"Akhirnya Kami Tahu, Adik Kami Masih Hidup"

Feature | Kamis, 14 Juni 2012 - 10:36 WIB

"Akhirnya Kami Tahu, Adik Kami Masih Hidup"
Neneng Sri Wahyuni mengenakan jilbab digiring petugas menuju Gedung KPK setelah ditangkap di rumahnya kawasan Pejanten, Jakarta Selatan, Rabu (13/6/2012). (Foto: ARUNDONO/JPNN)

Sempat menjadi buronan Interpol, akhirnya Neneng Sri Wahyuni istri dari terdakwa dalam kasus suap Wisma Atlet SEA Games, M Nazaruddin tertangkap di Jakarta. Penangkapan Neneng oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disambut gembira oleh keluarga.

Laporan DIDIK HERWANTO, Pekanbaru

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

KABAR mengenai ditangkapnya Neneng Sriwahyuni Buronan kasus korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) oleh KPK sudah terdengar di telinga keluarga besarnya di Pekanbaru.

Kemarin saat Riau Pos menyambangi rumahnya yang terletak di Jalan Amal RT 3, RW 4 Kelurahan Kampung Tengah, Sukajadi, Pekanbaru, rumah neneng terlihat ramai. Nurman Efendy (43) kakak kandung Neneng yang menemui Riau Pos mengungkapkan, keluarga sudah mengetahui lewat media masa mengenai berita penangkapan Neneng.

‘’Sebenarnya hari ini adalah hari bahagia kami, karena akhirnya kami tahu adik kami yang paling bungsu ini masih hidup,’’ tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Menurut Nurman selama ini keluarga tidak dapat berkomunikasi dengan Neneng sejak ditetapkan menjadi buronan KPK. Mereka sama sekali tidak mengetahui dimana Neneng berada. Kondisi ini diakui Nurman membuat seluruh keluarga sangat khawatir dengan keselamatan adiknya itu.

Di mata keluarga, Neneng sendiri dikenal sebagai seorang anak yang mandiri. Nurman yang menjadi wali pernikahan Neneng dengan M Nazarudin pada 2007 lalu menuturkan, kesehariannya Neneng tidak pernah manja layaknya anak bungsu. Terlebih saat ia kuliah di Persada Bunda, hampir seluruh biaya kuliahnya ditanggung sendiri oleh Neneng.

‘’Kami kakak-kakaknya hanya bantu sedikit-sedikit, selebihnya Neneng yang membiayai kuliahnya sendiri, dari kecil anaknya memang mandiri,’’ kenangnya.

Bagi Nurman keluarga pasrah terhadap seluruh proses hukum yang akan ditimpakan terhadap adik bungsunya itu. Keluarga juga tidak mau berspekulasi apakah Neneng bersalah atau tidak. Pihak keluarga melimpahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib.

‘’Kalau memang adik kami bersalah selahkan dihukum sesuai peraturan yang berlaku,’’ ujarnya.

Lebih lanjut Nurman menjelaskan, meski rasa rindu keluarga teramat sangat dengan Neneng, tapi pihak keluarga dalam waktu dekat ini masih belum berniat menjenguk Neneng di Jakarta. Mereka masih akan berembuk dengan keluarga besar lainnya.

‘’Kami keluarga besar hanya berpesan kepada Neneng, hadapi dan tegarkan Jiwamu,’’ pesan Nurman.

Meskipun tidak mau bersepekulasi terhadap posisi adiknya itu bersalah atau tidak, namun bagi Nurman harta kekayaan yang dimiliki adiknya itu 80 persen sudah dimilikinya sejak di Pekanbaru. Jadi jika kekayaannya sekarang dihubung-hubungkan dengan korupsi suaminya yang duduk menjadi anggota DPR menurutnya tidak masuk akal. Karena sejak di Pekanbaru usaha Neneng dan suaminya itu sudah besar.

‘’Saya tahu persis bagaimana suksesnya usaha mereka, bahkan perusahaannya di Jakarta gedungnya sama dengan gedung Surya Dumai itu,’’ tuturnya.  

Nurmaini (70), ibu kandung Neneng sendiri tidak dapat ditemui. Nurman meminta agar informasi dan tanggapan keluarga berkaitan dengan Neneng melalui dirinya saja. ‘’Orangtua kami kondisi kesehatannya tidak baik, jadi melalui saya saja,’’ tambahnya.

Ibu kandung Neneng memang drop kondisi kesehatannya, terlebih saat mengetahui Neneng anak bungsunya ditetapkan menjadi tersangka dan buronan KPK beberapa bulan lalu.

Sementara itu Latif (68) Ketua RT 03 Rw 04 enggan berkomentar banyak mengenai keseharian keluarga Neneng. Ia merasa trauma dimintai keterangan oleh wartawan berkaitan dengan kasus yang menimpa keluarga tersebut.(ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook