MELIHAT DARI DEKAT SORBAN, TONGKAT, TEROMPAH, DAN RAMBUT RASULULLAH

Pekanbaru Berniat Jadi Tempat Pameran Artefak Nabi

Feature | Jumat, 14 April 2023 - 16:27 WIB

Pekanbaru Berniat Jadi Tempat Pameran Artefak Nabi
Ini satu dari puluhan artefak Rasulullah yang dipamerkan di Jakarta. (INTERNET)

BAGIKAN



BACA JUGA


Ke-24 artefak Nabi Muhammad SAW yang dipamerkan di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, telah memiliki sertifikasi keaslian. Hari ini merupakan hari terakhir, tapi penyelenggara sudah berencana menghelat pameran serupa di sejumlah kota lain.

Laporan SAHRUL YUNIZAR, Jakarta


ABDUL Hakim tak henti berdecak kagum. Untuk kali pertama pria 50 tahun tersebut melihat secara langsung benda-benda peninggalan Nabi Muhammad SAW.

"Saya dengar soal pameran ini sejak sepekan sebelumnya. Tapi, baru sempat datang sekarang," kata warga Pinang Rianti, Jakarta Timur, itu kepada Jawa Pos pada Rabu (12/4).

Ada 24 item artefak Nabi Muhammad SAW yang dipamerkan di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, sejak 20 Maret lalu dan diselenggarakan oleh Yayasan Istana Alquran. Seluruhnya berusia ratusan tahun. Di antaranya, serban, tongkat, pedang, terompah, jejak telapak kaki, rambut, jenggot, hingga darah bekam nabi.

Semua artefak tersebut sudah mendapat sertifikasi keaslian dari arkeolog asal negara tetangga, Malaysia. Sebelum dimuseumkan, secara turun-temurun artefak-artefak tersebut diwariskan.

Seluruhnya berasal dari berbagai negara di Timur Tengah. Selain Arab Saudi, beberapa benda istimewa itu berasal dari Yaman, Syria, dan Jordania.

Hakim termasuk yang beruntung masih sempat menyaksikannya Rabu lalu. Sebab, hari ini merupakan hari terakhir pameran tersebut. Tapi, mereka yang dari luar Jakarta tak perlu khawatir. Sebab, sudah ada rencana untuk menghelat pameran serupa di beberapa kota.

"Insya Allah setelah dari Jakarta, sudah ada beberapa permintaan. Yang sudah mau Jawa Barat, kemudian di Sumatera ada Pekanbaru, Riau," beber Ketua Yayasan Istana Alquran Lulu Setiaji kepada Jawa Pos.

Di Masjid Agung At-Tin, puluhan item artefak Rasulullah itu dipamerkan dalam kotak-kotak kaca. Pengunjung yang hingga kemarin datang dari berbagai kota tidak hanya bisa melihat. Mereka juga boleh bertanya berbagai hal mengenai seluruh artefak yang dipamerkan.

Selain itu, mereka bisa mengabadikan momen seperti berfoto dan merekam. "Tadi saya sudah sempat foto beberapa koleksi juga. Ini kan jarang-jarang bisa dapat," ungkap Hakim bahagia.

Penyelenggara pameran hanya meminta supaya foto diambil dengan posisi tidak membelakangi item yang dipamerkan. Bisa diambil dari samping kanan atau kiri. Pengunjung juga diperbolehkan meminta bantuan petugas yang mendampingi untuk mengambil foto atau video.

"Lihat serban Baginda Rasul, luar biasa. Senang sekali bisa datang ke sini," tutur Hakim.

Ini pameran serupa kedua yang dihelat di Masjid Agung At-Tin. Menurut Lulu, lokasi tersebut kembali dipilih lantaran letaknya strategis dan mudah dijangkau masyarakat.

Selain itu, Masjid Agung At-Tin merupakan salah satu destinasi wisata religi populer di Jakarta Timur. Sesuai namanya, masjid tersebut merupakan peninggalan Presiden Soeharto. Dibangun Yayasan Ibu Tien Soeharto, Masjid Agung At-Tin kali pertama digunakan pada 1999.

Memasuki area masjid, nuansa Timur Tengah terasa kental. Salah satu sebabnya adalah deretan pohon palem yang menghiasi masjid tersebut.

Berdiri di atas lahan 80 ribu meter persegi, Masjid Agung At-Tin yang bersebelahan dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memiliki fasilitas parkir yang cukup lega. Itu pula alasan lain mengapa Yayasan Istana Alquran memilih Masjid Agung At-Tin sebagai lokasi penyelenggaraan. Sampai dengan hari terakhir hari ini, penyelenggara memberikan waktu kepada masyarakat untuk berkunjung mulai pukul 10.00 hingga 22.00.

"Memang kami manfaatkan momen bulan puasa ini. Pengunjung bisa datang dari jam sepuluh pagi, ngabuburit, buka puasa, atau bakda Salat Tarawih pun masih bisa," terang Lulu.

Menurut dia, banyak hal yang bisa diambil masyarakat dari pameran tersebut. Termasuk di antaranya sejarah perjuangan Rasulullah.

Serban Rasulullah yang turut dipamerkan dalam pameran tersebut, misalnya. Lulu menyampaikan bahwa serban itu biasa digunakan Rasulullah selama memimpin di Madinah. "Kemudian ada rambut Rasul yang memang melekat di tubuh dan jenggotnya," ujar Lulu.

Karena itu, cara memperlakukan artefak tersebut tidak sembarangan. Ada perawatan khusus yang dilakukan para penjaga benda-benda bersejarah tersebut. "Karena memang barang koleksi museum. Jadi, memang kami harus rawat dengan baik," imbuhnya.

Selain itu, perawatan menjadi penting lantaran pameran artefak Rasulullah diselenggarakan di berbagai tempat. Lokasi pameran berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Yang terpenting bagi kami penyelenggara, masyarakat bisa punya kesempatan untuk melihat dari dekat, menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri, benda-benda peninggalan Rasulullah," kata Lulu.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook