Provinsi Riau kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Adalah Datuk Seri Al azhar, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, Selasa (12/10) sekitar pukul 22.04 WIB di usia 60 tahun.
Laporan SOLEH SAPUTRA dan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru
KABAR meninggalnya salah satu tokoh Riau tersebut sempat diragukan. Karena beberapa hari sebelumnya, juga sempat beredar informasi yang sama, namun ternyata hoaks. Namun setelah pihak keluarga mengkonfirmasi bahwa hal tersebut benar, ucapan dukacita langsung disampaikan banyak pihak kepada keluarga almarhum.
Sejak malam hingga pagi hari, kediaman almarhum di Jalan Sungai Mintan I No 4A,
Pekanbaru langsung dipadati pelayat. Para keluarga, tetangga dan tokoh masyarakat Riau juga tampak hadir melayat. Salah satunya Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar. Saat melayat ke rumah duka, Gubri turut mendoakan almarhum serta keluarga yang ditinggalkan.
"Kami sekeluarga dan atas nama pemerintah daerah menyampaikan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Datuk Seri Al azhar. Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Gubri.
Disebutkan Gubri, almarhum adalah seorang budayawan dan figur yang sangat cinta terhadap masyarakat adat. Almarhum juga terus semangat memperjuangkan masyarakat adat dan hutan-hutan adat di Riau.
"Mudah-mudahan kami dapat melanjutkan perjuangan beliau bersama pengurus LAMR yang ada saat ini," ujarnya.
Menurut Gubri, figur seperti almarhum Al azhar tidak banyak ada di Riau. Karena itu pihaknya berharap ada yang menjadi generasi penerusnya.
"Beliau juga menghormati semua budayawan yang ada di Riau. Jiwa nasionalisme juga tinggi, karena itu kami merasa sangat kehilangan tokoh yang bisa merekatkan persatuan masyarakat Riau," sebutnya.
Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution juga turut melepas jenazah almarhum Datuk Seri Al azhar dari rumahnya menuju Balai Adat LAMR. Saat melepas jenazah, Wagubri juga mengucapkan belasungkawa dan duka cita dari masyarakat Riau dan jajaran Pemprov Riau. Menurutnya, almarhum merupakan sosok pejuang yang sangat getol dalam memperjuangkan kebudayaan dan keberadaan masyarakat Melayu.
Bahkan dua kali almarhum pernah datang ke rumahnya, untuk mundur sebagai ketua LAM Riau karena merasa tidak mampu memperjuangkan tugasnya. Namun hingga akhir hayatnya almarhum masih terus berjuang dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan merangkul seluruh pihak untuk bersama-sama melestarikan kebudayaan melayu di Riau ini.
"Kami berdoa semoga almarhum diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ikhlasan menjalani cobaan ini," ucapnya.
Dikatakan Wagubri, dua hari lalu sebelum almarhum melakukan operasi pengangkatan batu empedu, dirinya mencoba memberikan semangat kepada almarhum. Yakni dengan menceritakan proses operasi pengangkatan batu empedu yang ia rasakan sebelumnya.
"Saya berikan semangat kepada almarhum dan kebesaran hati melalui Kadis Pariwisata Riau Yose Rizal. Namun Allah berkehendak lain, Allah lebih sayang dengan abang kita ini untuk kembali ke sisi-Nya," ujarnya
Jenazah Datuk Seri Al azhar sebelum disalatkan di Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau terlebih dulu disemayamkan di Balai Adat LAMR di Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Prosesi tersebut dilakukan sebagai penghormatan terakhir bagi almarhum yang sehari-hari juga menjabat sebagai Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR. Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar saat prosesi pelepasan mengatakan, Datuk Seri Al azhar telah berkhidmat LAMR selama 24 tahun. Balai Adat adalah tempat keseharian almarhum.
"Telah banyak amanah dan nasihat yang beliau sampaikan. Marilah kita lepas keberangkatan almarhum dengan rasa ikhlas," ajaknya.
Dalam kesempatan tersebut, Syahril juga mengajak seluruh pengurus LAMR untuk melanjutkan perjuangan almarhum. Hal tersebut agar masyarakat Riau tidak menjadi penonton di negerinya sendiri.
"Datuk seri Al azhar telah memperjuangkan marwah Melayu, kami semua datuk-datuk di sini dari kabupaten/kota, kami akan melanjutkan perjuanganmu Datuk," sebutnya.
Setelah disemayamkan, jenazah Al azhar kemudian dibawa ke Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau untuk disalatkan. Beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Riau seperti Wakil Gubernur Riau Edy Natar, Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI M Syech Ismed, para anggota DPRD Riau, Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Ketua DPRD Pekanbaru Hamdani dan beberapa tokoh lainnya juga ikut menyalatkan.
Selain para pejabat tersebut, ratusan jamaah Masjid Raya An-Nur juga ikut melaksanakan salat jenazah yang diimami langsung anak almarhum, Irvan. Setelah disalatkan, jenazah kemudian dibawa ke tempat pemakaman di Jalan Air Dingin.
Perwakilan keluarga, Alang Rizal usai prosesi pemakaman mengatakan, Al azhar di mata keluarga adalah sosok yang inspiratif bagi adik-adiknya. Kemudian almarhun juga terkenal keras dalam mendidik adik-adiknya. Keras bukan dalam hal menghalangi apa yang ingin dicapai saudaranya, namun lebih kepada agar semuanya berjalan dengan baik.
"Beliau berpesan jangan pegang-pegang bara dan jika terasa panas dilepaskan, tapi lakukanlah apa yang sesuai keinginan asal itu sesuatu yang baik," ujarnya.
Di lingkungan keluarga dan kampung, sosok Al azhar adalah orang yang pertama kali mengenyam pendidikan keluar kampung. Karena itu ia menjadi panutan untuk mengutamakan soal pendidikan.
"Hal-hal tersebut yang membuat kami berkesan hingga saat ini," katanya.
Diceritakan Alang, beberapa hari sebelum sakit dan terbaring di rumah sakit, almarhum juga masih sempat bercerita tentang perjuangan masyarakat adat agar tetap bisa mendapatkan pekerjaan.
"Jadi dua hari sebelum sakit, beliau masih sempat bercerita dengan saya tentang perjuangan masyarakat adat. Saya menyimpulkan itu pesan bagi rekan seperjuangannya untuk terus melanjutkan perjuangan," ujarnya.***