Dengan memakai busana Melayu yang dipadukan dengan kain songket dan tanjak di kepala, sebanyak 50 orang anak yang mengikuti khitanan massal di Desa Kebun Durian, Kecamatan Gunung Sahilan tampil bak seorang raja kecil.
Laporan MUSLIM NURDIN, Gunung Sahilan
SABTU (8/7) pagi, puluhan orang anak yang menjadi peserta sunatan massal dikumpulkan di lokasi kegiatan, di Pos Yandu Kasih Ibu, Dusun II Sungai Dongku, Desa Kebun Durian, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.
Sebelum prosesi khitanan massal dilaksanakan, puluhan orang anak yang berasal dari lima desa (Kebun Durian, Sungai Lipai, Gunung Sahilan, Sahilan Darussalam dan Subarak) terlebih dahulu di arak ke tepian Sungai Sempilik untuk mandi bersama, yang berjarak kurang lebih 150 meter dari lokasi kegiatan.
Mereka di arak berjalan kaki dengan diiringi gendang dubano (alat musik tradisional yang terbuat dari kulit sapi). Mereka juga turut didampingi orang tua, ninik mamak (paman), tokoh masyarakat, alim ulama, para kepala desa, camat Gunung Sahilan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Kebun Durian.
Dari tepian Sungai Sempilik, setiap anak yang sudah menyelesaikan prosesi mandi akan dipasangkan kain sarung oleh mamak (paman) masing-masing dan digendong menuju ke tempat sunat massal. Setiap orang tua yang anaknya akan di khitan pada hari itu juga diharuskan untuk membawa satu ekor ayam jantan. Ayam ini akan dipotong pada saat sang anak selesai di khitan.
Tradisi pemotongan ayam ini sebagai simbol bahwa apabila ayam yang sudah dipotong itu berlari jauh dari lokasi tempat penyembelihan dan mati, maka berdasarkan kepercayaan para tetua terdahulu, besar kemungkinan nantinya anak tersebut akan meninggal dunia di rantau orang, tapi bagi ayam nya yang dipotong berlari dari tempat pemotongan dan kembali lagi, maka dipercaya anak tersebut akan meninggal dunia di kampung halamannya.
Kegiatan khitanan massal ini merupakan program Corporate Social Responsibiliry (CSR) PT Karya Indorata Persada (KIP) yang bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kebun Durian, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.
Kepala Desa Kebun Durian H Arizal SAp MSi sekaligus ketua panitia kegiatan dalam sambutannya mengatakan, bahwa khitanan massal ini adalah program rutin dari perusahaan dalam menyalurkan bantuan CSR kepada masyarakat.
“Terima kasih kepada PT KIP yang sudah melaksanakan kegiatan khitanan massal ini. Kami mendoakan semoga PT KIP dapat terus berkembang dalam menjalankan usahanya di Desa Kebun Durian, agar kegiatan CSR seperti ini dapat terus terlaksana setiap tahunnya,” ungkap Aprizal.
Sementara Camat Gunung Sahilan H Musnaini MSi dalam kesempatannya tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT KIP yang sudah berperan aktif memberikan kepedulian kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Gunung Sahilan, khususnya di Desa Kebun Durian.
“Saya atas nama pemerintah mengapresiasi kegiatan yang dilakukan perusahaan. Selama ini perusahaan terus menerus memberikan bantuan CSR dalam berbagai bentuk dalam memberikan bantuan sosial kepada masyarakat di Kecamatan Gunung Sahilan,” ucapnya.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Kebun Durian H Ramadhan J ( Dt Rajo Bandaro ) di kesempatan yang sama juga berharap semoga dengan adanya PT KIP di wilayah Desa kebun Durian dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan PT KIP dapat terus berbagi, bukan hanya dalam bentuk kegiatan sunatan massal, tapi banyak kegiatan-kegiatan kemasyarakat lainnya yang selalu dibantu oleh pihak PT KIP.
“Kami selaku tokoh masyarakat mengucapkan terima kasih atas partisipasi PT KIP selama ini, dalam membantu sejumlah kegiatan yang ada di wilayah Desa Kebun Durian,” ujar Ramadhan.
Sementara itu, Manager PT KIP Abdul Rahman Batubara mengatakan, bahwa kegiatan khitanan massal ini merupakan agenda tahunan yang menjadi tanggung jawab dari perusahaan lewat program CRS, dan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian PT KIP kepada masyarakat sekitar.
Abdul Rahman menjelaskan, kegiatan ini tidak hanya untuk masyarakat Desa Kebun Durian, namun juga kepada desa-desa lain yang berada di Kecamatan Gunung Sahilan. “Penyaluran CSR ini diharapkan dapat membantu pemerintahaan desa dan dapat dirasakan oleh masyarakat,” harapnya.***