampung Bantan Tengah, karena saat itu ban mobil kembali dihantam tanah kuning dan kerikil-kerikil tajam. Bukan itu kerikil dan tanah kuning saja akan tetapi mobil harus melintasi jembatan kayu yang sudah tua di Sungai Leong. Padahal jembatan beton sudah berdiri dengan gagahnya di samping jembatan kayu itu namun belum dioperasikan.

Mulai dari Bantan Tengah ini ruas jalan yang katanya jalan poros pengubung antar kampung di Pulau Bengkalis tak lagi ada yang bagus, bahkan beton-beton cor sudah banyak yang hancur dan besi angkernya keluar. Dengan kondisi itu mobil yang dikendarai Riau Pos tak bias melaju. Dan terparah ketika melintasi ruas jalan di Kampung Muntai tepatnya di Dusun Penurun. Lubang-lubang besar menganga sedalam 50 centimer dan lebar lima meter mengharuskan Riau Pos turun dan mencari bantuan kayu agar mobil tak terpuruk.

Lubang menganga dan bergelombang terdapat puluhan kilometer. Bukan di badan jalan saja, akan tetapi lubang menganga antara jembatan sehingga menyebabkan terjadinya tanjakan tinggi dan menyebabkan ban mobil tersangkut. Ruas jalan buruk ini hingga di ujung Pulau Bengkalis tepatnya di Dusun Parit III Kampung Teluk Pambang. ‘’Untung aje mobil mike bisa lepas. Biasenye mobil rendah seperti ini sering tersangkut. Akhirnya harus diderek pakai mobil lain,’’ jelas Bocel warga Dusun Parittiga, ketika Riau Pos  berada di bibir pantai Selat Melaka tersebut.

Sebulan lalu, kata Bocel ruas jalan lingkar menuju Bengkalis dari Kampung Muntai, Bantan Air, Bantan Tengah tersebut tak bisa dilintasi mobil, kalaupun bisa hanya sepeda motor. ’’Dulu paling parah di jalan dan jembatan Sungai Leong itu. Kalau mobil pasti tersangkut, selain berlubang juga lecah (becek,red),’’ jelasnya.

Hal serupa disampaikan Sahak (45), menurutnya jalan yang ada sekarang sebenarnya belum lama dibangun. Namun akibat kontruksinya kurang bagus akhirnya tak sampai satu tahun jalan rusak berat. Terutama ruas jalan di Muntai, Teluk Pambang tak ada pengerasan jadi timbul tanah langsung dibeton. ‘’Padahal semua tahu kalau jalan di daerah sini tanah gambut, jadi jika dibangun langsung otomatis turun. Jadi jangankan dilintasi mobil tak dilintasi mobil saja pasti turun,’’ jelasnya.

‘’Tapi tak apelah, masih bisa dilintasi sepedamotor. Jangan banjir dan berlumpur saja sudah syukur,’’ lanjutnya.

Hal serupa disampaikan Ketua RT 08 RW 05 Dusun Parit I  M Jamil, menurutnya ruas jalan yang ada tersebut sebenarnya sangat parah, namun tak ada jalan alternatif lain. ‘’Dari dua jalan lintas menuju Bengkalis tak ada satupun yang bagus dan semuanya rusak parah,’’ jelas Jamil yang sering turun ke Bengkalis ini.

Beralih ke Lintas Pinggir Selat Bengkalis

Karena trauma dengan ruas jalan lintas Kecamatan Bantan, Riau Pos berupaya berpindah jalan lintas Kecamatan Bengkalis, tepatnya di Kampung Pematang Duku, Kembung Dalam, Penebal, Temeran dan Penampi.

Mulai dari SMAN 3 Bantan di Teluk Pambang, mobil Riau Pos kembali diterpa lubang-lubang menganga dan berakibat ban dipenuhi lumpur tanah gambut yang bercampur air. Hanya saja lubang-lubang di dusun-dusun tersebut tak dalam sehingga mobil masih bisa melaju dan tak mengharuskan Riau Pos turun mencari bantuan. ‘’Alamak. Tak ada satupun jalan elok di Bengkalis ini,’’ keluh Abu Kasim sambil terus mengemudikan mobilnya.

Ruas jalan terparah di lintas ini terdapat di ujung Kampung Teluk Pambang, Pematang Duku, Kembung Dalam, Penebal dan Temeran. Namun di ujung jalan temeran mobil sudah bisa melaju, karena program pembangunan jalan beton yang tebalnya sekitar 40 Cm sudah dibangun Pemkab Bengkalis. ‘’Jangankan untuk membangun jalan di ujung dan ceruk kampung di Kampung  Sungai Alam ini saja masih banyak yang rusak,’’ sebut Zulfan (32) warga Kampung Sungai Alam kepada Riau Pos.

‘’Padahal ruas jalan sebagai jalur transportasi ini sangat membantu masyarakat,’’ kata Zulfan.

Mengapa demikian, karena dengan bagusnya ruas jalan tersebut hasil pertanian dan tangkapan ikan masyarakat taklah sampai membusuk karena tak ada penampungnya. Tapi saat sekarang realitasnya seperti itu terkadang buah sawit sudah menguning, kemudian ikan harus di es beberapa hari karena mobil pengangkut ikan dan sawit tak tiba di kampung-kampung di ujung pulau tersebut.

‘’Kalau jalan bagus, sayo yakin mobil pick up dan dump truck bisa sampai ke kampung menjemput ikan, kelapa, kelapa sawit dan karet. Tapi sekarang para tauke berpikir dua kali untuk turun ke kampung-kampung karena jalan rusak parah,’’ lanjutnya.

Seharusnya, kata Hamdan warga Parit I, untuk sampai ke Bengkalis hanya memakan waktu 45 menit hingga satu jam. Tapi dengan rusaknya ruas jalan untuk mencapai ke Kampung Pambang memakan waktu 2-3 jam. ‘’Padahal jarak Pambang-Bengkalis hanya 55 kilometer, jadi jaraknya lebih dekat dari Pekanbaru-Bangkinang,’’ lanjutnya.

Dengan keadaan tersebut, seakan pemerintah tutup mata. Padahal, kata Ali di Kampung Pambang sendiri ada anggota DPRD tapi seakan diam saja. Sebab sampai saat sekarang jalan lintas dan katanya jalan lingkar tak pernah bagus. ‘’Kita berharap adalah perhatian serius, sebab hasil ikan dan pertanian di kampung kami ini dibawa ke Bengkalis,’’ lanjutnya.

Pemkab Janjikan Pembangunan  

Wakil Bupati Bengkalis, H Suayatno kepada Riau Pos mengakui ruas jalan lingkar Bengkalis, Ketam Putih, Pematang Duku, Kembung Dalam, Skodi, Teluklanar, Kembung Luar dan Teluk Pambang rusak parah. Begitu juga Teluk Pambang, Muntai, Bantan Air dan Bantan Tengah juga rusak parah. Namun pemerintah tak bisa membangunnya secara simultan dan sekaligus, dan pemerintah berjanji membangunnya dengan sistem mulityears.

‘’Tahun ini multiyears pembangunan jalan lintas Bengkalis hingga Skodi sudah dimulai. Kita berharap hingga tahun 2014 sudah selesai,’’ jelas Suayatno yang mengakui sudah melakukan turun ke lapangan terutama ke Teluk Pambang awal bulan lalu.

Bahkan dirinya berharap agar masyarakat bisa bersabar, karena untuk pembangunan ruas jalan. Baik itu jalan lintas di Pulau Bengkalis, Sei Pakning-Mandau dilaksanakan segera. Paling tidak dengan begitu akses menuju ibukota kabupaten di Pulau Bengkalis ini mudah di jangkau. ‘’Program perbaikan jalan lintas sudah ada dalam program pembangunan kita,’’ tegasnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook