KE PRANCIS BERSEPEDA MENGIKUTI RUTE DAN KEHEBOHAN TOUR DE FRANCE 2012 (6)

Harus Ulangi Lagi, Jangan Sampai Bobot Bertambah

Feature | Minggu, 22 Juli 2012 - 09:38 WIB

Harus Ulangi Lagi, Jangan Sampai Bobot Bertambah
Paula Braden, asal Atlanta, AS meminta jersey salah seorang peserta rombongan Jawa Pos Cycling sebagai kenang-kenangan ke negaranya. (Foto: KHOIRI SOETOMO/JPNN)

Ikut program bersepeda Tour de France, rombongan Jawa Pos Cycling dapat kesempatan bertemu dengan cyclist dari negara-negara lain. Bisa berbagi cerita dan pengalaman.

Catatan AZRUL ANANDA

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah empat hari bersepeda melawan tanjakan, panas dan dingin, Jumat (20/7) adalah hari travel sekaligus istirahat. Rombongan menuju utara Prancis, bersiap menikmati dua hari penutup Tour de France 2012.

Jumat itu kami sebenarnya juga ‘menjauh’ sebentar dari sirkus ‘’Le Tour’’. Ketika para pembalap menjalani rute flat 222,5 Km dari Blagnac (dekat Toulouse) menuju Brive-la-Gaillarde, kami naik kereta dari Pau menuju Nogent le Rotrou (makin dekat ke Paris).

Diberi waktu istirahat dan bangun lebih siang, Jumat itu kami baru check out dan meninggalkan hotel di Pau sekitar pukul 11.00. Satu jam kemudian, kami naik TGV yang bisa melaju lebih dari 200 Km per jam. Total perjalanan yang harus kami tempuh lebih dari 6 jam. 2,5  jam dari Pau ke Bordeaux, lalu hampir 3 jam ke Stasiun Saint Pierre des Corps, kemudian sekitar 20 menit naik kereta komuter ke Vendome. Di sana makan malam dulu, lantas naik bus lagi sekitar sejam menuju penginapan di Nogent le Rotrou. Mengapa ke sana? Sebab, kami akan mengejar dua etape terakhir yang sangat menentukan. Letak Nogent le Rotrou dekat sekali dengan Chartres, tempat etape 19 berakhir pada Sabtu (21/7).

Hari itu (kemarin, red) kami akan mengunjungi beberapa kawasan wisata, lalu menonton ending etape di kawasan khusus VIP. Itu akan jadi pengalaman unik. Sebab, pembalap tidaklah ‘balapan’. Melainkan menjalani individual time trial (ITT), satu per satu berlomba melawan waktu dengan menggunakan sepeda-sepeda TT yang eksotis dan aerodinamis. Panjang etape itu 53,5 Km. Tanda-tandanya, juara Tour de France 2012 akan dikunci di etape itu. Bradley Wiggins, andalan Team Sky, adalah unggulannya. Setelah etape TT usai, kami langsung diangkut menuju Paris. Ahad pagi (22/7) kami akan diberi kesempatan merasakan bersepeda di Champ-Elysees, salah satu jalan paling terkenal di dunia. Di jalur itulah Tour de France 2012 berakhir dan kami akan melintasi garis finis beberapa jam sebelum para pembalap datang. Siangnya, kami dapat area nonton khusus lagi, menyaksikan finis terakhir Tour de France 2012. Sekaligus menonton penobatan juara di atas podium. Bahwa pada hari perjalanan itu tak ada acara bersepeda, bukan berarti tak ada cerita. Pertama-tama, kami bersemangat naik TGV.

Lama-lama bosan juga. ‘’Pilih mana, lima jam naik kereta atau bersepeda?’’ tanya Bambang Poerniawan. ‘’Ya jelas pilih naik sepeda,’’ timpal Djoko Andono, salah seorang penghobi sepeda paling top di Surabaya. Kami pun bicara betapa serunya ‘siksaan’ tanjakan-tanjakan yang telah dilalui. Col d’Aubisque, tanjakan hors categorie setinggi 1.709 meter, dipelesetkan teman-teman jadi ‘’Engkol Abis’’.

Sony Hendarto mengatakan, kami harus ikut tur itu lagi tahun-tahun ke depan. Sebab, masih banyak tanjakan terkenal Tour de France yang bisa dijajal. Toh, sekarang kami semua sudah tahu seperti apa kira-kira beratnya dan lain kali bisa menyiapkan setelan sepeda yang lebih pas. ‘’Masih ada Tourmalet, Galibier, Alp d’Huez dan Ventu,’’ ujarnya, menyebut empat tanjakan ‘paling menyeramkan’ dalam sejarah lomba.

Dalam perjalanan itu, kami juga bertemu lagi dengan kelompok peserta dari negara-negara lain. Misalnya AS, Australia, Brasil dan Kanada. Karena ada banyak waktu longgar dan kami tak bertemu dalam kondisi ngos-ngosan, percakapan jadi lebih panjang. Beberapa di antara mereka ternyata sebelumnya pernah ikut program ini. Misalnya pasangan dari Vancouver, Kanada, Eric dan Elaine Edwards. Ini adalah kali kedua mereka ikut tur sepeda di Prancis. Tiga tahun lalu mereka menjajal yang lebih ‘seram’, termasuk mendaki dua puncak tinggi dalam hari yang sama. ‘’Perlu waktu seharian,’’ ungkap Eric Edwards.

Mereka menyarankan kami kembali lagi. Sama dengan yang disebut Sony Hendarto sebelumnya, masih banyak tempat yang belum kami rasakan ‘siksaannya’. Padahal, ia melihat kami benar-benar kesulitan menaklukkan tanjakan Col d’Aubisque! ‘’Kalau ingin mengulangi, saran saya satu: Jangan sampai berat badan Anda bertambah,’’ ucapnya. Paula Braden dari Atlanta, Georgia, datang sendirian untuk ikut program itu. Penggemar berat balap sepeda ini tak punya alasan khusus. ‘’Saya suka bersepeda dan saya suka sekali Tour de France,’’ katanya. Braden termasuk yang sangat senang melihat kehebohan grup Indonesia, yang tak henti bercanda. Ia juga suka melihat kami selalu kompak berseragam saat bersepeda dan tiap hari ada seragam beda.

Pada kami, ia pernah minta salah satu jersey untuk kenang-kenangan. Ia minta khusus yang hitam-biru bertulisan Jawa Pos Cycling. Kebetulan, Djoko punya ekstra dan tentu kami semua senang hati memberi jersey itu padanya. Hengky menyerahkan jersey itu pada Braden dalam salah satu acara makan malam di Pau. Selama di kereta, kami juga mulai menyiapkan rencana akan ngapain saja di Paris beberapa hari kemudian, setelah Tour de France berakhir. Karena sudah jauh-jauh di Prancis, kami akan coba keliling Paris naik sepeda sendiri, mengunjungi tempat-tempat paling terkenal dan foto-foto.

Saya bicara pada beberapa teman, perjalanan ini harus selengkap mungkin. Harus bisa bawa pulang cerita (karena saya juga menulis tentang ini tiap hari!). Prajna sepakat. ‘’Hidup ini seperti momen yang berseri. Bukan sesuatu yang dirangkum di bagian akhir,’’ ujarnya. Tapi, jangan lupa mengunjungi butik-butik fashion terkenal. Bukan untuk diri sendiri, karena kami semua lebih suka mengunjungi toko-toko sepeda. Melainkan belanja untuk yang di rumah. Khususnya bagi mereka yang perlu ‘visa khusus’ dari istri, supaya kelak (mungkin tahun depan?) diizinkan pergi lagi.(bersambung)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook