MENELUSURI LOKASI DITEMUKANNYA ADIT DI TAPUNGHULU, KAMPAR

Dibekali Sarung, Kue dan Sebotol Air Mineral

Feature | Kamis, 19 Desember 2013 - 08:44 WIB

Dibekali Sarung, Kue dan Sebotol Air Mineral
Dahniar (tengah) dan tetangganya memperlihatkan baju, celana, roti kering dan air mineral milik Adit saat ditemukan penjual sayur di kebun sawit, Rabu (18/12/2013). Foto: Defizal/Riau Pos

Adit (7) saat dibuang di perkebunan sawit dibekali makanan dan minuman. Apa sebetulnya yang diinginkan orangtua yang diduga membuangnya tersebut?

Laporan KUNNI MASROHANTI, Tandun

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rabu (18/12) pukul 13.05 WIB, Riau Pos tiba di Perumahan Afdelling IV PTPN V, Kecamatan Tapunghulu, Kabupaten Kampar.

Di salah satu rumah warga perumahan ini, Adit mendapatkan pertolongan pertama setelah ditemukan Rony Pangaribuan (22), Ahad (15/12) lalu.

Di tempat ini, tepatnya di rumah Silitonga, abang Rony, Adit diberi makan dan dirawat lukanya dengan obat kampung.

Warga yang sejak sebelumnya dihebohkan dengan kasus Adit, langsung menghampiri Riau Pos saat tiba di sana. Mereka beramai-ramai mendengarkan perbincangan Riau Pos dengan Rony di teras rumah Silitonga yang juga sekaligus kedai itu.

Di salah satu sudut dinding kedai, ada satu botol minuman air mineral yang masih berisi sedikit dan kue dengan bungkus warna hijau.

‘’Ini minuman dan kue Adit. Saat ditemukan, ia dibekali minuman, kue dan sarung oleh orang yang membuangnya. Katanya ibu dan pamannya,’’ kata Rony.

Dahniar, janda yang merawat dan menemani Adit hingga dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (DPRD) Bangkinang, juga tinggal di perumahan ini. Hanya berjarak sekitar 50 meter dari rumah Silitonga. Rumah Dahniar juga dikerumuni warga.

Begitu sampai di sana, Dahniar langsung menunjukkan baju dan celana yang dipakai Adit saat ditemukan. Masih nampak jelas nanah bekas luka bakar di punggung Adit menempel di baju itu. Sudah mengering.

Sedikit bergumpal dan dikerumuni semut. ‘’Sarungnya sudah dibawa ke rumah sakit. Tinggal baju, celana dan kue ini,’’ kata Dahniar.

Bersama Rony, Riau Pos kemudian menuju ke lokasi tempat Adit pertama ditemukan. Sekitar 1 Km dari simpang gerbang perumahan tersebut.

Pohon sawit menghampar luas di sepanjang kiri dan kanan Jalan Raya Tapunghulu. Di salah satu pohon yang paling dekat dengan jalan itu Adit ditemukan.

Tidak ada sesuatu yang ganjil di tempat ini. Tidak ada benda tajam atau tumpul, tidak ada tali atau lainnya. Hanya bekas ban sepedamotor dan sampah bekas bungkus kue warna hijau yang tergeletak persis di bawah pohon sawit.

Kue itulah yang dimakan Adit ketika itu. Tidak jauh dari sampah bekas kue itu, ada parit kecil berkerikil dengan airnya yang mengalir jernih.

‘’Ini sampah bekas bungkus kue Adit,’’ kata Rony sambil menunjuk sampah kue itu.

Diceritakan Rony, hari itu sekitar pukul 11.00 WIB, ia baru selesai mengantar sayur ke Pasar Tandun dan hendak ke rumah abangnya, Silitonga. Di tengah jalan, Rony berhenti dan buang air kecil. Setelah itu ia duduk di bawah pohon sawit menghadap ke perkebunan, bukan ke arah jalan.

‘’Tiba-tiba datang anak kecil ke saya dari sana (dari arah  dalam kebun, red), sambil menenteng sarung, air mineral dan kue dalam plastik putih. Ia menangis. Saya tanya, katanya ditinggal ibu sama pamannya. Saya yakin ibunya kembali. Tapi setelah menunggu hingga pukul 15.00 WIB, orangtua Adit tak kunjung datang. Ya sudah, saya bawa ia ke rumah abang saya,’’ kata Rony.

Usai menyusuri lokasi tersebut, Riau Pos kembali ke Perumahan Afdelling IV. Rumah Dahniar kembali dikerumuni warga. Kanit Reskrim Polres Kampar, Edi Candra dan dua rekannya serta satu rekannya dari Polsek Tapunghulu nampak sedang mewawancarai Dahniar.

Berbagai pertanyaan terkait penemuan Adit hingga perjalanan saat membawa Adit mencari rumahnya ke Ujung Batu sore hingga malam setelah Adit ditemukan, terus dilontarkan kepada Dahniar. Begitu juga kepada Rony yang baru tiba bersama Riau Pos.

‘’Kami akan mengembangkan kasus ini terus dan mencari pelaku yang diduga orangtua Adit sendiri. Kami berkoordinasi terus dengan Polsek Tapung, Tandun dan Ujungbatu,’’ kata Kanit.

Riau Pos kemudian menuju Polsek Tandun, tempat Adit dilaporkan kasusnya oleh Rony dan Dahniar pada Ahad malam itu. Kapolsek Tandun S Sinaga SH mengatakan, sejak Senin hingga kemarin, pihaknya terus menurunkan tim bergabung dengan Polsek Ujungbatu dan Tapunghulu untuk mencari pelaku.

Kapolsek menjelaskan, Jalan Rambutan Ujungbatu merupakan target pertama pencarian pelaku. Tapi hingga kemarin tidak ada titik terang bahkan tanda-tanda kalau pelaku dan keluarga Adit ada di sana. Selain Jalan Rambutan, juga ada Simpang Rambutan.

Simpang Rambutan ini, kata Kapolsek, hanya ada di Ujungbatu dan Padang Laweh, Sumbar.

‘’Kami sudah turunkan tim mencari informasi ke Simpang Rambutan tidak jauh dari sini, juga tidak ada titik terang. Tapi, kami tetap akan menelusuri hingga ke kafe-kafe yang ada di sana. Kami akan terus gali informasi dari masyarakat,’’ kata Kapolsek.

Riau Pos kemudian mencaritahu Simpang Rambutan yang dimaksud Kapolsek. Selama dalam perjalanan, Riau Pos sempat turun di beberapa titik seperti Simpang TB dan menanyakan kepada warga apakah ada yang kenal dengan Adit atau tidak.

Begitu juga saat sampai di Simpang Rambutan. Jawabnya sama, tidak tahu. Mereka hanya terkejut sambil mengeluarkan kata-kata kutukan saat melihat wajah Adit di halaman pertama Riau Pos.

‘’Ini anak yang dibicarakan di facebook oleh banyak orang. Memang bukan manusia pelakunya,’’ seru Ujang, salah seorang warga Simpang Rambutan.

Riau Pos terus melanjutkan penelusuran dan masuk jauh ke dalam Simpang Rambutan. Jalan kerikil yang kami di sini, hanya dikelilingi kebun sawit yang sebagiannya baru saja ditebang. Lagi-lagi, warga di sini pun tidak ada yang kenal Adit, bahkan ada yang baru tahu tentang kasus Adit.

Hari semakin sore. Riau Pos berbalik arah dan singgah di salah satu warung yang ada di pinggir jalan ini. Saat Riau Pos bertanya tentang Simpang Rambutan kepada salah seorang pelayan, wajahnya langsung berubah.

‘’Wah kenapa mbak mencari Simpang Rambutan. Jangan ke sana. Itu tempat ada orang jahat. Katanya tapi, kalau saya tidak pernah ke sana,’’ katanya.

Bertanya kepada warga yang lain, tanggapan selalu berbeda. Ada yang tersenyum sinis, ada yang tidak mau bicara sama sekali dan berlalu pergi. Ada apa dengan Simpang Rambutan?

Penasaran, Riau Pos terus menggali informasi dari warga setempat. Ternyata, salah satu lokasi di Simpang Rambutan itu merupakan lokalisasi dan kafe remang-remang.

Di sana banyak anak-anak dan sebagian dari mereka tidak sekolah. Tidak hanya itu, masih ada beberapa tempat lain yang tidak jauh berbeda. Kecil. Jumlah sedikit, tapi berbentuk sama.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook