MENGUNJUNGI RUTAN GUNTUR POMDAM JAYA YANG DISIAPKAN UNTUK TAHANAN KPK

Sempit dan Pengap, Satu Sel untuk Dua Tahanan

Feature | Sabtu, 24 November 2012 - 10:18 WIB

Sempit dan Pengap, Satu Sel untuk Dua Tahanan
TAHANAN KPK: Salah satu ruang tahanan KPK di Rutan Guntur yang siap dihuni oleh para tahanan kasus korupsi dijaga anggota POM TNI. foto:sari hardiyanto/jpnn

Laporan SARI HARDIYANTO, Jakarta

Gedung KPK makin sempit. Untuk karyawan dan penyidiknya saja sudah sempit bagaimana dengan para tahanannya yang satu gedung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Solusinya adalah dengan memindahkan para tahanan KPK ke Penjara Militer Guntur, Jakarta Selatan. Bagaimana kondisinya?

Selama ini masyarakat mengenal Rutan Guntur di Pomdam Jaya sebagai tempat angker yang dulunya digunakan untuk menyiksa korban Tanjung Priok. Bagaimana ceritanya jika nantinya rumah-rumah tahanan itu digunakan untuk para koruptor?

Jika Anda melintas di Jalan Guntur, Manggarai, Jakarta Selatan, akan mendapati sebuah bangunan tua yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Sekilas sama sekali tidak ada kesan angker dalam bangunan itu.

Yang ada hanyalah wajah garang prajurit TNI yang setia menjaga bangunan tersebut 24 jam. Maklum, bangunan tersebut sekarang telah digunakan untuk markas Polisi Militer Komando Daerah Militer Jaya (Pomdam Jaya).

Dari segi umur, siapa yang menyangka bangunan yang didirikan untuk memperingati 350 tahun Gubernur Jenderal Batavia, JP Coen Januari 1957 itu sudah berumur ratusan tahun.

Hal itu tercantum dalam sebuah prasasti dalam Bahasa Belanda di salah satu sudut Rutan Guntur. Selain itu, bangunan tersebut juga sudah digunakan sebagai penjara di era Kolonial Belanda.

Maka tidak salah jika sekarang juga digunakan untuk tahanan para militer. Suasana angker baru tergambar jelas kala kita memasuki kompleks Rutan yang dikelilingi oleh tembok kokoh bak benteng dan dijaga ketat oleh belasan prajurit itu.

Mungkin, tidak salah jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminjam pakai Rutan Guntur tersebut untuk menahan para koruptor. Maklum karena korupsilah, di abad XVIII, organisasi dagang kolonial Belanda yang dikenal dengan Vereenige Oost-Indische Companies (VOC) mengalami kebangkrutan akibat korupsi yang dilakukan oleh petinggi dan anggotanya.

‘’Diperlukan upaya yang luar biasa untuk menimbulkan efek jera kepada mereka. Adapun pinjam Rutan ini untuk menyiasati minimnya Rutan KPK,’’ ucap Bambang Widjojanto, Wakil Ketua KPK.

Tidak tanggung-tanggung, KPK telah menyediakan sejumlah sel untuk menampung para koruptor di Rutan Guntur itu.

Tiga sel di antaranya telah siap digunakan dan sel lainnya masih dalam tahap akan dikerjakan. Informasi yang dibeberkan Bambang, Rutan Guntur itu akan siap digunakan pada Juli 2013 depan yang totalnya mampu menampung hingga 38 tahanan.

Saat JPNN mencoba masuk ke dalam sebuah sel yang dipersiapkan KPK tersebut, ukurannya cukup sempit sekitar 4x3 meter dan udaranya pengap kendati sebuah kipas angin terus berputar di atas kepala.

Juga disediakan kamar mandi dan toilet duduk yang menyatu dengan sel. ‘’Jadi nanti satu sel akan dihuni dua orang. Ini yang sudah jadi,’’ kata Bambang sembari menunjukkan rutan tersebut.

Dari penuturan salah satu petugas, Mayor Sapardi yang telah bertugas di Pomdam Jaya sejak tahun 1985 tersebut, cerita-cerita seram memang sering menghantui sejumlah petugas.

Dari mulai penampakan noni Belanda berambut panjang hingga suara-suara aneh. ‘’Namanya juga bangunan tua, saya sih belum pernah.(ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook