Lucia Fransisca Susi Susanti, punya rekor mentereng sebagai atlet bulutangkis nomor wahid Indonesia. Prestasi yang diraihnya, belum dapat disamakan pemain lain. Susi Susanti, demikian ia populer, adalah penyumbang emas pertama Indonesia dalam Olympiade Barcelona pada 1992.
Laporan FADLI MUALIM, Pekanbaru
Setahun kemudian, dia menyabet gelar Juara World Championship dan berturut-turut merengkuh World Badminton Grandprix dalam kurun waktu 1990 hingga 1996. All England Putri sebanyak empat kali dipegangnya pada 1990, 1991, 1993 dan 1994.
Jejak sejarah Susi Susanti dapat dilihat dengan dekat dari perlengkapan yang dipergunakannya, salah satunya terpajang di Museum Olahraga Riau di Stadion Utama Riau, Pekanbaru.
Sebuah baju lusuh terlipat di balik lemari kaca museum, di kerah leher belakangnya tertulis nama Susy, terpajang juga sebuah raket dengan dua senar yang terputus, serta tujuh rok yang aslinya berwarna putih namun sudah kehitam-hitaman terkena debu.
Perlengkapan itu adalah memorabilia yang dikenakan oleh Susi Susanti saat memperoleh medali emas di Barcelona.Tak cukup itu, bukti kedigdayaan Elyas Pical pada arena tinju juga dapat ditemui di museum dengan fasilitas free wi-fi itu. Sepasang sepatu warna hijau, dan sarung tangan merah bertanda tangan Elyas Pical turut menghuni salah satu etalase kaca.
Sepatu itu, sebagaimana tertulis pada keterangan, adalah saksi ketika Elly menghentikan perlawanan sekaligus menang TKO atas Wayne Mulhollad, petinju Australia di ronde ketiga, pada 25 Agustus 1985. Sarung tangan merah juga tak kalah istimewa, dipergunakan Elly saat menang angka lawan Mike Phleps, petinju Texas, Amerika Serikat pada 25 Februari 1989.
Atlet daerah juga turut bagian, peralatan renang Weni Wirastuti, peraih tujuh emas dalam Porda Bengkalis tahun 2009 juga ada.
Sederetan perlengkapan atlet berprestasi berikut medalinya dapat diamati, begitu juga berbagai perlengkapan olahraga khas daerah Riau seperti gasing, bola sepaktakraw, dan lain-lain. Maskot penyelenggaraan PON berbagai provinsi, bentuk medali PON saban periode, catatan dan sejarah singkat penyelenggaraan PON hingga PON XVIII di Riau dapat diulik di sini.
Penjaga Museum Olahraga, Hermanto membuka museum sejak pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB. “Rata-rata pengunjung per hari sekitar 60 orang,” katanya pada Riau Pos, Senin (17/9). Dia menyebutkan, seluruh perlengkapan yang dipajang tersebut adalah asli milik sang pemain bintang sendiri, bukan tiruan.
Pengunjung paling suka berlama-lama mengamati lemari kaca tempat atribut Susi Susanti dan perlengkapan tinju Elyas Picas, kata Hermanto. Museum sejak dibuka bersamaan dengan pembukaan PON, telah dikunjungi pejabat teras, di antaranya Walikota Pekanbaru Firdaus, Gubri Rusli, Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit, dan lain-lain. “Elyas Pical hadir pada pembukaan,” tuturnya.
Rombongan Islamic Solidarity Games yang meninjau kesiapan pelaksanaan ISG di Pekanbaru sempat mampir ke Museum. “Mereka bilang very good,” imbuh Hermanto. Belum diketahui bagaimana kelanjutan museum pasca penyelenggaraan PON berakhir, namun Hermanto mengharapkan agar museum tetap buka, jika bisa diperluas serta ditambah atribut dan fasilitas yang tersedia di dalamnya.***