Belum lagi memasuki Kampung Tionghoa Melayu yang menjadi pusat kegiatan kebudayaan masyarakat Tionghoa, mata siapa saja akan ditarik oleh warna serba merah di beberapa ruko di Jalan Juanda, terutama di persimpangan jalan China Town Pekanbaru itu.
Laporan HENDRAWAN, Kota
Berbagai pernah-pernik, aksesori khas Tionghoa tumpah-ruah hingga ke luar ruko. Memasuki pusat lokasi perayaan puncak Imlek 2563 di kota ini, suasana merah menyala langsung menyergap, tak peduli dari lampion, dinding sampai-sampai tiang bangunan di sana pun memerah.
Ini merupakan salah satu indikasi Imlek tahun ini akan lebih meriah dari sebelumnya. Berbagai persiapan nampak digesa oleh Panitia Perayaan Imlek Bersama yang juga berkantor di Jalan Karet itu. Jumat (13/1), sekitar pukul 15.20 WIB petang, beberapa pekerja sudah hampir merampungkan panggung hiburan. Para pekerja ini seakan tidak hirau siapa saja yang melewati jalan yang kebetulan cukup ramai petang itu.
‘’Kita diminta hari ini sudah selesai, karena kabarnya, malam minggu ini sudah mulai. Sebentar lagi juga mau pasang alat-alat musik kayaknya,’’ sebut salah seorang pekerja paling muda yang ada di situ, sambil terus mengayun kuas cat berwarna merah di salah satu tiang panggung. Padahal, seperti disebutkan Panitia Perayaan Imlek Bersama, Toni, perayaan Imlek masih lebih kurang sepekan lagi.
Disebutkan Toni, ada tiga perayaan pada Imlek tahun ini. Pertama detik-detik menyambut Imlek yang akan digelar pada malam 22 Januari, lalu malam ramah tamah pada 26 Januari dan Cap Go Meh seabagai penutup pada 5 Februari mendatang. ‘’Untuk perayaan Imlek sekarang itu baru suasana saja, untuk perayaan Imlek baru mulai 22 Januari,’’ sebut Toni pada Jumat (13/1) petang.
Namun suasana Imlek kuat terasa dari dekorasi jalan ini, seperti salah satu komplek ruko yang dicat ulang dengan warna khas dominan merah yang diselingi warna kuning. Setiap trotoar ruko yang membelakangi Jalan Sudirman itu dipasang keramik baru, sementara itu lampu lampion merah disusun menggantung di setiap gedung. Itu belum termasuk lampion-lampion menyala yang terkena bias cahaya petang itu, yang hampir mengatapi pintu masuk Jalan Karet dari arah Jalan Juanda.
Di sisi lain, Vihara Dharma Loka Pekanbaru yang berada di tengah lokasi, terlihat lebih menggeliat. Tamu secara bergantian datang dan pergi. Seperti pengurus Vihara Henny, di tahun baru ini merupakan masanya berbagi sembako. ‘’Memang Imlek tidak ada sangkut paut dengan agama, murni cara budaya, kita hanya meramaikannya. Tiap tahun kita memang bagi-bagi sembako,’’ kata Henny.
Semarak menyambut Imlek ini juga kuat terasa dari aktivitas jual beli aksesori perayaan Tionghoa. Berbagai pernak-pernik menyala-nyala terlihat dari luar, ada pula yang dibuat menyerupai nenas, belum lagi kertas yang berbagai rupa. Kertas-kertas angpao juga disusun rapi di setiap toko yang Riau Pos singgahi di Juanda.
Perayaan masih kurang lebih sepekan lagi, tapi suasananya sudah kuat terasa, malahan belakang menjelang Imlek 2562 ini panggung hiburan di Kampung Melayu semakin intens digelar setiap malam minggu.***