Enam tahun sudah perhelatan Honda Development Basketball League (DBL) digelar di Riau. Namun hanya tiga pemain Riau yang mampu tembus DBL Indonesia All-Star. Yang terbaru adalah Rioga Deswara dari SMA Cendana Pekanbaru yang kemarin baru saja pulang dari California, Amerika Serikat (AS).
Laporan EDWAR YAMAN, Pekanbaru
SEBELUM Rioga, ada pemain putri Yoana Gustia Rahayu dari SMAN 11 Pekanbaru pada 2008 dan Ravi Zhavary (SMA Cendana Pekanbaru) pada 2010. Ketika Yoana terpilih, saat itu yang mengikuti DBL Camp di DBL Arena Surabaya adalah semua skuad juara, bukan first team atau pemain terbaik di setiap seri. Saat itu pun DBL All-Star dikirim ke Australia di tahun pertama.
Barulah ketika di zaman Ravi pada 2010, DBL Indonesia All-Star dikirim ke Seattle, AS. Setelah itu tidak satu pun pebasket muda Riau yang mampu menembus jajaran atas pebasket muda Indonesia. Paling banter hanya masuk DBL Second Team, yakni Rahayu Katia Lindri (SMA Cendana Duri) pada 2011.
Terpilihnya Rioga masuk DBL All-Star 2013 diraih lewat perjuangan keras. Pasalnya di kesempatan pertama pada 2012, ia gagal masuk first team Riau yang mengikuti DBL Camp ke Surabaya. Ia pun bekerja keras, latihan dan latihan dan meningkatkan skill-nya. Alhasil, pada 2013, selain membawa sekolahnya jadi juara, ia juga terpilih sebagai pemain terbaik yang membuat ia ikut seleksi DBL-All Star di Surabaya.
Di DBL Camp, banyak point guard yang berpostur lebih tinggi, namun lima pelatih asal Australia (Andre Vlahov, Shane Froling, CJ Jackson, Rob Beveridge, dan Mark Heron) lebih memilih Rioga. Meski hanya berpostur 165 cm, ia punya visi dan kecepatan yang disebut mantan pelatih PON Riau, Tjuk Kustanto di atas rata-rata. Dengan kata lain, permainannya bukan level SMA lagi.
‘’Sebuah kebanggaan bagi saya masuk DBL All-Star. Tak pernah terpikirkan sebelumnya bisa ke negeri bintang basket dunia,’’ ungkap Rioga menjawab Riau Pos ketika baru tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim, kemarin.
Ya, setelah sepekan di California, Rioga bersama skuad DBL All-Star 2013 kembali ke tanah air, Senin (11/11) dengan Singapore Airlines dari Bandara Internasional San Francisco. Rombongan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta kemarin pagi. Seluruh pemain pun berpisah, kembali ke kota masing-masing di berbagai penjuru Indonesia.
Rioga yang mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II pukul 15.00 WIB disambut hangat keluarga besarnya. Di antaranya Anton Sutardi (papa) dan sang mama, Diarty serta saudara-saudaranya yang lain. Keluaganya tak kuasa melepas rindu. Satu per satu dipeluknya, mulai dari mama, papa dan saudaranya yang lain. Maklum sudah lebih dua pekan mereka tidak jumpa. Ya, sepekan sebelum berangkat ke Amerika, Rioga menjalani seleksi terakhir dan tampil di ajang DBL International Challenge di Solo.
‘’Alhamdulillah Rioga sudah sampai dengan selamat. Semoga berbagai pengalaman yang didapatnya di Amerika bisa berguna,’’ ujar Diarty saat menyambut kepulangan si bungsu.
Dijelaskan Diarty, untuk menyambut kedatangan Rioga, dia bersama anak-anaknya menyiapkan spanduk khusus yang bertuliskan ‘’Selamat Datang Sang Juara, Rioga Deswara’’ dengan dihiasi foto-foto Rioga ketika bermain di Honda DBL 2013 Riau Series dan DBL International Challenge di Solo.
‘’Bunga ini adalah bukti cinta kasih kami kepada Rioga yang telah mengharumkan nama keluarga dan juga daerah. Kami sangat bangga dengannya,’’ jelas ibu sembilan anak yang bekerja sebagai penata iven (EO) itu.
‘’Saya berharap dengan apa-apa yang telah diraih Rioga, tidak membuatnya besar kepala. Semoga ia tetap seperti Rioga yang dulu rendah hati dan mandiri. Kami mendukungnya berkecimpung di basket, namun pendidikan tetaplah nomor satu,’’ timpal sang papa, Anton.
Rioga sendiri bercerita, selama sepekan di Amerika, banyak pengalaman-pengalaman luar biasa yang didapatnya. Mulai dari ilmu basket dari pelatih basket kelas dunia. Melihat berbagai hal tentang California yang tak pernah diimpikannya sebelumnya. Dan tentu saja bertanding dengan pemain-pemain SMA di sana. Yang tak kalah mengesankan adalah bermain di lapangan basket NBA, Sleep Train Arena, milik Sacramento Kings. Ia adalah orang Riau pertama yang bermain di lapangan itu. Tidak hanya itu, iia juga menyaksian laga NBA antara Sacramento King versus Portland Trail Blazer.
‘’Keren habis. Itu adalah pengalaman yang tak terlupakan. Kunjungan ke Amerika ini sangat berguna bagi saya. Saya jadi belajar banyak, termasuk belajar kembali dasar-dasar basket yang benar. Itu akan saya manfaatkan. Saya bisa merasakan hal itu tentu saja berkat DBL dan Riau Pos. Terima kasih DBL, terima kasih Riau Pos,’’ ujar pengagum Jason Williams, Jason Kidd dan Tony Parker itu.
Yang paling terasa menyedihkan bagi Rioga adalah, perpisahan dengan rekan-rekan DBL All-Start yang lain. ‘’Ada sedihnya harus berpisah dengan rekan-rekan yang lain. Kami sudah seperti saudara. Semoga suatu saat kami bisa ketemu lagi. Senangnya saya kini sudah bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan keluarga,’’ ungkap point guard bertinggi 165 cm itu.
Di sisi lain, selama meninggalkan sekolah lebih dari dua pekan, tentu banyak pelajaran yang tak diikuti Rioga. Oleh sebab itu dia berusaha mengejar ketertinggalan. ‘’Besok (hari ini, red) saya sudah masuk sekolah lagi, sudah rindu juga dengan teman-teman di sekolah,’’ ungkap Rioga mengakhiri.***