EKSPEDISI BELA NEGARA TANPA SENJATA DI TUJUH PULAU 3T (3)

"Diserbu" Warga Sungsang, Rp1,3 M Habis

Feature | Rabu, 23 Oktober 2019 - 10:17 WIB

"Diserbu" Warga Sungsang, Rp1,3 M Habis
LAYANI MASYARAKAT: Petugas Kas Keliling Bank Indonesia melayani antrean masyarakat Pulau Sungsang, Sumatera Selatan yang mau menukarkan uang rupiah, Rabu (16/10/2019).(LISMAR SUMIRAT/RIAU POS)

Pulau Sungsang, Sumatera Selatan menjadi penutup Ekspedisi Bela Negara Tanpa Senjata Bank Indonesia di tujuh pulau. Bagaimana respons dan antusias masyarakat akan uang rupiah yang layak edar?

 


Laporan LISMAR SUMIRAT, Banyu Asin

RING-iringan becak bermuatan tromol (berangkas uang) menjadi tontonan warga Sungsang. Di bawah pengawalan personel TNI AL dan Tim Kas Keliling BI, becak membelah Jalan Merdeka Sungsang yang padat permukiman penduduk. Becak berhenti di depan Kantor Cabang Pembantu Bank Sumsel Babel. Tromol diturunkan, lalu diletakkan di teras rumah Haji Sabidi. Rumah kayu berlantai dua ini letaknya berseberangan langsung dengan kantor bank daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

Empat tromol yang terbuat dari besi berlapiskan aluminium disusun di lantai keramik. Mesin hitung uang diletakkan di atas papan. Uang baru berbagai pecahan dikeluarkan dari dalam plastik. Tepat pukul 09.00 WIB, pelayanan penukaran uang Kas Keliling BI di pusatkan di Jalan Merdeka, Sungsang II Kecamatan Banyu Asin, Kabupaten Banyu Asin, Sumatera Selatan ini dibuka untuk masyarakat umum. Awal mulanya sepi. Warga yang datang menukarkan uang bisa dihitung jari. Tim Kas Keliling BI masih sempat saling bercanda.

Suasana perlahan mulai sedikit berubah. Warga menyemut mendatangi lokasi penukaran uang BI. Tim Kas Keliling Bank Indonesia langsung “diserbu” warga setempat. Tim tampak kewalahan melayani tingginya permintaan penukaran uang rupiah. Satu per satu warga terus berdatangan untuk menukarkan uangnya. Warga berbondong-bondong berdatangan ke lokasi penukaran uang. Dari dewasa, kaum ibu hingga anak-anak berebut menukarkan uang.

"Saya mau menukar uang Rp40 juta. Pecahan Rp10 ribu, Rp5 ribu, Rp2 ribu dan Rp1 ribu. Uang yang saya bawa totalnya Rp40 juta," ucap warga Sungsang, Yon (38) sembari menyodorkan segepok uang pecahan Rp100 ribu kepada petugas Kas Keliling BI.

Pedagang bahan bangunan ini mengaku sering kesulitan menukarkan uang pecahan kecil. Padahal sebagai pedagang, pecahan uang kecil harus selalu tersedia di laci kedainya.  "Seingat saya, terakhir penukaran uang seperti ini (Kas Keliling BI, red) sekitar dua tahun lalu. Baru datang lagi sekarang. Makanya begitu tahu ada pelayanan penukaran uang saya langsung menukarkan uang," imbuhnya.

Ratna (31) juga tampak antusias menukarkan uangnya. Tangan kanannya mengengam uang pecahan Rp100 ribu. Lima ikat sejumlah Rp5 juta. Lalu uang itu diserahkannya ke Tim Kas Keliling BI. Ibu muda ini sudah dua kali menukarkan uangnya.

"Tadi uang lusuh mau ditukar ke uang baru. Kalau sekarang mau tukar uang pecahan kecil," kata Ratna.

Pelayanan penukaran uang di Pulau Sungsang memang cukup tinggi. Tim Kas Keliling BI sampai bergantian melayani masyarakat. Bahkan personel TNI yang melakukan pengawalan ikut membantu menertibkan warga yang mau menukarkan uang. Bahkan ketika Pulau Sungsang diguyur hujan menjelang tengah hari, warga tetap semangat menukarkan uangnya.

Untuk Pulau Sungsang Bank Indonesia menyiapkan modal Rp1.3 miliar. Disesuaikan dengan luas dan jumlah penduduknya yang lebih padat. Dalam lima jam uang tersebut habis tersalur ke masyarakat. Tim Kas Keliling BI tampak sumbringah setelah uang tersalur semuanya beredar ke masyarakat.

"Alhamdulillah modal Rp1,3 miliar khusus di Pulau Sungsang terserap semuanya. Memang ramai yang menukarkan uang. Persediaan habis masih ada yang datang mau menukarkan uang," jelas Asisten Manager Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Riau Randy Lintjewas.

Selembar Uang Palsu
Kesibukan melayani penukaran uang rupiah tidak mengurangi kewaspadaan Tim Kas Keliling BI. Uang yang diterima dari warga tetap harus diperiksa untuk memastikan keaslian uangnya. Setiap pecahan tanpa terkecuali tidak luput dari pemeriksaan. Terutama pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu yang sering banyak dipalsukan.

Pegawai BI, Ade Indra Maulana menerima selembar uang pecahan Rp100 ribu dari salah seorang warga Sungsang. Penampakan fisik uangnya berbeda. Warna kertas uang luncur. Instingnya sebagai petugas bagian kas menuntunnya untuk memeriksa lebih lanjut uang tersebut. “Saya ragu uangnya palsu. Dari warnanya sudah luntur. Setelah diperiksa memang selembar uang Rp100 palsu. Langsung kami sita setelah mendapat persetujuan dari warga yang menukarkan uang,” ujar Ade. Dari tujuh pulau yang dikunjungi, hanya di Pulau Sungsang ditemukan beredarnya uang palsu. Jumlahnya pun juga sangat kecil. Hanya satu lembar.  “Dari pulau lain kami pastikan uangnya aman. Tidak ada uang yang palsu,” tuturnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook