Kepolisian Toronto butuh tiga tahun untuk mengungkap kebusukan Brian Way, dalang pornografi anak-anak online. Melalui Project Spade, investigasi yang melibatkan aparat penegak hukum dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa Timur, polisi akhirnya melumpuhkan jaringan virtual Way. Karena itu, sedikitnya 380 anak bebas dari ancaman pelecehan seksual.
Laporan JPNN, Toronto
BRIAN Way mendekam di tahanan sejak 2011. Sampai sekarang pria 42 tahun itu belum disidang. Polisi masih berusaha keras mengumpulkan bukti-bukti pelanggaran yang dia lakukan. Sebab, Way yakin bisnis yang dirinya geluti adalah sesuatu yang halal dan tidak melanggar hukum. Padahal, dia mengeksploitasi anak-anak sebagai objek video-videonya yang berbau mesum.
‘’Ini merupakan bagian dari investigasi besar yang melibatkan banyak negara,’’ ujar Joanna Beaven-Desjardins, salah seorang inspektur di Kepolisian Toronto, Kamis lalu (14/11). Meski pengadilan belum sedikit pun menyentuh Way secara hukum, mitra kejahatan pria berjenggot tipis tersebut mulai menuai takdir mereka di negara masing-masing. Rata-rata para produser film porno itu kini menjadi narapidana.
Sampai saat ini, menurut Beaven-Desjardins, investigasi terus berlangsung. Perempuan berkacamata tersebut sengaja mengumumkan perkembangan investigasi kepada publik sebagai bentuk tanggung jawab mereka selaku pengayom masyarakat. Dia berharap perkembangan investigasi itu bisa membuat masyarakat bernapas sedikit lega. Sebab, polisi tidak main-main menangani kasus tersebut.
Sejak 2005 Kepolisian Toronto mengendus praktik tidak terpuji Way. Saat itu pemilik 4PSP Inc tersebut menjalankan bisnis jual beli. Dengan bernaung di bawah nama 4PSP Inc, Way memasarkan film. Tentu bukan sembarang film, tetapi film yang mempertontonkan pose telanjang bocah-bocah lelaki. Usia para bocah itu beragam, dari kanak-kanak sampai remaja.
Way menghadapi 24 dakwaan. Di antaranya, memproduksi, memiliki, mendistribusikan, mengekspor, serta menjual gambar-gambar dan video tidak senonoh bocah lelaki. Beaven-Desjardins menyatakan bahwa Way menjalankan bisnis dengan sangat rapi.
Polisi harus berkonsentrasi menelusuri jaringan Way. Yakni, para pelanggan setia dan tim produksi.
‘’Investigasi internasional kasus pelecehan seksual terhadap anak ini telah berhasil mengungkap 348 tersangka yang terlibat dalam jaringan Way,’’ kata Beaven-Desjardins. Yang cukup menarik, 40 tersangka di antara jumlah tersebut adalah guru. Bahkan, enam lainnya tercatat sebagai aparat penegak hukum, sembilan orang adalah pastor atau pendeta, dan beberapa perawat serta dokter.
Keterlibatan para tersangka dari berbagai profesi itu membuat publik tercengang. Sebab, kejahatan seksual yang berpotensi menghadirkan trauma seumur hidup bagi para korbannya tersebut melibatkan orang-orang yang sangat dekat dengan anak-anak. Guru, misalnya. Orang tua sering kali terlalu percaya kepada guru dan tidak menaruh curiga pada kedekatan siswa dan pengajar.
Dengan berbekal kemampuan manipulasi, Way berhasil mengecoh para pelanggan. Dalam film-film produksi 4PSP Inc yang kini berubah nama menjadi Azov Films tersebut, Way mencantumkan bahwa film produksinya itu legal. Tepatnya tidak melanggar hukum AS dan Kanada. Selama ini AS dan Kanada memang menjadi pasar terbesar film-film tidak senonoh yang diklaim Way sebagai naturist film tersebut.
Bila mengamati perkembangan bisnis film Way sejak 2005, para detektif dari satuan unit kejahatan seksual Kepolisian Toronto pun curiga saat film-film itu mulai berubah. Tidak lagi sekadar menampilkan gambar bocah lelaki telanjang, tetapi Way dan timnya juga mulai mengekspos alat vital anak-anak yang menjadi korbannya. Pada 2011 polisi akhirnya mempunyai alasan untuk menggeledah kantor Way.
Selama empat hari, menurut Beaven-Desjardins, polisi mencari jejak kriminal Way di kantornya. Polisi memeriksa satu per satu materi yang mereka temukan di lokasi. Polisi berhasil menyita lebih dari 46.000 gigabyte rekaman video. Video-video itulah yang selanjutnya diolah menjadi film. Berkat bantuan United States Postal Inspection Service, polisi mampu mengungkap daftar pelanggan.
‘’Kami lantas mencatat nama para pelanggan dan kemudian melacak alamat mereka. Dari jumlah yang sudah tertangkap, sebanyak 108 kini mendekam di tahanan Kanada dan sekitar 76 yang lain menantikan sidang di AS,’’ papar Beaven-Desjardins.
Sebagian besar film itu, lanjut dia, diproduksi di Rumania dan Ukraina. Saat ini tim pembuat film tersebut mulai menjalani hukuman.
Di Rumania, Way dan timnya memanfaatkan anak-anak yang berlatih karate pada salah satu lembaga di kawasan utara. Awalnya anak-anak itu tidak sadar jika dieksploitasi.
‘’Anak-anak itu diberi minuman beralkohol, Narkotika, dan diajak menonton video porno. Mereka lantas membuat rekaman diri saat telanjang,’’ ungkap petugas.(hep/c14/dos/jpnn)