Meski Siak sudah memiliki Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) yang menghubungkan Mempura dengan Siak dan Jembatan Sultan Abdul Djalil Rachmadsyah, menghubungkan Kampung Sungai Tengah, Kecamatan Sabak Auh dengan Kampung Teluk Masjid, Kecamatan Sungai Apit, namun aktivitas penyeberangan dengan perahu bermotor masih menjanjikan.
Laporan MONANG LUBIS, Siak
SIAK (RIAUPOS.CO) - Ada sejumlah penyeberangan di aliran Sungai Siak, mulai dari ujung Jalan Pipa atau penyeberangan lama Tualang, sampai saat ini masih digunakan.
Demikian juga dengan penyeberangan Benteng Hulu, Kecamatan Mempura menuju Kota Siak, serta penyeberangan Belantik ke Koto Ringin, penyeberangan dari Bungaraya ke Pusako, ada dua penyeberangan.
Ikbal warga Siak yang bekerja di Tualang memilih menggunakan penyeberangan perahu bermotor, daripada harus menyeberangi Jembatan Sultan Syarif Hasyim. “Kalau lewat Jembatan Sultan Syarif Hasyim, saya harus memutar, sementara kalau lewat penyeberangan ini, sebentar saja sudah sampai Pasar Perawang,” kata Ikbal.
Menurutnya tak hanya lebih hemat biaya karena hanya Rp10 ribu untuk sekali menyeberang, tapi juga waktu tempuh juga menjadi penyebab pilihannya menggunakan penyeberangan perahu, di samping keamanan juga tentunya, kalau harus memutar. Apalagi penyeberangan ini 24 jam, atau sampai tengah malam tetap ada.
Sementara untuk penyeberangan Benteng Hulu-Siak, masih tetap ramah juga jarak tempuh menjadi menyebab warga masih memilih perahu penyeberangan.
Seperti Lika, seorang ibu yang setiap hari harus ke Siak karena bekerja, memilih menyeberang dengan perahu, dari pada harus memutar ke Jembatan TASL. Apalagi kadang di kawasan tertib berlalu lintas (KTL), selalu ada razia.
“Kalau saya bersama suami, kami biasanya memutar lewat jembatan. Tapi kalau saya sendiri, biasanya tetap menggunakan perahu penyeberangan,” kata Lika.
Sementara untuk penyeberangan Belantik-Koto Ringin biasanya ramai oleh warga yang pulang pergi ke Pasar Belantik Raya, atau saat ada pasar kaget pada Kamis petang. Amar, yang setiap hari menyeberangkan warga mengatakan, relatif stabil penghasilan di penyeberangan ini. “Sekali menyeberang bisa sampai 50 ribu,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Siak Junaidi sudah mengajak organisasi penyeberangan itu untuk duduk bersama, dan memastikan keamanan dan keselamatan penumpang menjadi prioritas. “Kami meminta penumpang menggunakan jaket keselamatan,” kata Junaidi.
Tidak hanya sampai di situ, pembicaraan mengasuransikan penumpang juga sedang dalam pembahasan. Hal itu dilakukan semuanya untuk kebaikan bersama.***