Suasana duka menyelimuti keluarga Jamal (42), warga Dusun Suka Ramai RW 002 RT 005, Desa Rantau Panjang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak. Sebuah musibah telah merenggut dua buah hatinya Agustin (12) dan Bustaman (6), Jumat (18/10).
Laporan Alfiadi, Siak
Air mata Jamal tak terbendung lagi saat melihat jasad buah hatinya Bustaman (6) dimandikan Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi bersama warga lainnya, Ahad (20/10).
Ia tak kuasa melihat putranya itu telah dipanggil Yang Maha Kuasa untuk pergi selamanya. Sementara istrinya Kartina (41) hanya membisu dan tak mengeluarkan sepatah katapun. Air mata berlinang di pipinya.
Apalagi, sehari sebelumnya, Sabtu (19/10), keluarga ini baru saja mengebumikan sang kakak Agustin (12) yang lebih dulu ditemukan jasadnya dalam peristiwa sampan terbalik itu.
Kejadian ini memang membuat keluarga Jamal terpukul. Tanpa ada firasat ataupun tanda-tanda, dua anggota keluarganya dipanggil Yang Maha Esa.
“Hari-hari kami biasa dengan suasana ramai, penuh suka duka, walau kami dari kalangan kurang mampu,” kata Jamal dengan raut sedih.
Kejadian itu, sebut ayah lima anak ini tanpa diduga sama sekali karena aktivitas menggunakan sampan dayung sebagai transportasi sehari-hari sudah dilakukannya, tak hujan maupun panas.
Sebagai penoreh getah, bagi Jamal mengarungi Sungai Siak sudah sering dilakukannya, sejak belum menikah sampai miliki anak. Namun, setelah kejadian itu, ia bersama istri dan ketiga anaknya jadi sedikit trauma karena musibah itu merenggut dua anaknya.
“Cobaan apalagi ni ya Rab..?” sebut dia.
Sehari sebelum kejadian naas itu, ia bersama kedua anak-anaknya itu masih bersenda gurau. Tak ada tanda-tanda atau firasat dirinya ataupun istrinya. Mereka semua seperti biasanya, bermain, sekolah dan ikut membantu orangtua.
Sampan dayung itu adalah miliknya. Dan sampan itu juga jadi transportasi andalannya untuk bekerja. Kondisi sampan saat peristiwa mau itu juga dalam kondisi baik, tidak bocor apalagi rusak.
Hanya saja, saat itu waktu hendak pulang cuaca sedang gelap. Di saat menaiki sampan bersama istri dan kedua anaknya, angin kuat membuat sampannya terbalik.
Kala terbalik itu semuanya masih berpegangan tangan. Namun arus sungai yang kuat membuat pegangan kedua anaknya terlepas hingga hanyut tenggelam.
“Kata-kata minta tolong anak saya masih tergiang di telinga saya,” sebut Jamal.
Jasad Agustin ditemukan lebih daluhu oleh basarnas dan warga, Sabtu (19/10) sekitar pukul 12.20 WIB. Baru pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, jasad Bustaman ditemukan.
Kepala Desa Rantau Panjang Budi Santoso mengatakan, musibah yang menimpa warganya itu merupakan cobaan. Tentunya dapat diambil hikmah atas kejadian itu.
Sewaktu mendengar sampan warganya yang terbalik itu, ia langsung bersama warga sekitar dan Pol Air serta anggota Polsek Lubuk Dalam turun ke lokasi kejadian mencari korban.
“Jamal itu warga yang baik, dan ia sangat aktif di lingkungan masyarakat,” kata Budi. Atas kejadian ini, dia mengingatkan warganya agar terus waspada dalam menggunakan sampan saat mengarungi Sungai Siak.
Sementara Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi saat takziah di rumah duka mengucapkan rasa bela sungkawa dan memberikan santunan. Ia pun tak sungkan ikut memandikan jenazah korban dan menyalatkan jenazah.
“Semua ini cobaan, dan sudah takdir dari YME. Sebagai hamba-Nya dapat menerima dengan rasa ikhlas dan penuh keyakinan, jangan menyalahkan. “Di balik semua ini ada hikmahnya,” sebut dia.***