KISAH BALIK PENYERGAPAN KPK DI RUMAH KONTRAKAN FAISAL AZWAN

Rahmat Syahputra Curiga Dikuntit Perampok, Rupanya KPK

Feature | Rabu, 18 April 2012 - 15:02 WIB

Rahmat Syahputra Curiga Dikuntit Perampok, Rupanya KPK
Manajer ADM PT Pembangunan Perumahan (PT PP) Rahmat Syahputra saat mengikuti rekonstruksi kasus suap dana venue PON XVII 2012 di rumah kontrakan Faisal Azwan di Aurkuning Blok J-24 Simpangtiga Pekanbaru, Rabu (18/4/2012). Ia pasrah dan nampak semakin kurus dan pucat. (Foto: aznil fajri/riau pos)

Riau Pos Online-Kasus suap dana venue PON XVIII Riau banyak kisah balik yang menarik untuk diketahui. Apalagi detik-detik menjelang penyergapan oleh petugas KPK di rumah kontrakan Faisal Azwan di Perumahan Aurkuning Blok J-24.

Sebenarnya rumah tersangka Faisal adalah Blok G-07 berjarak 60 meter dari Blok J-24 tapi rumah Blok G-07 itu tak ditempatinya karena tak nyaman alias panas di rumah itu tak ada pohon pelindungnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut Manajer ADM PT Pembangunan Perumahan (PT PP) Rahmat Syahputra yang jadi tersangka kasus ini menceritakan kisahnya sebelum dia ditangkap petugas KPK.

Menurut Rahmat seperti diceritakan kuasa hukumnya Eva Nora SH kepada Riau Pos Online Rabu siang tadi (18/4), bahwa Rahmat setelah mengambil uang Rp900 juta dari Bank Mandiri Jalan Sudirman Pekanbaru sudah curiga ada mobil Innova warna hitam yang membututi mobil mereka dari belakang. Rahmat bersama Eka Dharma P, Dasril, Satria Hendri, dan Sandy Wiryawan bawa uang Rp900 juta itu mengendarai mobil Nissan X-Trail hitam nopol B 1862 EA.

''Perasaan saya tak enak, kayaknya ada mobil yang menguntit di belakang. Saya curiga mungkin perampok. Karena kami bawa uang Rp900 juta. Tapi ketika masuk kompleks Perumahan aurkuning itu tak terlihat lagi mobil Innova itu,'' kata Rahmat seperti dijelaskan Eva Nora SH siang tadi.

Rupanya orang yang berada di dalam mobil Innova hitam itu adalah petugas KPK menyamar berpakaian preman. Di pintu gerbang masuk kompleks perumahan Aurkuning itu supir KPK bertanya kepada Security perumahan bernama Erwan. ''Di mana rumah Blok G-07 Mas?'' tanya supir KPK yang menyamar. Lantas dijawab security bernama Erwan itu dengan kata-kata: Rumah itu kosong tak ada penghuninya,'' kata Erwan.

Mendapat jawaban itu, petugas KPK curiga mungkin security ini sudah bersekongkol dengan orang yang dicari KPK. Dengan sigap petugas KPK segera menyita Handphone Erwan. Lalu mobil Innova hitam berisi petugas KPK ini meluncur mencari rumah kontrakan tersangka Faisal Azwan.

Mereka berputar-putar menghindari agar jangan sampai diketahui gerak-geriknya oleh Rahmat dkk. Rahmat sendiri heran sampai di depan rumah konrakan Faisal itu mereka tak melihat lagi mobil Innova yang dicurigai sebagai perampok itu.

Tapi begitu uang Rp900 juta sudah diserahkan ke Faisal Azwan dan dipecah-pecah menjadi tiga bagian yakni satunya Rp500 juta, kedua Rp135 juta, dan ketiga Rp265 juta dan mau dibawa pakai mobil pick-up Karang Taruna Suzuki Carry BM 9010 AI, tiba-tiba disergap sipenguntit tadi. Mereka tak lain adalah petugas KPK.

Menurut security Erwan kepada Riau Pos Online, petugas KPK saat menguntit itu tak memperkenalkan diri sebagai petugas KPK. Mereka menyembunyikan identitas. ''Tapi karena mereka seperti aparat, saya mengalah saja handphone (ponsel) saya diambil paksanya. Padahal saya tak tahu apa sebenarnya yang terjadi. Eh tahu-tahu belakangan saya baru tahu bahwa petugas KPK menggerebek rumah J-24 itu. Akhirnya kawasan ini heboh dan jadi pembicaraan,'' kata Erwan.(azf)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook